Semenjak pulang dari Jambore, sikap Catherine padaku berubah drastis, dia sering marah padaku tanpa sebab yang ku tahu. Dia sering berkata kasar padaku. Bahkan Reyna pun dibuat bingung oleh sikapnya.
"Catherine... Mana cincin lo?" tanya Reyna dengan menarik tangan Catherine, saat akan berbaris di lapangan untuk Upacara hari senin.
"Cincin apa?" tanyanya ketus.
"Persahabatan kita!" jawab Reyna.
"Udah gua buang......" balasnya datar.
"Loh kok, ini gak lucu...mana cincinnya?" tanya Reyna lagi.
"Udah gua buang, lo gak denger. Sekarang pikir buat apa gua pake cincin persahabatan itu, sedangkan gue sendiri gak di akui sebagai sahabat" bentak Catherine lalu pergi meninggalkan Reyna.
Sementara Upacara dilangsungkan, aku tak melihat tanda-tanda adanya boyband. Baik Kevin, Alex, Will, Beno dan Dika tak ada di barisan manapun. Aku hanya bisa menduga kalau mereka telat masuk.
Yang benar saja ternyata dugaan ku benar. Setelah upacara selesai saat siswa-siswi masuk ke kelas masing-masing. Aku melihat 5 cowok itu sedang diceramahi oleh guru piket.
"Carr gua gak bisa istirahat bareng lo. Soalnya gua ada rapat, sendiri gak papa kan??" kata Reyna.
"Iya gak papa." jawabku dengan tersenyum.
Aku mulai pergi bergegas ke Kantin. Hari ini Ana tidak masuk karena sakit. Sebenarnya sih aku enggan untuk berjalan ke kantin, tapi perut udah keroncongan ingin di isi.
"Catherine...haii" aku melambaikan tangan pada Catherine yang terlihat duduk bersama Kevin.
Aku pun menghampiri....saat itulah Catherine menyambutku dengan tatapan benci, entah apa yang salah. Dia langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Kenapa? Lo mau ke mana?" tanya Kevin saat melihat Catherine berdiri tiba-tiba."Ya pergilah, gua gak mau jadi pengganggu hubungan kalian" ujar Catherine.
"Eh lo kenapa sih? hubungan apaan? Dari kemaren lo sewot terus, kalau ada masalah omong baik-baik bisa kan?"tukasku dengan nada meninggi.
"Masalah ini udah gak bisa di omongin baik-baik" balas Catherine dengan menatapku tajam.
"Catherine duduk!" suruh Kevin, tapi Catherine mengacuhkannya.
"Lo ada hubungan apa sama dia? Jawab yang jujur" tanya Catherine pada Kevin tiba-tiba.
"Temenlah, apa lagi."jawab Kevin cepat.
"Kevin jawab yang jujur!" pinta Catherine.
"Gua udah jujur, lo selalu tanya pertanyaan yang sama seminggu ini. Bosen tau gak gua. Kalau lu masih gak percaya okelah kita putus." lanjut Kevin.
"Dih kok gitu sih, gua gak mau putus" pekik Catherine.
"Dasar suatu hubungan adalah Kepercayaan. Buat apa gua ngejalin hubungan dengan orang yang gak percaya sama gue" cletuk Kevin sebelum pergi.
"Ini semua gara-gara lo, gua benci sama lo." geram Catherine padaku.Semua orang di kantin melihat pertengkaran kami, aku tak peduli mereka menganggap ku seperti apa, aku tak peduli mereka menilaiku seperti apa.
Hanya ada kesedihan di hati ini, hari ini aku kehilangan seorang sahabat.
Kesimpulan nya persahabatan ku sedang diuji. Dan hari ini pula persahabatan itu tak sanggup menahan dan akhirnya pun berakhir.
******
Pukul 01:30 aku pulang, keadaan rumah tak seperti biasanya. Pintu yang mengarah keluar terbuka luas. Aku semakin khawatir saja, kukira ada maling.
Perlahan.... aku mulai masuk ke dalam rumah, alangkah terkejutnya aku saat mendengar papa dan mama sedang bertengkar di ruang tamu, akupun memilih berbalik dan melangkah keluar lagi.
Ku putuskan duduk diam mendengarkan adu mulut mama dan papa dari luar.
Beginilah sekiranya perdebatan mereka :
Mama : "Tega sekali papa selingkuhin mama, kurang apa mama selama ini?"
Papa : "papa gak selingkuh, mama jangan nuduh yang enggak-enggak. Itu hanya rekan kerja biasa"
Mama : "mama gak percaya, mama liat dengan mata kepala mama sendiri. Kalau papa jalan sama wanita lain di mall biasa mama belanja, sambil pegangan tangan lagi"
Mama : "jawab yang jujur, siapa wanita itu?".
Papa : "dia cuma sekretaris papa"
Mama : "oh ya, cuma sekretaris?! Kalau papa gak jujur lebih baik kita cerai saja"
Papa : "cerai? Oke terserah kamu kita akan cerai!"
Setelah itu mama dan papa pergi dengan mobilnya masing-masing, mereka tak memperdulikan ku yang sedari tadi duduk di bangku teras. Sekian lama mereka tidak bertengkar, hari inipun bertengkar juga. Pertengkaran yang akhirnya membawa mereka pada penceraian.
Mereka tak memikirkan ku sebelum mengambil keputusan untuk bercerai. Mereka tak peduli atau benar-benar lupa pada ku. Aku terisak tangis di kamar seorang diri. Bibi yang biasa ada di dapur kemarin ijin 1 minggu pulang kampung. Aku benar-benar sendiri.
Entah kapan keduanya akan pulang. Aku berusaha untuk tegar, perlahan orang yang ku sayangi kini menghilang.
Membina suatu hubungan memang lah bukan perkara yang mudah. Ketika kepercayaan sudah dirusak, kemungkinan hancur pada hubungan bisa terjadi.
Aku belajar hal itu hari ini. Sulit mendapatkannya tapi mudah merusaknya.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Thanks yang udah Vommet... Nantikan kelanjutannya ya.
Dagh..dagh.. Sampe ketemu lagi ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar dalam Mimpi
أدب المراهقينKisah mereka berawal dari permainan kejujuran atau tantangan, yang lebih dikenal dengan istilah T..O...D... Karena permainan ini seorang gadis introvert dan cowok dingin dipertemukan pada malam tahun baru. Panggilan apa yang cocok untuk seorang cowo...