Pagi-pagi sekali alias subuhlah aku sudah disibukkan dengan membalas Chat dari Catherine, mau gak di baca takut penting, mau gak bales takut dia nungguin jawabannya. Serba salahkan?
Carr, gimana? kasih
saran donk!Lo pasti taulah
saran gue apa?Terima?
Yoi
Tapi gue takut.
Kayak cewek yang
lain cuma buat mainan
doang, kalau bosan
di buang.Bener juga lo
Gimana woyy?
Terserah lo! Elo yang
ditembak, lagian lo
juga sukakan sama
dia? So, manfaatin
kesempatan cuyTapi takut...
Lo bakal aman kok sama
dia. Dulu dia playboy loh, tapi
Sekarang ini dia berubah.Maksudnya?
Dikoma dulu lah gue
mau mandi, habis itu
sekolah.Oh, oke
******
Cuaca yang tidak mendukung untuk tetap sekolah. Hujan deras mengguyur daerah sekitar, kurasa termasuk sekolah juga. Alasan apa yang paling pas untuk tidak masuk sekolah, ku pikir faktor cuaca adalah yang paling pas.
"Uhuiii... Manfaatin kesepatan" teriakku girang.
Tiba-tiba hpku berdering, itu adalah panggilan dari Kevin. Tidak menunggu lama lagi aku langsung menggeser icon berwarna hijau."Assalamualikum....." ucap Kevin.
"Waalaikumsalam" balaku.
"Tumben lo ucap salam?" lanjutku.
"Heeee, tahap perubahan nih. Hargain dong"cletuknya, memang saat ini Kevin di masukkan ibunya ke dalam suatu majelis. Di Sana dia belajar lebih mendekat kepada agama.
"Mau dihargain berapa mass?" candaku.
"Kagak di jual mbaaa?" jawabnya dengan tertawa kecil.
Dan kami pun berbicara di telephone sampai lupa waktu, hingga akhirnya aku yang memutuskannya duluan, karena ingin pergi berjalan-jalan keluar menikmati kesejukan angin yang datang bersamaan rintik hujan yang turun.
"Sejuk sekali....." tuturku di bawah payung plastik. Saat melintas di jalan, mataku tertuju pada taman indah yang di penuhi bunga warna-warni, walaupun tak tahu itu bunga apa. Sepertinya menarik.
Karena jalan tampak sepi, aku menyebrang dengan santai tanpa menghiraukan motor yang akan lewat. Alhasil aku tersrempet motor sampai terjatuh, badanku kotor terkena air hujan yang bercampur dengan tanah.
"Sial..." aku berteriak kesal sambil membersihkan sedikit kotoran di wajahku.
"Butuh bantuan??" Ucap lelaki itu dengan menjulurkan tangannya padaku.
Ya...!!! Lelaki itu..... Will.
Aku tersenyum dan menggapai tangannya. Jantungku terus berdebar dengan kencangnya, entahlah... perasaan Yang aneh bergejolak, berbunga-bunga...seneng gak karuan tiba-tiba muncul setiap saat melihatnya peduli padaku.
"Sakit ya? Bisa jalan?" tanya Will.
"Gak terlalu sakit sih. Bisa jalan kok" jawabku dengan melihat dengkulku yang lecet.
"Lu mau kemana, Carr?"
"Pulang"
"Bener bisa jalan?" tanya nya lagi.
"I.. Ya bisa" jawabku, meski sebenernya susah kaki ku di gerakkan apalagi untuk jalan.
"Gua gak percaya, yuk gua bantu"
Tiba-tiba Will menggapai tanganku Dan menaruhnya ke pundaknya. Dia memapahku sampai ke Apartemen, tempat di mana aku tinggal.
"Lain kali kalau jalan lihat kanan-kiri, jangan langsung nyelonong" tuturnya peduli sambil menatapku intens, di depan pintu kamar apartemen.
"I love you" ujarku pelan, aku tak sadar telah mengatakannya. Sepertinya aku sedang kasmaran.
"A-apa?? Lu ngomong apa barusan" tanya Will, membuatku kagok ketakutan.
"Ah... Enggak-enggak gua gak ngomong apa-apa kok. Udah ya" reflek, tak ingin dia tau aku langsung menutup pintunya. Dan menyuruhnya pergi.
"Oke, bye...selamat istirahat. Btw.. Gua denger Lo ngomong apa tadi. Santai ae....gak perlu malu" tutur Will dari balik pintu.
"Oh ya, ini ada bunga buat lu. Gua selipin depan pintu"lanjutnya. Membuatku tambah kesengsem. Ingin berteriak girang.
"Wahhh....dapet bunga dari dia. Gua mimpi gak ya. Ini beneran"cerocosku setelah melihat ada bunga yang di selipkan.
Dia benar-bener membuatku dimabuk cinta 😂😍.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar dalam Mimpi
Teen FictionKisah mereka berawal dari permainan kejujuran atau tantangan, yang lebih dikenal dengan istilah T..O...D... Karena permainan ini seorang gadis introvert dan cowok dingin dipertemukan pada malam tahun baru. Panggilan apa yang cocok untuk seorang cowo...