The Secret

1.5K 144 12
                                    

"Sooyeonnie... berjanjilah kepadaku jika kau akan segera sembuh", Taeyeon menggenggam kedua tangan Jessica. Jessica hanya melihat Taeyeon. Kejadian beberapa hari yang lalu membuat Taeyeon benar-benar khawatir.

Taeyeon POV

Aku menggenggam erat tangannya sambil melihatnya. Aku benar-benar khawatir padanya sejak beberapa hari yang lalu. Tapi bukan berarti selama ini aku tidak khawatir. Ia tak memberiku jawaban, ia hanya diam. Itu membuatku semakin khawatir, dia tidak memberiku jawaban yang pasti.

Tuhan... ku mohon... hilangkan semua penyakit yang ada pada tubuhnya. Aku benar-benar tidak tega melihat keadaannya yang seperti ini. Aku kembali mengecup punggung tangannya. "Sooyeon....", aku berhenti memanggilnya saat ia tiba-tiba memanggil namaku dengan lemah.

"Tae...", aku melihatnya dengan serius. "Sa-ra-ng-hae...", aku mendengar ucapannya yang sangat pelan. "Nado saranghae...", aku membalasnya dengan cepat berusaha memberitahunya bahwa aku masih mencintainya, sangat mencintainya. Aku tau kepergiannya dulu bukan keinginannya. Dan alasan-alasan konyol itu... dia mengarang semua cerita itu... cerita yang sangat-sangat menyakitkan.

Aku melihat dia tersenyum pelan. Aku benar-benar merindukan senyuman dan tawanya. Malaikatku ini benar-benar sangat cantik dulu. Dia begitu sempurna. Saat aku melihat senyumannya aku kembali teringat pada kehidupan kami di masa lalu.

FLASHBACK

Aku mendengar sebuah gerutuan yang berasal dari depanku. Aku berjalan mengendap-endap agar orang di depanku ini tidak melihatku. "Sooyeon!", dia terkejut dan melihat ke belakang. Sooyeon melihatku dengan kesal. Entah karena sudah menungguku lama atau karena aku mengejutkannya tadi.

Itu semua terjadi saat aku ke sini tapi aku terlambat juga tidak kuhendaki. Kami sudah berjanji untuk bertemu di Taman kota pada pukul 8.00, tapi aku sedikit terlambat karena light traffic itu.

"Dari mana saja kau?!", aku melihatnya dengan menahan tawaku. Dia berdiri bersendekap dan menatapku malas. "Mianhae... Sooyeonnie... tadi aku terjebak light traffic", benar, tadi aku memang terjebak light traffic sialan itu yang membuatku kehilangan waktuku yang berharga. Belum lagi aku harus membeli sesuatu saat dalam perjalanan tadi.

"Huhhh...", dia membalikkan tubuhnya membelakangiku. "Sooyeonnie jangan marah...", aku berusaha merayunya. "Aku tadi terlambat juga karena membeli ini", aku mengeluarkan sesuatu dari saku jaketku.

Dia membulatkan matanya ketika melihat apa yang ku bawa. "T-Tae.. kau?", aku membuka sebuah kotak kecil yang aku bawa. Aku tersenyum dan mengangguk. "Ini adalah hasil dari kerja kerasku selama ini. Ini spesial untukmu"

Jessica menutup mulutnya dan melihatku tak percaya. Ini adalah sebuah kalung yang pernah Jessica minta dulu. Walaupun dia berbicara dengan bercanda tapi aku tahu dia sangat menginginkan kalung ini. Kalung ini memang bisa dibilang tidaklah murah apalagi jika diukur dengan pekerjaanku sekarang yang hanya menjadi pelayan cafe paruh waktu. Yeah... kami masih kuliah.

"Taengoo pada waktu itu aku cuma bercanda, aku tidak serius. Kenapa kau melakukan ini?", aku tersenyum. "Tidak. Aku tau Sooyeonnie... kau sangat menyukai kalung ini. Aku sangat berusaha untuk memberikan kalung ini padamu", dia masih menatapku tak percaya.

"Sini, aku pakaikan pada lehermu yang indah itu", dia masih diam. Aku berjalan ke belakang tubuhnya. Aku membuka pengait kalung itu dan memakaikannya pada leher jenjangnya. Aku merapikan rambutnya kembali. Aku berjalan di depannya

"Yeppuda...", aku menarik kedua sudut bibirku ketika melihat kalung itu bertengger di leher jenjangnya. Benar-benar sangat cantik gadisku ini. Sooyeon melihatku dengan ragu. "Gomawo Taengoo...", dia tiba-tiba memelukku dengan erat. Aku membalas pelukannya tak kalah erat.

If You Know Why [19+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang