Waktu terus berputar dan mengharuskan Ravian dan Bintang kembali. Di dalam mobil Ravian, tidak ada percakapan sepatah kata pun, semuanya hening.
"Bi, mau aku antar pulang ke rumah, atau ke rumah Nada lagi?" Tanya Ravian memecahkan keheningan.
"Rumah Nada ajah."
Suasana hening kembali, begitu juga dengan jalan raya yang gelap dan juga sepi hanya beberapa lampu jalan yang dapat menerangi. Hingga mobil Ravian pun sampai di depan gerbang rumah Nada, dan Bintang langsung turun dan berencana untuk masuk.
"Tunggu!" Cegah Ravian.
"Kenapa?"
Ravian berjalan menghampiri Bintang dan menggenggam tangannya lembut. "Aku masih mau liatin wajah kamu, sebentar aja."
"Apaan sih, udah sana pulang." Ucap Bintang tersipu malu.
"Okeh, besok aku jemput yah. Kita berangkat bareng."
"Gak usah, aku bakal berangkat bareng sama mereka. Besoknya lagi aja yah, gak apa-apa kan?"
"Yaudah iya deh, kalau gitu aku pulang yah."
"Iyah bye-bye." Ucap Bintang seraya melambaikan tangannya.
Setelah ia memastikan mobil Ravian benar-benar sudah menjauh dari area rumah Nada, ia pun masuk dengan senyum yang terus saja merekah. Ia pun membuka pintu rumah Nada dengan kunci rumah yang sudah Nada berikan padanya. Tanpa disangka baru beberapa langkah Bintang memasuki ruangan, tenyata ke-tiga sahabat nya itu sudah menunggu dirinya dengan tatapan yang ingin meng-interogasi orang.
"Gimana tuh kencana nya malam ini?" Tanya Shilla menggoda.
"Pasti berhasil lah ya." Tambah Naura.
"Emm... Aku sama Ravian, udah jadian." Jelas Bintang malu-malu.
"Seriusan!!! Ahhhh bahagia banget gue, akhirnya sahabat gue pacaran juga sama muka tembok." Heboh Shilla.
"Gak nyangka gue, kalo manusia kutub bisa nembak juga." Tambah Naura dengan tertawa jail nya.
"Mau sedingin apapun sih Ravian, yang namanya es batu pasti bakal cair juga, kalau ada yang mencoba memanaskan dia, ye gak." Tambah Nada.
"Tumben lu." Ucap Shilla.
Namun Bintang yang tadinya malu-malu, sekarang jadi sedikit kesal dengan semua respon sahabat nya itu. Sebenernya bukan karena ucapan mereka, tapi lebih ke panggilan mereka untuk Ravian, dulu Bintang setuju saja saat sahabatnya memanggil Ravian seperti itu. Namun, sekarang ia merasa kesal ada yang memanggil Ravian seperti itu, ia pun memperhatikan ke-tiga sahabat nya yang sedang tertawa bahagia sedangkan ia merasa kesal.
"Bintang kenapa wajah, Lo? Ko kaya orang kesel gitu?" Tanya Shilla.
"Kalian tuh ya!"
"Kenapa kita?" Tanya Naura, seraya melirik ke Nada dan Shilla.
"Namanya itu Ravian, bukan muka tembok! Bukan manusia kutub! Ataupun es batu, setelah ini kalian mau panggil dia apa lagi?" Jelas Bahwa kesal.
Nada pun merangkul bahu Bintang "Oh... Jadi sahabat gue ini kesel, karena pacarnya di bilang kaya gitu. Cieee kesel." Ledek Nada
Bintang pun hanya menunduk kan kepala nya karena malu, sahabat nya itu suka sekali menggoda nya.
"Perasaan dulu Lo biasa aja, Bi. Kalau kita panggil Ravian kaya gitu." Timpal Naura.
"Udah ah." Ucap Bintang malu.
"Cie malu nih Yee." Goda Shilla.
Bintang semakin malu sejadi-jadinya, malam ini bukan hanya dibuat bahagia oleh Ravian namun ia juga di buat bahagia oleh sahabatnya.
"Hadduh Bintang, Lo enak banget sih! Kapan ya sih Rayhan nembak gue juga." Curhat Naura.
"Nau! Lo sadar? Lo suka sama sih kentut kuda." Ledek Shilla.
"Siapa yang Lo panggil kentut kuda hah! Daripada Lo, suka sama kutu buku."
"Lebih baik gue dong! Ketahuan anak nya pinter, Yee." Ucap Shilla sembari menjulurkan lidahnya meledek.
"Heh malah debat lagi berdua, gue yang suka sama Daniel biasa aja tuh, gak heboh kayak kalian." Ucap Nada keceplosan.
"Lo bisa suka sama cowok, Nad?" Tanya Naura.
"Emang Lo pikir gue bukan cewek gitu, yang gak bisa suka sama cowok!"
Bintang yang berada di sampingnya pun menyenggol pundak Nada "Cie Nada, ternyata selama ini mengangumi sih Daniel yah."
"Hadduh apaan sih kalian, kenapa jadi gue yang di godain? Kan kita lagi godain Bintang." Ucap Nada malu.
"Sumpah Nad! Gak nyangka gue, ciee Nada suka sama Daniel!" Goda Shilla.
"Cieee." timpal Naura.
Nada yang merasa malu akhirnya memilih berjalan untuk naik ke atas dan masuk kamarnya, namun sahabatnya itu mengikuti mereka sambil menarik-narik baju Nada. Nada pun merasa kesal, dan hanya diam tak merespon tingkah mereka itu.
"Nad, kasih tau dong gimana awal mula, Lo suka sama Daniel." Ucap Naura penasaran.
"Iya kasih tau dong!" Tambah Shilla.
"Gak!"
Nada pun mempercepat langkah nya dan tetap diikuti mereka dari belakang, hingga mereka masuk ke kamar dan saling menggoda satu sama lain dan saling tertawa. Malam itu adalah malam yang memiliki double kebahagiaan, di mana Bintang yang baru saja mendapatkan pujaan hati nya, dan ternyata sahabat-sahabat nya pun juga memiliki seseorang spesial dalam hati mereka masing-masing. Tak pernah terlintas dalam benak mereka berempat akan seperti apa mereka di masa depan, tapi mereka tak memperdulikan itu karena yang penting adalah masa sekarang. Bagi mereka masa sekarang adalah hal yang harus di perhatikan, dimana kita masih bisa saling bersama, bercanda, dan tertawa. Seperti itu lah persahabatan mereka, tidak memikirkan masa depan, yang ada di depan mata mereka sekarang itulah yang akan mereka pikirkan dan akan mereka perjuangkan.
🍁🍁🍁
Masih fresh dan belum ada, konflik. Tunggu saja part selanjutnya.
See you
16-04-2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Love Story
Teen FictionBy cover ( @syifauliaptr)😊 @IsdianatulLaila (follow yaw gaes)🤗 Ini hanya sebuah kisah remaja biasa, di masa putih abu-abu mereka. Dimana ada nya konflik antara cinta dan persahabatan yang mengikat mereka. Kebahagian antar sahabat yang saling kompa...