⏺Sunset

75 9 1
                                    

Pukul 14.00 WIB.

Baru pukul dua siang dan masih ada waktu bagi Bintang untuk bersantai bersama sahabatnya, dan sekarang mereka berempat sedang menikmati kolam renang yang berada di villa tersebut. Namun hanya ke-tiga sahabat Bintang yang berendam, sedangkan Bintang hanya merebahkan diri nya di bangku tepi kolam sembari menikmati jus dan memperhatikan sahabatnya. Sedangkan para cowok sedang pergi ntah kemana tanpa memberitahu mereka.

"Baru kali ini gue benar-benar merasakan nikmatnya hidup." Ucap Shilla.

"Memang kurang nikmat apa hidup Lo selama ini hah?" Tanya Nada

"Iya Shill, emang hidup Lo kurang nikmat?" Tanya Naura

"Ahh kalian gak paham." Ucap Shilla, ia pun merasa puas berendam dan naik ke atas.

Shilla memakai sebuah handuk baju dan duduk di bangku sebelah Bintang.

"Bintang."

Bintang yang merasa terpanggil pun mendudukkan dirinya dan menatap Shilla. "Kenapa?"

"Saat game tadi gue nanya dua hal sama Ravian." Ucap Shilla

"Apa?" Bintang menjadi semangat dan penasaran.

"Pertama! Gue tanya kenapa dia jadi cowok cuek dan dingin banget sama orang lain, kedua! Gue tanya kalau dia itu benar-benar seriusan suka sama Lo atau gak? Atau hanya main-main aja sama lo." Jelas Shilla.

"Terus jawaban dia?"

"Pertama! dia jawab kalau dari lahir memang dia udah seperti itu, dan kedua! Dia beneran suka dan sayang sama Lo, karena Lo cewek pertama yang di perlakukan spesial sama dia."

Bintang merasa senang hingga malu sampai pipinya memerah.

"Lo beruntung Bintang, tapi inget kalau dia sampai sakitin Lo pokoknya gue orang pertama yang bakal hajar dia sebelum Nada. Inget itu!"

"Iya Shill, makasih ya."

Shilla hanya tersenyum.

"Oh ya aku ada janji sama Ravian sore ini, aku siap-siap dulu yah. Bye" Bintang langsung berlari memasuki kamarnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB, masih ada satu jam lagi untuk bintang bersiap-siap. Ia pun merias dirinya memakai baju yang bisa membuat diri nya cantik namun juga terlihat santai. Bintang mencatok rambutnya agar terlihat ikal di bawah, lalu mengikat kuda dengan sebuah pita di ikatan itu. Bintang pun telah selesai bersiap dan melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya, sudah pukul 15.25 WIB. Masih ada beberapa menit waktu lagi, Bintang pun keluar Villa dan berjalan menuju pantai yang menjadi tempat bertemunya dengan Ravian.

Sesampainya di sana, ia sudah sudah melihat Ravian yang sudah berada di tepi pantai. Bintang melihat jam tangannya pukul 15.45 WIB waktu belum menunjukkan pukul empat sore tapi Ravian sudah berada di tepi pantai. Apa mungkin Ravian sudah menunggunya sedari tadi?

Bintang pun menghampiri Ravian yang tidak merasakan kehadirannya. Tatapan Ravian tajam ke arah matahari yang menunjukkan tanda-tanda akan terbenam.

"Hai." Sapa Bintang.

Ravian menoleh kan kepalanya "sudah datang."

"Jadi kamu ajak aku ketemuan di sini, mau lihat sunset?" Tanya Bintang.

"Enggak juga, ini sekalian aja. Lagian jarang-jarang kita bisa menyaksikan sunset dalam kesunyian secara langsung seperti ini."

Benar sekali pantai ini sangat sunyi, tidak banyak orang ada di sini. Hanya beberapa saja dan itu pun bisa di hitung dengan jari.

"Dulu aku sering datang ke sini, main di sini, dan juga lihat sunset seperti ini." Ucap Ravian.

"Apa ini tempat kelahiran kamu?"

"Bukan."

"Terus ko kamu bisa sering datang kesini?"

"Karena dulu papah lagi bangun usaha di sini, makanya papah beli villa itu untuk tempat tinggal keluarga. Di sini juga aku ketemu dengan banyak teman dan disini juga pertama kali nya aku ketemu sama dia."

"Dia? Siapa maksud kamu?"

"Shanda." Ucap Ravian lembut.

Ravian memutar badannya sembilan puluh derajat menghadap Bintang, mereka berdua saling berhadapan. Bintang menunggu penjelasan selanjutnya dari Ravian, tentang siapa 'Shanda' sebenarnya. Angin di pantai saat itu lumayan kencang dan mampu membuat udara dingin, Bintang pun menggosok-gosokkan tanggannya agar terasa hangat. Namun Ravian melepas jaketnya dan memasangkan jaket tersebut ke tubuh Bintang.

"Shanda itu teman masa kecil aku dan Faisal." Ucap Ravian sembari memasangkan jaket kepada Bintang.

"Faisal?"

"Papah ku dengan papahnya Faisal teman satu bisnis sampai sekarang, dan saat SD dulu aku mengajak Faisal kesini untuk liburan. Makanya kita berdua bisa ketemu dan kenal dengan Shanda." Jelas Ravian.

Bintang terdiam sejenak ia mulai memikirkan ucapan Ravian dan juga soal pertanyaan Faisal semalam. Bintang mulai mengaitkan nya menjadi satu, dan mengambil point penting dari semua ini. Bintang pun mengambil kesimpulan, ia menatap Ravian dan bergumam dalam hatinya.

"Apa ini salah satu rahasia di masa lalu Ravian? Tapi apa masalah nya semua itu dengan dirinya?" Gumam Bintang.

"Kenapa kamu diam?" Tanya Ravian membangun kan Bintang dari lamunannya.

"Enggak apa, aku suka aja memandang kamu dalam diam" ucap bintang berbohong dengan menunjukkan senyumnya.

Ravian pun merangkul bintang dan menghadap kan dirinya ke pantai yang luas. Ia menyaksikan matahari yang perlahan mulai turun, sedangkan Bintang masih dengan fikiran nya yang bergelut dengan hatinya membuat sebuah pertanyaan-pertanyaan yang sangat menyulitkankan Bintang. Ia semakin penasaran dengan masalalu yang terjadi pada Ravian dan Faisal, dan siapa sebenarnya cewek bernama Shanda yang di sebutkan Ravian barusan. Mengapa Ravian belum siap menceritakan nya? Mengapa Faisal meminta Ravian menceritakan masa lalu mereka kepada ku? Apa hubungan masa lalu mereka pada ku? Apa yang terjadi sebenarnya antara Ravian, Shanda dan Faisal di masa lalu? Banyak sekali pertanyaan nya sampai Bintang sendiri bingung untuk memilih pertanyaan itu sendiri. Ia pun memilih untuk menyudahi perdebatan hati dan fikiran nya itu, Bintang juga ikut menyaksikan matahari yang mulai turun dengan menatap Ravian dan matahari itu secara bergantian.

Ingin sekali ia menanyakan itu semua, ingin sekali saja ia menanyakan "mengapa Ravian menceritakan sedikit tentang masa lalunya sore ini? Apa Ravian sudah siap menceritakan semuanya? Atau hanya memberitahu sedikit saja, dan menyimpan sisa nya nanti?" Tentu pertanyaan itu bukan sekali dan akan menjadi berkali-kali. Terlalu penasaran dirinya, tapi ia juga meyakinkan dirinya untuk tidak bertanya biarkan Ravian sendiri yang bercerita tanpa harus Bintang tanyakan.

🍁🍁🍁

Phufwwww!! Sedikit demi sedikit Ravian mulai menceritakan, dan Bintang pun mulai semakin penasaran. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Tunggu di chapter selanjutnya....

See you
19-04-2020

We Are Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang