"Jika kalian menjalin sebuah hubungan, dengan sebuah rahasia yang masih tersimpan di hati paling dalam dan saat rahasia itu mulai di ketahui dan datang di kehidupan mu kembali, apa yang akan kamu lakukan?"
.
.
.Sepekan sudah Bintang dan Ravian tidak terlihat selalu bersama di sekolah, banyak murid yang merasa senang dan beranggapan bahwa hubungan mereka sudah berakhir. Bahkan tidak ada satu pun klarifikasi dari mereka berdua tentang kelanjutan hubungan ini, semuanya mengambang begitu saja. Bintang juga mulai terbiasa dan kembali menjadi seseorang yang dulu selalu menjalani hidupnya biasa-biasa saja. Bagi Bintang buat apa berlama-lama bersedih karena itu tidak akan menutup semua kenyataan yang ada bahkan juga tidak akan mengurangi rasa sakit Bintang.
Kini terlihat bukan hanya Bintang saja, namun ke-tiga sahabatnya pun juga mulai terbiasa tanpa pacar-pacar mereka dan kembali menjalani hidup mereka seperti dulu.
"Rasanya gue kembali jadi diri gue yang dulu." Ucap Shilla.
"Bener Shill, terkadang gue rindu sama hidup gue yang tenang tanpa tatapan dan bisikan orang lain." Timpal Naura.
Bintang melihat sahabat nya, tentu saja mereka merasa bahagia karena telah kembali dengan kehidupan lamanya. Namun, hati mereka juga gak bisa bohong mereka juga rindu dengan kebersamaan yang dulu.
"Tapi gue ngerasa ada yang sepi, dulu kalau lagi di kantin pasti selalu dengerin lawakan receh sih Rayhan." Ucap Nada.
"Iyah, gue kangen sama hahan. Karena masalah Bintang kita jadi menjauh gini." Ucap Naura polos, dan di senggol bahunya keras oleh Shilla.
Tanpa sadar ucapan Naura itu membuat Bintang menghentikan aktivitas makan nya. Bintang memutar-mutar kan sendok di mangkuk makanan nya, fikiran nya kembali pada kejadian seminggu lalu di mana ia meminta waktu untuk sendiri pada Ravian. Tenyata kejadian nya itu juga berpengaruh pada sahabat nya meski ia sama sekali tidak berniat melakukan itu.
"Maaf yah, karena aku kalian jadi ikutan menjauh dari mereka." Ucap Bintang lesu.
"Enggak kok, tadi gue salah ngomong. Maaf Bintang." Ucap Naura.
"Gak apa kok, lagian ini memang salah aku. Semuanya berawal dari rasa penasaran aku, dan juga aku terlalu mengulur waktu untuk berfikir sampai akhirnya mulai terbiasa." Jelas Bintang.
"Lo gak ada niatan, buat mengakhiri ini semua Bi? Gue bilang gini bukan karena kita yang kangen sama pacar kita lho ya, tapi kita juga sedih liat Lo yang selalu sendiri jadi pusat perhatian dan topik utama murid-murid di sini." Ucap Shilla.
Bintang terdiam untuk berfikir sejenak mencerna setiap patah kata yang keluar dari bibir Shilla.
"Bintang sesulit apapun masalah, Lo. Tetap aja Lo salah kalau menghindar, Lo harus hadapi." Ucap Nada.
"Tapi gue masih terlalu takut untuk bertatap langsung sama Ravian, gue takut bakal jadi lemah. Ending nya gue cuma bisa nangis depan dia." Jelas Bintang.
"Tapi siapa tahu aja itu bisa membuat Ravian lebih perduli sama perasaan Lo, dan gak berniat menyembunyikan apapun lagi dari Lo." Ucap Shilla.
Bintang menatap sahabatnya, ia tau tentu saja mereka mengucapkan itu bukan untuk diri mereka masing-masing. Tapi untuk Bintang, selama ini mereka yang selalu menguatkan dan menasehati Bintang. Mungkin ini akhirnya Bintang harus ketemu Ravian hari ini, benar! Bintang harus selesaikan semuanya. Bintang tidak boleh menghindar, sudah cukup Bintang bersembunyi selama seminggu ini sekarang waktunya Bintang mengambil keputusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Love Story
Teen FictionBy cover ( @syifauliaptr)😊 @IsdianatulLaila (follow yaw gaes)🤗 Ini hanya sebuah kisah remaja biasa, di masa putih abu-abu mereka. Dimana ada nya konflik antara cinta dan persahabatan yang mengikat mereka. Kebahagian antar sahabat yang saling kompa...