Seseorang yang memanggil Ravian tengah berlari kecil menghampiri Ravian dengan memainkan tangannya, nampak di wajah nya sangat ceria dan bahagia. Ravian yang melihat nya secara perlahan melepaskan genggaman tangan nya pada Bintang, dan perlakuan Ravian tersebut berhasil membuat Bintang heran dan menatap Ravian dan seseorang yang sedang datang menghampiri mereka secara bergantian.
Sekarang ia sudah sampai di depan Ravian dengan senyuman yang terus mengembang di bibirnya, Ravian pun maju menghampiri nya dan membelakangi Bintang. Bintang merasa seakan menjadi orang ketiga antara mereka berdua, Bintang penasaran sebenarnya siapa dia? Namun Bintang juga sedih mengapa Ravian menghiraukan nya begitu saja.
"Ravian aku cari-cari kamu tahu, gak tahu nya kamu di sini. Kenapa kamu tinggalin aku di ruang kepsek?" Ucap nya manja.
"Aku... Itu..." Ravian gugup.
Seseorang itu pun melihat Bintang yang berada di belakang Ravian dan menghampiri Bintang. "Dia... siapa?"
Ravian melihat Bintang dengan gugup "Dia..."
"Hai, gue Shanda." Ucap dia memotong ucapan Ravian seraya mengulurkan tangannya ke arah Bintang.
Shanda. Satu nama yang sudah membuat hati Bintang sakit selama berhari-hari dan membuat Bintang berjauhan dengan Ravian. Tanpa di sangka kini orang itu tengah berada tepat di hadapannya, tersenyum padanya, dan menjulurkan tangannya untuk berkenalan. Bintang menatap Ravian dengan tatapan bertanya-tanya dan juga heran, apa yang harus ia lakukan? Meraih tangan Shanda atau cuek saja? Tapi tentu saja Bintang bukan orang secuek itu, dengan menahan segala beban yang menimpa nya perlahan ia membalas jabatan tangan Shanda.
"Bintang."
"Lo pasti teman Ravian yah, gue baru aja pindah dari Prancis. Semoga aja kita bisa jadi teman baik ya." Ucap Shanda.
"Iya."
Shanda melepas jabatan tangan nya pada Bintang dan beralih pada Ravian. Ia merangkul tangan Ravian tanpa tahu bahwa ada Bintang di sana yang sedang memperhatikan kedekatan mereka.
"Ravian aku belum ketemu sama Faisal, ayo kita kasih kejutan buat Faisal."
"Tapi Shan..."
"Ih jangan pake tapi ahh!, Bintang aku ajak Ravian pergi dulu yah. Bye."
Mereka berdua pun meninggalkan Bintang begitu saja. Bintang terduduk sebentar di bangku taman, berusaha untuk menetralisir kan hati nya yang sempat terbuka kembali luka nya selama seminggu ini. Fikiran nya kacau, ia tidak tahu harus berfikir dan bersikap seperti apa lagi menangis saja rasanya sudah tidak mampu karena air mata Bintang kini sudah habis. Bintang terus termenung menatap depan dengan kosong akhirnya hal yang tidak pernah Bintang inginkan selama ini pun terjadi juga, sosok yang tak pernah ingin Bintang temui akhirnya datang menghampiri nya. Lagi-lagi Bintang hanya bisa diam dan menyaksikan itu semua tanpa berbuat apa-apa. Bintang membenci dirinya yang seperti ini, selalu saja tak bisa berbuat atau mengucapkan apapun ketika sesuatu yang berharga di hidupnya mulai akan menjauh dari nya.
Sampai ke-tiga sahabat Bintang pun datang menghampiri, dan melihat Bintang yang termenung sendiri tanpa seorang pun.
"Ehh manusia, Lo ngapain sendiri disini? Katanya mau ketemu Ravian." Ucap Shilla menepuk pundak Bintang.
"Kayanya sih Bintang kesambet setan pohon ini deh Shill, lihat! dia aja gak jawab omongan Lo." Ucap naura.
"Sembarangan Lo kalo ngomong!" Ucap Nada menjitak kepala Naura.
"Nada! Sakit tahu, suka banget sih sama kepala gue!"
"Emang iya."
Mendengar sahabat nya yang terus-menerus debat tiada hentinya, Bintang memutuskan untuk pergi dari sana tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Sampai Shilla meneriaki nya pun Bintang tidak dengar atau mungkin memang ia tidak mau menanggapi panggilan Shilla. Di fikirannya saat ini ia hanya butuh sendiri dan ketenangan tanpa ada seorang pun yang mengganggu nya.
Di sisi lain Ravian tengah di tarik oleh Shanda menuju kelas untuk menghampiri Faisal. Dan di lihat nya Faisal sedang membaca buku fisika dengan serius, Shanda pun langsung masuk begitu saja dan menghampiri Faisal.
"Faisal!!" Teriak Shanda.
Faisal langsung mendongakkan kepalanya melihat siapa yang mengangetkan nya, dan ia terkejut melihat gadis yang tengah di hadapan nya sekarang ini. "Shanda."
"Kejutan! Kaget kan." Ucap Shanda sambil tertawa kecil.
"Kamu bisa disini? Gimana caranya?" Tanya Faisal.
"Iya aku baru aja pindah hari ini, ceritanya panjang deh. Pokonya aku bakal satu sekolah sama kamu dan Ravian mulai hari ini." Jelas Shanda.
Faisal menatap Ravian dengan intens sedangkan Ravian hanya cuek di tatap oleh Faisal.
"Oh ya, tadi saat aku nyari Ravian aku ketemu sama teman nya dia, nama nya Bintang. Dia cantik, kelihatan nya baik juga, tapi pendiam banget yah. Cocok sama kamu Faisal, hehehe." Ucap Shanda.
"Bintang? Kamu ketemu dia?"
"Iya, kenapa memang."
"Gapapa, aku pergi dulu ya kalau gitu." Pamit Faisal.
"Lho kamu mau kemana?"
"Mau cari cewek yang kamu bilang tadi, siapa tahu benar cocok untuk aku kan." Ucap Faisal dengan menatap Ravian.
Faisal melangkah kan kakinya keluar meja dan saat di sebelah Ravian ia menghentikan langkahnya dan berbisik pada Ravian. "Kalau sampai Bintang nangis lagi gara-gara Lo, lebih baik Lo lepasin dia."
Faisal langsung pergi begitu saja setelah mengucapkan kalimat tersebut yang berhasil membuat Ravian khawatir. Sontak Ravian mengejar Faisal dan ikut mencari keberadaan Bintang, pertama-tama Ravian kembali ke taman belakang sekolah untuk melihat apakah Bintang masih di sana atau tidak. Berbeda dengan Faisal yang berlari mengitari seluruh koridor kelas untuk mencari keberadaan Bintang.
Dan benar saja sekarang Bintang berada di tangga seorang diri engan tatapan nya yang kosong. Faisal pun menghampiri Bintang dengan nafas yang tersengal-sengal. "Akhirnya aku nemuin kamu juga." Ucap Faisal.
Bintang mendongakkan kepalanya, "Faisal."
"Kamu ngapain di sini sendiri?"
Bintang membangunkan tubuhnya untuk berdiri, dan menghadap Faisal. Bintang menatap Faisal sendu, seperti air dalam matanya segera akan keluar sebentar lagi. Tanpa aba-aba lagi Faisal memeluk tubuh Bintang dan mendekapnya erat, Bintang juga membalas dekapan Faisal tak kalah eratnya untuk menumpahkan semua rasa sesak nya.
"Nangis aja, gak usah di tahan! Aku ada di sini."
"Aku gak kuat lagi Faisal." Ucap Bintang sendu.
Dari balik tembok Ravian melihat Bintang dan Faisal yang berpelukan dengan erat, ada rasa emosi dalam dadanya namun ia juga ada rasa penyesalan. Bagaimanapun juga ini semua salahnya, lagi-lagi ia membuat orang yang paling ia sayangi menumpahkan air mata karena nya. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka berbaikan, dan sekarang Ravian Sudah membuat gadis nya itu menangis dan terlebih lagi menangis dalam dekapan pria lain.
🍁🍁🍁
Sabar banget yah jadi Bintang, Ravian nya minta author jotos neh.
Tunggu next chapter yah, karena masih banyak keseruan nya..
See you
28-04-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Love Story
Teen FictionBy cover ( @syifauliaptr)😊 @IsdianatulLaila (follow yaw gaes)🤗 Ini hanya sebuah kisah remaja biasa, di masa putih abu-abu mereka. Dimana ada nya konflik antara cinta dan persahabatan yang mengikat mereka. Kebahagian antar sahabat yang saling kompa...