Awal dari semua

35 6 0
                                    

Jam sudah menunjukkan jam setengah empat saat Fanya masuk kedalam rumahnya dan duduk di sofa ruang tamu.

"Lho... Non Fanya udah pulang?, mau Bibi bikinin minum gak?" Tanya Bi Ani dengan sopan.

Fanya tersenyum. "Bikinin Fanya lemon tea aja Bi"

"Iya Non" ucap Bi Ani dengan lembut dan langsung menuju dapur.

Fanya menghela nafas. Dia sangat bosan seperi ini. Anak tunggal dengan orang tua yang super sibuk membuat Fanya bosan dirumah. Maka dari itu Fanya sering main dirumah Siska atau ketempat lainnya supaya tidak bosan dirumah. Tapi tadi tidak, sejak Rafa bertingkah seperti itu membuat mood Fanya langsung rusak, akhirnya dia pun memilih pulang.

"Kenapa sih orang se nyebelin kayak Rafa banyak yang suka??, buta kali ya tuh orang??" Ucap Fanya kesal.

Fanya pun mengacak rambutnya Frustasi. "Ih... kenapa gue jadi mikirin tuh bocah sih???"

****

Rafa menghela nafas saat beberapa coklat dan surat ada di kolong mejanya. Dia pun mulai mengeluarkan beberapa coklat tersebut dan membagikannya kepada teman-temannya.

Setelah itu dia pun mengambil surat tersebut dan menyimpannya didalam tas.

"Murahan" gumam Rafa saat mengambil salahsatu coklat yang ada di meja.

Angga yang sedang memakan coklat pun tersenyum. "Banyak-banyakin deh lu tebar pesona, biar gue makan coklat mulu"

Rafa hanya menghela nafas. Tiba-tiba dia memikirkan tentang peristiwa bersama Fanya kemarin dilapangan. Rafa tersenyum saat mengingat ekspresi kesal Fanya, dia lucu.

"Ngapa lu" tanya Angga saat melihat Rafa tersenyum sendiri.

"Enggak" ucap Rafa.

"Awas gila" ucap Angga jahil.

"Lu tuh yang gila" ucap Rafa kesal.

"Gue punya pertanyaan buat lu?"

"Apa?"

"Kenapa lu kalo ketemu cewek mukanya dingin baget?"

"Biar gak dikata murahan, emangnya lu?, di obral"

"Anjir lu" ucap Angga sambil memukul kepala Rafa.

Rafa hanya tersenyum simpul.

****

Fanya baru saja keluar dari kamar mandi saat seorang gadis mencegat dia di lorong.

Fanya memutar bola matanya malas saat tau siapa yang mencegat dia. Dia adalah Athalia Fortuna, anak berdarah inggris yang sudah duduk dibangku kelas 12-IPS1 itu sangat terkenal di sekolah ini.

"Kenapa?" Ucap Fanya santai.

"Eh... murahan, bisa gak sih lu gak usah deket-deket sama Rafa??!!" Ucap Atha kesal.

"Emang kenapa??, Kakak kan bukan siapa siapa nya Rafa" ucap Fanya jahil.

"Rese banget ya lu, pokoknya gue gak mau tau, lu harus jauhin Rafa!!!"

"Kalo gak mau gimana??"

Atha mengepal kedua tangannya kesal. Dia sangat kesal sama Fanya, tapi jika dia melakukan sesuatu dengan Fanya, reputasi dia bisa hancur karna Fanya juga anak terkenal di sekolah ini.

"Oke.. gue tantang lu, siapa yang duluan ditembak sama Rafa akan menang" ucap Atha dengan sombong.

"Oke.. tapi kita main bersih, jangan ada yang curang" ucap Fanya dengan kesal.

"Oke" ucap Atha dengan yakin.

Fanya hanya tersenyum sinis.

Atha pun meninggalkan Fanya di lorong kamar mandi sendirian.

RafanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang