Rafa marah?

15 2 1
                                    

"Dua bulan lagi sekolah kita akan mengadakan pensi dan untuk nilai seni budaya, kalian harus menampilkan sesuatu dalam pensi itu" ucap Pak Riko guru seni budaya.

Sontak kelas yang tadinya sepi menjadi ramai. Semua murid langsung berdiskusi tentang apa yang ingin mereka tampilkan.

"Lu mau ngapain Fan?" Tanya Siska.

"Gak tau, paling main musik sambil nyanyi, kalo lu?"

"Gue sama anak eskul dance tampilnya"

"Lu mau dance?" Tanya Fanya.

"Iya"

Fanya hanya menangguk. Memang dulu Siska mengikuti eskul dance bersamanya, tapi karna Fanya malas mengikuti lagi eskul dance, jadi sekarang dia tidak mengikuti apa-apa.

****

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring yang membuat semua murid bersorak heboh. Fanya pun membereskan peralatannya dan pergi keluar kelas.

Dia pun berjalan disepanjang koridor. Sesekali dia bersenandung kecil sambil tersenyum. Akhirnya dia pun sampai juga diruang musik, ruang yang sangat sepi dan jarang dipakai oleh murid disini.

Fanya pun membuka pintunya dan menuju piano hitam yang berdiri dengan kokoh. Fanya pun duduk di kursi sambil tersenyum. Dia mencoba untuk menekan not yang ada di piano tersebut sambil mencoba menyanyikan lagu.

Jangan....  Kau pilih dia....
Pilih lah aku....
Yang mampu mencinta mu...
Lebih dari dia....
Bukan....
Ku ingin merebutmu....
Dari sahabat ku....
Namun kau tau....
Cinta tak bisa...
Tak bisa kau salahkan....

Fanya tersenyum. Ternyata dia masih bisa bermain piano.  Diapun terus memainkan alat musik itu sampai tak sadar ada orang yang membuka pintu ruangan musik tersebut.

"Lu bisa main musik?" Suara dingin itu langsung membuat Fanya tersentak kaget.

Fanya pun menoleh kearah sumber suara tersebut dan terkejut melihat Rafa sedang berdiri diambang pintu.

"Kak Rafa sejak kapan ada disini?" Tanya Fanya.

"Sejak tadi" ucap Rafa sambil masuk ke ruang musik.

"Tapi kan--"

"Lu belum jawab pertanyaan gue, Lu bisa main musik??" Potong Rafa cepat.

Fanya hanya mengangguk.

"Sejak kapan?"

"Udah lama"

Rafa hanya mengangguk dan mengambil gitar putih yang tergeletak disitu. Diapun mencoba memetik senar gitar tersebut.

"Duet yuk" ucap Rafa sambil duduk disamping Fanya.

"Hah?. Aku gak bisa Kak" ucap Fanya.

"Bohong, tadi aja bagus kok, ayo cepetan"  ucap Rafa.

Fanya hanya menghela nafas sambil mengangguk.

"Mau lagu apa?" Tanya Fanya.

"Photograph ed sheeran" ucap Rafa.

"Oke."

Fanya menghela nafas dan mulai menekan nada pada piano. Rafa juga mengikuti nada Fanya menggunakan gitar.

Fanya.

Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It's the only thing that makes us feel alive....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RafanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang