I Found You

93 3 0
                                    

Seorang dosen baru saja selesai menyampaikan materi. Beberapa mahasiswa langsung keluar ruangan, dan beberapa yang lain tetap di kelas. Mark masih terduduk di kursinya. Terus berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Kalo dia pinjem buku itu, apa mungkin dia satu kelas sama gw?" Gumamnya

Manik birunya berkeliling. Ke kanan, ke kiri, ke depan dan kebelakang tapi tak juga dia temukan. Hampir saja pria itu putus asa, tapi sudut matanya mengkap sesuatu. Seorang gadis berambut kebiruan. Gelang yang kemarin dia lihatpun ada disana. Persis sama.

Mark sontak berlari tak mau kehilangan lagi. Tangan gadis itu berhasil di pegangnya. Si pemilik tangan menoleh. Wajahnya cantik. Tapi bukan itu yang membuat Mark mematung. Dia adalah gadis itu. Gadis yang membuat Mark berubah 180°.

"Tim?" Ucap Mark ragu. Suaranya gemetar dan matanya berkaca-kaca. Kalian pikir bagaimana? Menemukan orang yang kita pikir tiada, ternyata masih baik-baik saja.

"Maaf, mungkin anda salah orang" Sunny bingung. Tapi tak ada yang lebih sopan dari kalimat yang baru saja dia lontarkan.

Tangan Sunny melepaskan genggaman pria asing itu. Sudah cukup 1 pria asing yang masuk dalam hidupnya baru-baru ini. Dia tak mau menambah orang aneh lagi di sekitarnya.

Gadis itu pergi. Meninggalkan Mark yang masih mematung disana. Langkahnya cepat. Bukan untuk menghindar, tapi karena dia ingin segera pulang.

Sunny duduk di halte. Menunggu bus berikutnya tiba. Sejenak terdiam, gadis itu sadar ada orang lain disana. Seorang pria. Mata sipitnya fokus pada wajah cantik Sunny. Begitu dekat. Sampai gadis itu bisa merasakan hembus nafasnya.

"Ngapain sih!" Ucap Sunny tak tahan dengan kelakuan pria disampingnya

"Kenapa? Gw cuma ngeliatin lu aja. Salah?" Frontal. Kata-katanya begitu lugas. Tak terselip rasa malu atau takut sedikitpun disana.

"Emangnya gw pajangan apa? Lu liatin kayak gitu!" Tak ada sopan santun atau basa-basi lagi. Pria aneh ini benar-benar membuatnya kesal.

"Lah? Gw nggak bilang lu pajangan. Gw cuma mau bilang tuh lipstik lu belepotan!"

"Hah? Kok nggak bilang dari tadi sih. Dimana? Dimana?" Tangan mungil Sunny meraba halus wajahnya. Mencari noda lipstik yang tercipta disana. Wajahnya panik, juga agak sedikit malu. Mungkin karena salah membentak Ryu

"Ini loh!" Ryu menggenggam tangan gadis itu. Mengarahkannya untuk menghapus noda di wajahnya.

Manik hitam Sunny membulat. Tatapannya jatuh pada senyum Ryu yang terlihat manis saat itu. Dadanya berguncang. Apa ini? Rasanya tak wajar. Belum pernah........ apa benar Sunny belum pernah merasakannya?

Klakson Bus membuat adegan romantispun buyar. Sunny segera sadar, dan menarik Ryu masuk kedalam bus yang sama.

Sama seperti saat pertama bertemu. Mereka duduk di kursi paling belakang. Tepat di samping jendela.

"Harusnya gw nggak naik bus ini" ucap pria itu lirih

Gadis di sampingnya menengok. Bermaksud menanyakan arti kalimat itu. Tapi yang dilihatnya, hanya seorang pria tampan yang tengah menutup mata. Tangannya disilangkan di depan dada.

"Jangan ngeliatin gw mulu! Nanti naksir loh!" Ucap pria itu. Matanya masih terpejam. Tapi wajahnya tampak bahagia walau tanpa senyum disana

"Apaan sih!" Sunny memalingkan muka. Melihat kembali keluar jendela. Hujan turun. Bulirnya berjatuhan menerpa kaca. Indah. Setiap tetesnya seakan menyimpan makna

* * *

Seperti sebelum, dan sebelumnya. Sunny turun di halte yang sama. Tapi hujan tak kujung reda. Gadis itu telah berdiri di depan pintu bus. Bersiap untuk keluar.

For the First Kiss Forever (Completed) #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang