Part 2

7.2K 220 3
                                    

Keesokkan harinya mereka terlihat kacau. Sakit kepala yang hebat melanda Chris sedangkan Nathasya terkena flu akibat berendam terlalu lama.

Keduanya jatuh sakit dan menyebabkan kedua wali dari orang itu terkekeh melihat apa yang dialami oleh kedua orang muda itu.

"Haha.. bahkan mereka sakit secara bersamaan. "Ucap Kakek Chris di dalam percakapan telepon.

"Bagaimana dengan keadaan Chris?" Tanya ayah Nathasya.

"Tidak terlalu parah hanya sakit kepala dan sedikit demam." Ucap kakek Chris.

"Lalu keadaan cucu menantuku ?" Tanya kakek Chris.

"Ia lumayan mengkhawatirkan seluruh badannya panas dingin. Dokter mengatakan ia harus dirawat intensif karena itu aku memboyong semua dokter dan perawat ke rumahku." Ucap Ayah Nathasya sambil menghela nafas frustasi.

"Hah... Ibunya sangat khawatir.. Kami sangat takut ia akan kembali seperti dulu lagi." Sambung Kendrick, ayah Nathasya.

Memang Kendrick hanya mempunyai seorang anak perempuan. 3 Anak lelakinya yang lain sudah pada lulus kuliah dan melebarkan bisnisnya sampai ke luar negeri.

Oleh karena itu sangat jarang ia bertemu dengan anak anaknya. Satu-satunya ialah si bungsu, Nathasya yang dapat ia manjakan.

Dulu, karena sibuk bekerja makanya ia jarang memanjakan anak-anaknya.

"Hah.. kalau begitu nanti aku akan pergi menjenguknya bersama Chris nanti sore." Ucap kakek Chris di sebrang sana.

"Baiklah.." ucap Kendrick lalu memutuskan sambungan teleponnya.

Kendrick memutuskan untuk melihat keadaan putrinya. Dan ia pun masuk ke dalam kamar putriya.

Saat masuk ia melihat istri tercintanya sedang menyelimuti putrinya itu. Ia pun mengajak istrinya keluar beserta dokter dan para perawat anaknya.

Lalu membiarkan anaknya untuk istirahat.

"Bagaimana keadaan putriku ?" Tanya Kendrick.

"Demamnya belum turun. Namun keadaannya sudah membaik dan tidak mengkhawatirkan lagi." Ucap Dokter.

"Dia akan baik-baik saja kan ?" Ucap ibu Nathasya, Martha.

"Yah.. tentu saja nyonya.." ucap dokter itu memaklumi sikap ibu Nathasya.

"Baiklah.. untuk pembayarannya saya serahkan kepada tangan kanan saya. Terima kasih atas bantuan anda" Ucap Kendrick lalu memerintahkan Sam, tangan kanan Kendrick.

Setelah dokter diantar keluar oleh Sam, Kendrick menghela nafas panjang.

Lalu memerintahkan dapur untuk membuat teh dan biskuit hangat untuk dinikmati oleh Chris dan kakeknya nanti.

*****

Sore hari datang tanpa memperdulikan, dan waktu berjalan tanpa henti...

"Tuan, Tuan Marco dan Tuan Chris telah tiba.." ucap pelayan tua yang paling setia di Mansionnya, Jacob.

"Baiklah Jacob.. antar mereka ke taman belakang. Dan hidangkan teh beserta cookie yang kuperintahkan tadi." Ucap Kendrick.

"Baik.. tuan.." ucap Jacob lalu melenggang pergi melayani tamu tuannya.

"Martha.. bangun sayang.. Chris dan Marco sudah datang.." ucap Kendrick lembut kepada istrinya.

"Hmm... ??? "Gumam Martha lembut.

"Aku akan turun sebentar lagi sayang.. kamu turun dulu." Ucap Martha.

Kendrick pun turun dari lantai dua dan menyalami tamunya.

"Jadi.. bagaimana keadaan Nathasya?" Tanya Marco.

"Yah.. ia sudah membaik dan kini sedang istirahat di kamarnya." Ucap Kendrick.

"Pergilah.. Chris.." ucap kakeknya yang tahu ia sedang gelisah.

Memang Chris sudah sedikit tergerak kepada wanita yang satu ini.

Dengan hati gelisah ia membuka pintu kamar Nathasya ditemani oleh Jacob pelayan tua mansion ini.

Jacob hanya mengantarnya sampai di depan pintu kamar Nathasya dan yang masuk hanya Chris.

Perlahan, ia masuk ke dalam kamar Nathasya yang bernuansa coklat muda dan beberapa boneka teddy bear ukuran besar ada disekitar kamarnya yang sangat luas.

Mungkin berukuran sekitar 10×10 meter. Namun itu hal yang lazim bagi seorang Chris Cornor yang terlahir dengan harta warisan melimpah.

Ia melihat Nathasya terbaring nyenyak di dalam kasur empuk itu. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh selimut tebal yang berbulu. Memang keadaan kamar Nathasya lumayan dingin.

Karena AC di ruangannya. Ia menatap Nathasya dengan tatapan yang lembut yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya kepada orang lain selain keluarganya.

Ia perlahan duduk di bangku yang ada di samping tempat tidurnya. Lalu ia mengelus pipi Nathasya.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang