"Tentu saja.. " ucap Tasya sambil tersenyum.
Sontak saja Kennedy terperangah karena ialah yang diabaikan oleh Tasya. Pasangan Kennedy malam itu pun akhirnya kembali.Namun disentak kuat oleh Kennedy karena melihat pasangan itu sudah keluar dari club.
"Haha... Apa ku melihat ekspresinya tadi ?" Ucap Tasya sumringah sambil tertawa lepas.
"Yah.. sayang sekali aku tidak memotretnya." Ucap Chris yang juga ikut tertawa.
Mereka kini duduk di salah satu tempat nongkrong terbaik di New York.
"Ahh... Senangnya.. " ucap Tasya sambil tersenyum manis.
Chris menatap wanita itu lekat.
'Mungkin aku harus mulai melupakan wanita itu. Dan memulai lembaran baru bersamanya.' batin Chris.
"Hey.. ada apa ? Kenapa kau melihatku seperti itu? Ada yang aneh denganku?" Tanya Tasya.
"Tak apa Nat.. You look so beautiful tonight." Ucap Chris dengan sungguh-sungguh.
"Haha.. kau jangan bercanda.. aku tau kamu ingin menjahiliku kan ?" Ucap Tasya yang tidak peka.
"Terserah kamu saja Nat.." ucap Chris tersenyum lalu meminum minumannya.
Malam semakin larut, Chris pun memanggil supir pribadinya untuk menjemput mereka dari cafe.
#####
Saat sudah berada dalam perjalanan. Akhirnya topeng yang dipakai oleh Nathasya lepas.
"Sebenarnya ini masih sakit. Sangat sakit. Seperti tertusuk belati yang tajam." Ucap Nathasya lalu menitikkan air mata.
Sontak Chris pun memeluk wanita yang sedang rapuh itu.
Ia tahu sakitnya dikhianati karena ia juga mengalaminya. Selama ini ia menganggap meme di social media itu berlebihan.
Namun, ketika ia terkena batunya ia baru merasakan sakit yang sesungguhnya. Sakit tapi tidak berdarah. Itulah rasanya.
Nathasya menangis di dada pria itu. Sampai seluruh kemeja yang di pakai Chris basah. Sampai akhirnya Nathasya tertidur di pelukannya.
Tak rela membangunkan wanita itu. Ia pun mengendongnya ala bridal sampai ke kamar Tasya.
Chris menatap Tasya yang sedang tertidur pulas pun tersenyum kecil. Pasalnya wanita itu menggulung dirinya di dalam selimut tebal itu. Sehingga dari luar hanya tampak kepalanya yang mungil.
+++++
"Ini sudah sangat larut. Bagaimana jika kamu bermalam saja disini?" Tawar Kendrick kepada Chris.
"Ehmm.. terima kasih. Namun itu hanya akan merepotkan anda, Mr. Jhonson." Ucap Chris sopan.
"Tidak.. tidak sama sekali.. lagopula ini sudah sangat larut." Ucap Kendrick.
"Ayo.. Jacob.. tunjukkan Chris di kamar tamu yang ada di sebelah kamar Tasya." Ucap Kendrick.
"Baik.. tuan.. Mari silahkan Tuan Chris." Ucap Jacob sopan.
"Terima Kasih.. Tuan Jhonson.." ucap Chris sopan.
"Sama-sama. Lagipula kamu tak usah seformal itu. Panggil saja aku papa. Lagipula sebentar lagi kamu akan menjadi menantuku." Ucap Kendrick sambil terkekeh.
"Pa.. papa.." ucap Chris lalu menitikkan air mata.
Ia sangat merindukan panggilan ini.
Kendrick memeluknya hangat, ia tahu Chris kehilangan sosok orang tua di usianya yang sangat muda.
"Tak apa, nak.. tabahkan hatimu... Aku akan selalu disisimu.. carilah aku jika kamu memerlukan sesuatu.. " ucap Kendrick kepada Chris.
"Terima kasih papa.. " ucap Chris lalu melenggang pergi versama Jacob.
"Ayo tidur Martha.. ini sudah pukul 3 pagi." Ucap Kendrick kepada istrinya yang masih asyik menonton film seri.
"Sebentar lagi Ken.. ini sudah seru-serunya.." ucap Martha tanpa melihat Kendrick.
"Terserah kamu sayang.. aku tidur dulu.." ucap Kendrick.
"Hah?! Jangan tinggalin aku.. tungguin.. " ucap Martha yang takut ditinggal sendirian di ruang tv.
"Tau ah... Gelap..." Ucap Kendrick lalu pergi ke kamarnya.
"Papa... !!" Pekik Martha lalu buru-buru mematikan tv dan pergi ke kamar bersama suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Random"Perjodohan ini gila! Ini tidak mungkin terjadi padaku! Tidak... Seorang Nathasya tidak akan jatuh ke pelukan siapapun ! Tidak! Ayah pasti bercanda denganku !" -Nathasya Queena Jhonson "Dasar tua bangka! Bagaimana bisa ia menjodohkanku dengan perem...