Part 14

3.5K 118 0
                                    

Tasya masih menjalankan terapinya. Ia masih begitu takut untuk didekati pria. Bahkan saat pertama kali ia hanya ingin dekat dengan Chris.

Karena pikirannya mendapati bahwa Chris adalah penolongnya. Bahkan ia sangat takut untuk disentuh bahkan untuk wanita sekalipun.

2 bulan Tasya trauma akan kejadian yang menimpanya. Ia kesulitan berkomunikasi untuk bulan pertamanya. Karena ketakutan berlebihan yang dialaminya. Beruntung Chris selalu mendampinginya selama terapi.

Setiap malam Chris menjaganya dan bahkan terkadang memeluknya sambil tertidur. Karena biasa Tasya akan mengalami mimpi buruk yang parah. Untuk itu Chris selalu berada di sampingnya dan menjaganya setiap saat.

&&&&&

"Chris.."

"Aku.. sangat menyebalkan bukan? Aku selalu merepotkanmu saja.. bahkan aku seperti anak kucing yang kehilangan induknya ketika kamu pergi bekerja.." ucap Tasya.

"Shh.. kamu adalah duniaku. Aku akan mati jika kamu meninggalkanku.." ucap Chris.

"Tidurlah.. cepat sembuh sayangku.." ucap Chris lalu mengecup kening Tasya.

"Baiklah.. aku mencintaimu Chris!" Ucap Tasya.

"Aku akan selalu berada disisimu. Tidurlah.." ucap Chris sambil mengelus puncak kepala Tasya.

Perlahan mata Tasya meredup dan akhirnya tertidur pulas.

Setelah memastikan Tasya tertidur pulas. Chris membaca berkas berkas perusa yang selama ini ia abaikan.

Beberapa masalah muncul di dalam klan milik Chris. Menyebabkan pria itu harus menyelesaikan semuanya dengan tangannya sendiri.

Tidak masalah jika pria itu harus turun ke lapangan sendiri. Tanpa menimbulkan suara, pria itu meninggalkan Tasya yang masih tidur dengan lelapnya.

Perlahan ia tutup pintu kamar tidur Tasya. Lalu bergerak dengan cepat melesat ke pusat kota.

Lalu Chris masuk ke salah satu club miliknya. Beberapa pengawal club menunduk hormat padanya.

"Sir.. pria itu berada di dalam.." ucap Mike tangan kanan Chris di dalam Klubnya.

Chris masuk dengan tatapan tajam dan tersenyum sinis. Membuat para pengawal menunduk hormat dan takut.

Chris masuk ke dalam kamar tersebut. Di dalamnya ada seorang pria yang babak belur yang tengah berlulut. Beberapa pengawal terlihat mundur ke sisi ruangan.

"Kau kah itu ? Alan ?" Tanya Chris sambil menyeringai.

Pria itu tersenyum menyeringai bak dewa kematian yang siap mengambil nyawa orang.

Pria yang bernama Alan itu terkejut mendengar suara Chris. Tubuhnya mendadak gemetar dan pria itu tergagap gagap.

"Ch..Chris..? K.. ka.. kau.. kah itu ???" bukannya menjawab pria itu malah bertanya kembali.

"Tentu saja.." ucap Chris sambil tersenyum sinis.

"Ba.. bagai.. ba..bagai.."

"Bagaimana? Hahahaha.. "

"DASAR SIALAN !! Beraninya kau menyentuh bisnisku dengan tangan kotormu itu!" Teriak Chris marah.

Jika tatapan bisa mencabik seseorang maka sudah pasti Alan pria itu akan tercabik cabik hingga mati.

"Santai aja.. kau akan menerima servis dari para anak buahku.." geram Chris.

"Ti.. tidak.. maa.. maafkan aku.. jangan.. kumohon..." Ucap Alan ketakutan.

"Hahaha...." Tawa Chris.

"Maaf ? Kau pikir aku akan menerima maaf mu ? Hahahaha.." tawa Chris semakin menggelegar dan semakin menyeramkan.

"Bereskan dia.. Aku sudah muak melihatnya." Ucap Chris geram.

Chris lalu segera pulang ia tak mau Elena bangun dan mendapatinya tidak di tempat. Yah.. pria itu kini sudah jatuh cinta pada wanita itu.

&&&&&

Chris pulang dengan selamat sampai di rumahnya. Pria itu masuk dan mendapati kalau Tasya tidur dengan lelapnya di sofa.

'Ah! Sial! Tasya pasti terbangun dan sekarang menungguku pulang sampai tertidur di sofa. Atau.. dia sleep walking?' batin Chris.

" Hey.. honeyy.. kenapa tidur disini huh??" Tanya Chris lembut sambil mencium pipi ranum Tasya.

"Ngghh.. kamu uda pulang?" tanya Tasya menanyai Chris berbalik dengan pertanyaan.

"Tentu saja sayang.. buktinya aku uda disini di depan kamu.." ucap Chris lembut.

"Hngghh.. kamu tadi kemana?" tanya Tasya yang masih mengantuk.

"Hmm.. ke club aku ngurusin mereka. Uda lama aku nggak urus mereka." Ucap Chris.

"Oh.. Hoam.. aku mau tidur lagi.." ucap Tasya menggantuk.

"Yukk.. tidur di kamar aja.." tawar Chris.

"Hmm.." gumam Tasya lalu berjalan menuju kamar Chris.

'Ah.. jadi ini rasanya punya istri? Haha.. kayak berasa suami istri aja' batin Chris sambil terkekeh.

Chris tidur sambil memeluk Tasya. Chris lebih banyak tidur jika bersama Tasya. Tasya bagaikan obat tidurnya yang dapat membuat tidurnya menjadi lebih baik.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang