"Kiki mana?" tanya Rendy sambil menyambut sepasang gay kekinian yang mampir di rumah. Dia membuka pintu lebar-lebar, keduanya masuk.
Hazel melirik Rendy sekilas, kemudian ke seisi ruang tamu. Tak perlu dilihat dua kali, Hazel tahu semua perabotan di situ cukup mahal. Dia mengamati lukisan ikan paus di dinding tengah, mulutnya membentuk huruf O.
"Dia nggak bisa ikut." Julian yang menjawab.
Sofa berwarna serupa emas menjadi destinasi mereka. Lalu tersadar ada satu orang cowok yang memperhatikan mereka dari pintu yang berada agak ke dalam.
Seingat Julian, Rendy memang punya kakak, tapi Kiki bilang kakaknya itu cewek.
Pas Rendy ikut duduk, Julian bertanya dengan suara pelan, "Itu kakak lo, Ren?"
Rendy mengikuti arah mata Julian, mengangguk asal.
Sekarang yang terpenting adalah Kiki.
"Kiki nggak mau dateng?" tanya Rendy kemudian.
"Bukannya nggak mau, katanya dia mau bantuin Rumi ngerjain PR." Julian menatap Rendy, dia ingin bertanya lagi, tapi entah kenapa dia lupa apa yang akan dia tanyakan.
"Oh."
Rendy mengendur di sofa, tak percaya dengan alasan yang diutarakan Julian.
Tapi dia mengerti kalau itu Kiki. Cowok itu pasti menghindarinya karena insiden tadi siang. Kiki tipikal orang punya gengsi setinggi menara, mana mungkin dia kembali ke sini lagi menanggalkan harga diri.
Apa pun yang didengar Kiki mengenai obrolannya dengan Romero, anak itu pasti salah paham.
Rendy yakin seratus persen.
"Lo percaya kalau itu alesan Kiki nggak mau dateng ke sini?" Hazel mendengus, nadanya menyindir.
Rendy menggeleng.
Sebenarnya Julian juga terkejut, tapi tak bisa berbuat banyak. Kiki memang tukang paksa yang nggak bisa dipaksa.
Anak itu bisa nolak dengan segala macam cara kalau dia memang nggak ingin datang.
"Ada berita apa?" tanya Rendy tanpa mau memperpanjang masalah alasan Kiki.
Hazel menyipit ke arahnya. "Menurut lo, apa yang bakal Kiki lakuin kalau marah?"
"Ngamuk nggak jelas."
"Nah!"
"Kiki mecahin kaca mading, Ren," sambar Julian cepat-cepat. "Dan dia udah dapet surat peringatan tegas dari Pak Ali."
"Kiki udah tau?"
Julian mengangguk. "Tadi Ragil sendiri yang ngasih surat panggilan ke Kiki. Gue nggak tau lagi harus gimana."
"Ada masalah apa sebenernya? Gue masih belum jelas banget."
Ah, benar juga. Sejak tadi Hzel hanya mendapat cerita yang tak utuh dari Julian.
Akhirnya Julian memulai ceritanya dari sejak Kiki mendapatkan foto ambigu yang diambil orang tak bertanggung jawab. Di foto itu terpampang foto Kiki dan Rendy yang tengah telanjang dada di tribun, berdua. Foto yang lain terlihat normal, tapi ada satu foto yang terlihat sedikit menyimpang jika orang lain salah menilai.
Kalau garis besar itu sebenarnya Hazel sudah tahu, karena semua sudah jelas tertebak setelah Ragil datang dan menyerahkan surat itu.
Yang bikin bingung adalah kenapa Kiki harus sebegitu marah kalaupun sebenarnya foto itu nggak terlalu parah.
"Jadi, siapa pelakunya?" tanya Hazel agak kesal. "Sini suruh berhadapan sama gue."
"Kalau udah ketauan pasti juga udah abis dibegal Kiki kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN TO YOU [COMPLETE]
HumorKiki cuma remaja anti-gay yang menolak tegas hubungan sesama jenis. Meskipun Kiki berkali-kali bersinggungan dengan hal tabu itu, dia menganggapnya hanya sebuah kesialan belaka. Ketika akhirnya dia mendapat limpahan cinta dari seorang cowok gay, Kik...