Tiga Marauders itu langsung berjalan menuju menara Gryffindor, diiringi tatapan kebingungan dari Harry, Ron, Hermione, Ginny, Marlene dan Christie.
"Oh tidak!" Hermione menjerit kecil.
"Ada apa Mione -" sebelum Ginny menyelesaikan perkataannya, Hermione lebih dulu menariknya, diikuti Harry dan Ron meninggalkan Christie dan Marlene berdua.
Hermione membawa mereka ke pohon Birch didekat danau. "Ada apa?" tanya Harry.
"Aku baru ingat, semalam aku mengamati peta bintang dan mendapati bulan purnama adalah malam ini." Ujar Hermione.
"Jadi?" tanya Ron perlahan.
Hermione memutar bola matanya tidak sabaran, "maksudku, mereka akan ke Srieking Shack dengan Jubah Gaib dan Peta Perampok, bukan? Itu berati -"
"Mereka akan tahu siapa kita sebenarnya!" seru Harry menatap Hermione ngeri.
Hermione mengangguk membenarkan, "karena itu kita harus membuat mereka tidak dapat melihat petanya."
"Mungkin kita bisa menyembunyikan peta itu." Usul Ginny.
"Kurang efektif, James dan yang lain bisa saja mencari peta itu dan mencurigai kita." Larang Hermione
"Bagaimana jika kita meminta Filch menyita petanya? Dengan begitu mereka akan sulit mengambilnya kembali." Kata Ron.
"It's very briliant idea!" seru Harry. "Fred dan George bercerita padaku kalau mereka mendapatkan Peta Perampok di kantor Filch saat mereka akan menjalankan detensi."
"Kalau begitu, kita harus meminta bantuan seseorang. Atau mereka akan membenci kita." Ucap Ginny. Semua mengangguk setuju.
"Kalau begitu, sia -"
"Kurasa aku bisa membantu." Ucapan Harry terpotong oleh suara dingin dan kaku dari arah kastil.
Semua menoleh. Severus Snape berdiri dengan tangan di dalam saku jubahnya.
"Aku bisa saja membantu kalian para anak baru," suaranya terdengar mencela, "tapi dengan sebuah kesepakatan."
Harry menelan ludahnya gugup. Mereka memang menginginkan seseorang untuk rencaan mereka itu. Tapi mereka tidak menyangka bahwa seorang Severus Snape bersedia membantu mereka.
"B-baiklah, kau bisa m-membantu kami, dengan kesepakatan." Kata Hermione.
Snape terlihat tersenyum miring. Walaupun Harrh telah melihat kenangannya yang menjelaskan bahwa sebenarnya Snape itu berpihak pada Dumbledore, tetap saja ada rasa tak suka menyusup dan tak dapat dihilangkan.
"Baiklah," kata Snape lambat-lambat, "aku ingin tahu, mengapa kalian ingin mengambil sesuatu milik Potter dan teman-temannya. Aku tidak akan ikut campur, tapi sedikit 'balas dendam' mungkin akan membuatku puas." Ia menyeringai.
Harry menatap Snape. Di matanya menari-nari api kemarahan. Dia tak suka bila Snape melakukan 'balas dendam'nya itu. Namun apa boleh buat, mereka membutuhkannya agar Peta Perampok tidak dibuka oleh James, Sirius dan Remus.
"Er.. baiklah, kami menginginkannya karena suatu alasan pribadi yang tak bisa kami beritahu kepada orang lain." Kata Ginny hati-hati.
"Dendam?" tanya Snape.
"Tidak, bukan dendam, tapi semacam, er, kerahasiaan yang tidak boleh terungkap." Harry berusaha merangkai kata-kata untuk menjelaskan tujuan mereka kepada Snape.
"Kerahasiaan yang tidak boleh terungkap?" Snape mengangkat kedua alisnya, menyedekapkan tangan pucatnya.
"Er, yeah, kami tidak bisa memberitahumu, tapi tenang saja, kami akan membebaskanmu melakukan apa saja untuk mendapatkan peta itu." Ucap Ron salah tingkah.
"Seperti apa bentuk benda itu?"
"Er, seperti perkamen kosong. Biasa dibawa-bawa James atau yang lain." Kata Hermione mendeskripsikan.
"Mengapa kalian mau aku mengambil perkamen kosong?" tanya Snape curiga. Sebelah alisnya dinaikkan.
"Itu. Bukan. Urusanmu." Ujar Ron penuh penekanan di setiap katanya.
"Baiklah, jadi kapan aku melakukannya?"
"Malam ini, tepat setelah makan malam."
"Okay, i must go," dengan berkata seperti itu Snape pergi kembali ke kastil.
"Bloody Hell! Tak kusangka saat muda ia juga dingin seperti itu. Tapi dia sangat ingin tahu. Bedebah sialan!" Ron terus mengumpat hingga Hermione memukul pantatnya.
"Yeah, kuharap dia berhasil dan tidak mencelakai Marauders muda itu." Ginny bersuara.
Mereka semua mengangguk. Duduk di bawah naungan daun lebat pohon Birch. Ginny bersandar di pohon sementara Harry meletakkan kepalanya di pangkuan Ginny. Ron Hermione melakukan hal yang sama. Mereka menatap danau dalam diam, hanyut dalam pikiran masing-masing.
![](https://img.wattpad.com/cover/122114872-288-k734424.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose, Lily and Lavender [SLOW UPDATE]
FanfictionHinny, Ronmione, Jilly dan Time travel Harry, Ron, Hermione dan Ginny terjebak di tahun 1977, tahun dimana Marauders, Lily Evans dan Severus Snape masih menjadi murid kelas tujuh Hogwarts. Harry Potter sepenuhnya milik J. K. Rowling