Dua orang pemuda berjalan beriringan menembus tembok menuju Peron 9 3/4. Dimana mereka akan bertemu kereta merah gagah, Hogwarts Express, yang akan mengantar mereka menuju sekolah sihir terbesar se-Eropa, Hogwarts.
James Potter, pemuda berambut hitam berantakan dan bermata coklat hazel dibalik kacamata bulatnya mendorong troli dengan koper besar dan sangkar burung hantu coklat susu bertengger di atasnya.
Sementara itu, sohibnya, Sirius Black, juga membawa troli dengan koper besar dan seekor burung hantu putih dengan corak hitam di sayapnya tengah tertidur nyaman di dalam sangkarnya.
Pemuda tampan itu menatap bosan sekitarnya, dengan tidak minat. Wajahnya yang sedikit arogan tampak mempesona dengan matanya yang hitam pekat.
"Ayo," James berjalan mendahului Sirius masuk ke kereta.
Mereka celingak-celinguk, mencari kompartemen kosong disepanjang gerbong.
"James! Sirius!" seru seseorang.
James dan Sirius menoleh. Didapatinya Remus Lupin dan Peter Pettigrew, sahabat mereka, melambaikan tangan dari ujung gerbong.
James dan Sirius menghampiri kedua sohib mereka.
"Hebat! Selamat Prongs," Remus langsung merangkul James begitu ia dan Sirius tiba dihadapannya dan Peter.
"For what?" James bingung.
Remus menepuk dahinya, dalam hati merutuki kebodohan sahabatnya itu. "Ketua Murid, Prongs," ia mengingatkan.
Jamea nyegir polos. Ia mengeluarkan sebuah lencana berwarna merah dan bertuliskan KM emas.
"Whoah! Hebat! Dengan ini, kita bebas melakukan apapun, kapanpun, dan dimanapun." Sirius terlihat antusias.
"Ehem,"
Mereka menoleh. Seorang pemuda seumuran mereka dan seorang gadis berdiri di hadapan mereka.
"Ya?" James dan Sirius bertanya serempak memasang muka polos terbaik mereka.
"Kalian menghalangi jalan kami," ujar yang lelaki.
Mereka mengamati sekeliling. Benar saja, mereka sedang bercengkerama di lorong antara dua kompartemen. Dimana satu merupakan kompartemen mereka, dan satu lagi merupakan kompartemen kedua orang itu.
Remus tersenyum meminta maaf, yang dibalas kedua orang itu dengan senyum kecil. Remus mengamati kedua orang itu.
Yang laki-laki sudah memakai jubah Hogwarts-nya -begitu pula dengan yang perempuan- dan memakai mantel Gryffindor. Ia memiliki rambut hitam berantakan dan mata hijau cemerlang, yang dibingkai oleh kacamata bulat. 'sangat mirip dengan James,' Remus membatin.
Sementara yang perempuan berambut merah menyala sepinggang dengan wajah berbintik dan mata cokelat kayu. Ia juga memakai mantel Gryffindor. 'gadis yang menarik,' batin Sirius.
Satu hal yang ingin Remus ketahui, mereka murid Gryffindor, namun mengapa ia dan teman-temannya -yang bahkan sudah cukup akrab dengan pedagang di Hogsmead- tidak mengetahui mereka?
"Erm... maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" dalam hati Remus mengutuk dirinya sendiri telah menanyakan pertanyaan bodoh.
Si laki-laki tersenyum, "masuklah dulu ke kompartemen kami, aku akan memberitahu setelahnya," Ajaknya ramah.
Remus dan Peter menurut, sementara James dan Sirius lebih dulu meletakkan koper dan sangkar mereka di konpartemen mereka sendiri.
Di dalam kompartemen, terdapat dua orang lagi. Seorang gadis dan seorang pemuda. Keduanya sedang bertengkar.
"-aku tidak menyuruhmu, Ron. Ini memang keharusan kita. Ini hanya untuk sementara. Sementara. Merlin Ron, jangan membuatku mengutukmu." Si gadis tampak kesal dengan yang laki-laki.
"Hermione," pemuda yang satu lagi memperingatkan.
Yang dipanggil Hermione menoleh. Rambutnya coklat ombak dengan mata coklat hangat dan tatapan yang agak angkuh.
Sementara si laki-laki -yang dipanggil Ron- berambut merah jahe, bertubuh jangkung dan dengan bintik-bintik di wajahnya. Ia terlihat sedang menggerutukan sesuatu.
Pria yang satu lagi, mengedikkan kepala ke arah Remus, Peter, James dan Sirius -kedua yang disebut terakhir sudah kembali dari meletakkan barang mereka.
Hermione dan Ron -menurut Remus itu nama mereka- terbelalak kaget sebentar, kemudian berusaha sebaik mungkin menyembunyikan hal itu.
"Halo, aku Hermione Watson. Senang bertemu dengan kalian," ujar si Hermione -'tebakanku benar' Remus membatin.
"Aku Harry Radcliffe, dan ini Ron Grint serta Ginny Wright." Pemuda yang satu memperkenalkan diri.
"Kami murid pindahan dari Ilvermorny -sekolah sihir di Amerika- karena keluarga kami dipindah kerjakan dari Amerika ke Inggris. Mereka Auror, kalian tahu." Jelas Ginny.
Remus duduk, bersamaan dengan yang lain duduk.
"Aku merupakan sepupu Ron dari ibu kami. Aku berpacaran dengan Harry -" wajah Ginny memerah dan Sirius tampak kecewa, "- dan berteman akrab dengan Hermione."
Hermione mengangguk, "orang tua Harry sudah meninggal saat ia masih berusia satu tahun. Karena itu, Harry dititipkan oleh keluargaku yang merupakan teman akrab orang tua Harry." Lanjutnya.
"Jadi, kalian murid pindahan dari Ilvermorny, dan masuk asrama Gryffindor?" James mengambil kesimpulan begitu melihat mantel Gryffindor masing-masing dipakai mereka.
Harry, Ron, Hermione dan Ginny mengangguk.
"Tahun berapa kalian masuk?" Sirius bertanya asal-asalan -namun sepertinya Harry mengerti.
"Tahun ketujuh,"
Seketika, para Marauders -sebutan untuk Remus, Peter, James dan Sirius- duduk lebih tegak.
"Hebat! Selamat kawan. Selama setahun ini, kita akan menjadi teman." James tertawa heboh.
"Enam orang dalam satu kamar, eh? Kuharap kalian akan betah," Sirius menyeringai, ber-high five dengan James.
"Apa kalian suka Quidditch?" James dan Sirius bertanya serempak.
Seketika, Ginny, Harry dan Ron terduduk tegak. "Sangat. Quidditch ada di dalam darahku." Ginny menyahut.
"Posisi?" Sirius kini duduk jauh lebih tegak -di dalam Tim Quidditch-nya hanya ada dua pemain perempuan.
"Seeker,"
"Keeper,"
"Chaser,"
James dan Sirius menganga lebar. "Kalian bisa masuk ke tim kami kalau begitu," Jmaes terlihat sangat riang.
Hermione mengerucutkan bibirnya, "kalian hanya memikirkan Quidditch. Bagaimana dengan NEWT? Apa kalian sudah belajar?" dan ia mulai menceramahi mereka dan memuja perpustakaan.
Ron memutar bola matanya, "kalian harua tabah," bisiknya pada Marauders.
James dan Sirius nyengir senang. Mereka mendapat empat mangsa baru untuk keonaran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose, Lily and Lavender [SLOW UPDATE]
FanfictionHinny, Ronmione, Jilly dan Time travel Harry, Ron, Hermione dan Ginny terjebak di tahun 1977, tahun dimana Marauders, Lily Evans dan Severus Snape masih menjadi murid kelas tujuh Hogwarts. Harry Potter sepenuhnya milik J. K. Rowling