Gue ngajak vian jalan-jalan malam ini, gue akui kalo akhir-akhir ini gue pengen deket sama vian. Gak tahu kenapa dan gue pengen tahu gue kenapa. Rasanya jantung gue berpacu dengan cepat, apalagi pas liat dia senyum. Pah..apa dafa udah gila karena tersenyum sendiri hanya karena melihat orang disamping dafa yang juga tersenyum karena dafa
Gue dan vian duduk disebuah tempat makan, disini rame banget.. gue ampe bingung mau pergi kemana. Rumah hantu? Rasanya gak semenarik itu
"Aaaa"
Gue membuka mulut gue lebar-lebar. Vian masih nyuapin gue cilok.. tadi gue suruh diabuat beli lagi karena gue ketagihan
"Kamu tuh ya.. orang-orang pasti gak bakal nyangka kalo kamu itu anak CEO"
"Emang apa hebatnya jadi anak CEO, yang jadi CEO kan bapak gue.bukan gue"
Vian hanya tersenyum. Gue heran kenapa vian kayak gak nyangka kalo sifat gue aslinya emang kayak gini.. suka jalanan. Dan ngebandingin sama papa aku. Padahal papa aku kan suaminya dia juga
"Bener juga sih"
Cilok nya udah abis, tenggorokan gue seret. Perlu minum
"Gue mau beli minum.. lu mau minum apa?"
"Aku pengen sup buah"
"Oke, gue cari dulu.. tadi kayaknya gue liat didepan"
"Aku mau ketoilet dulu yah.. nanti ketemu lagi disini"
Gue dan vian mulai terpisah kearah yang berlawanan. Gue harap vian maupun gue gak ada yang nyasar
.
.
.Setelah berkeliling beberapa menit. Akhirnya aku berhasil menemukan toilet umum. Dilihat dari jauh saja aku bisa tahu kalau disana ngantri. Tak apalah dari pada buang air dicelana kan?
Srrrett
"Viann"
Tubuhku tertarik kebelakang karena seseorang yang menarik lenganku. Mataku membulat saat ku tahu siapa yang kini ada dihadapanku. Diaa
"Ternyata lo bener vian. Udah lama yah kita gak ketemu"
"Rr..oobi"
Rasanya tak percaya. Kenapa dunia begitu sempit? Kenapa dia ada dikota ini? 6tahun sudah berlalu kenapa aku bertemu lagi dengan orang ini. Dia Robi, kekasihku dulu saat kuliah.. mungkin kalian masih ingat soal pria yang membeberkan identitasku sebagai gay pada seisi kampus. Dialah orang nya... orang yang dulu amat aku cintai namun aku harus meninggalkannya karena aku dijodohkan dengan syifa dan akhirnya dia balas dendam dengan menyebarkan orientasi sexsual ku
"Wah wah wah.. lo awet muda yah. Bahkan gue liat-liat lo makin imut"
Sial! Pelecehan! Robi mengatakannya tepat didepan tekingaku. Dia berbisik dan tangannya dengan tidak sopan meremas bokongku. Ini tempat umum astaga.. aku segera menjaga jarak dengannya
"Kenapa lo diem aja? Biasanya lo kan cerewet dan manja-manja sama gue"
Aku masih terdiam. Tak tahu apa yang harus aku katakan saat ini padanya. Ini terlalu tiba-tiba... saat itu.. jujur aku masih sangat mencintainya namun saat itu aku kecewa karena perbuatannya padaku. Aku pikir dia akan sedikit bersabar untuk menungguku karena jujur saat aku menikah dengan syifa hatiku masih ada padanya
"Lo masih diem aja.. ayo deh ikut gue"
Robi merangkulku.. entah dia akan mengajakku kemana. Aku masih dalam mode terkejutku. Robi sepertinya banyak berubah, dia terlihat lebih rapi dari pada dulu saat kuliah yang gaya nya seperti anak gangster yang sedikit urakan
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTED
RandomBagaimana jadinya jika ayahmu menikah dengan seorang pria? Marah! Benci! Itulah yang dirasakan remaja 18thn, Dafa Saputra. FOLLOW ME TO READ THE PRIVATE CHAP IN THIS STORY Rank #3 hurtcomfort 170618 s.d 080718