22

3.5K 282 55
                                    

Mungkin kamu dan aku melakukan kesalahan
Aku tidak tahu
.
.
.
.
.
.

Manusia macam apa aku ini?! Aku membuat dafa yang normal menjadi seperti ku. Aku jahat! Aku pantas ke neraka. Tapi jangam hukum aku saat ini tuhan. Aku tidak tahu apa yang salah dengan diriku

"Besok, ayo kita pergi jalan-jalan"

"Kemana?"

"Kemana aja. Jangan bawa papa. Kita berdua aja"

"Aku usahain nanti"

Itu adalah dafa saat berbicara dengan hangat padaku tadi. Kini ia sudah terlelap dipangkuanku. Aku masih ingin membelai rambutnya namun terdengar suara mobil memasuki garasi. Itu pasti mas prabu. Aku menengok jam tanganku. Sudah jam 11 malam. Seperti biasa.

Kalau boleh jujur, bekerja dikantor yang sama membuatku tahu bagaimana pekerjaan mas prabu. Walau jabatannya sebagai bos. Tapi, pulang larut malam akhir-akhir ini tentu menbuatku curiga. Tapi aku tak berani untuk hanya sekedar bertanya.

Aku takut jika apa yang aku takutkan itu benar-benar terjadi. Jelas nya, aku belum siap

Aku membenarkan posisi tidur dafa dan menyelimutinya. Ia sedikit terusik namun kembali tidur dengan lelap.

"Good night"
.
.
.
Aku berjalan menuruni anak tangga. Kulihat mas prabu sepertinya sedang kacau. Ia memijat-mijat pelipis nya dam terlihat lelah

"Mas sakit?"

Kataku dan mas prabu berhenti saat melihatku turun dari kamar dafa

"Hanya lelah, kamu ngapain dari kamar dafa?"

"Aku kesepian kalo dikamar sendiri jadi ke kamar dafa dulu"

Aku mengambil tas kerja mas prabu dan membuka jas nya

"Ingin mandi dengan air hangat?"

Mas prabu hanya menggaruk kepalanya saat aku tengah melepaskan dasinya

"Mas ingin langsung istirahat saja"

"Makan?"

"Mas udah makan sama karyawan mas tadi"

Aku menghela napas ku. Itu lagi itu lagi jawabannya

"Mas akhir-akhir ini gak pernah makan malam dirumah"

Mas prabu tak bergeming

"Aku makan sendirian"

"Kan ada dafa"

Mas prabu mendahuluiku berjalan ke kamar. Rasanya ada yang berbeda atau ini hanya perasaanku saja

Skip
.
.
.
.
Seperti biasa, vian yang selalu tidur diakhir akan terbangun lebih dulu dan menyiapkan sarapan juga seragam untuk dafa dan suaminya. Ini sudah jadi rutinitas, jadi sudah tak ada beban lagi dalam melakukannya. Ia sudah terbiasa

Karena tadi malam tak memasak apa-apa. Hanya tersisa nasi yang sayang untuk dibuang. Vian memutuskan membuat nasi goreng saja sebagai menu sarapan. Ia juga tidak lupa mendidihkan air untuk teh nya. Dan cucian di mesin cuci vian takkan melupakan itu.

WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang