Ini adalah hari libur nya. Harus nya dimas bisa bersantai atau sekedar tidur seharian. Tapi seseorang mengganggunya dan mengajaknya ketemuan. Sialnya lagi dimas tidak bisa menolak ajakan itu
'Bagaimana ini?'
Dimas terus saja berjalan bolak-balik didepan rumahnya. Berpikir keras apakah ia harus pergi atau tidak. Dan akhirnya dimas masuk kedalam mobil dan pergi menemui orang itu
Ia sudah bisa menebak apa yang akan dibahas nya nanti. Karena dari semalam robi terus saja menanyakan soal vian..seberapa dekat dimas dengam vian atau kapan mereka akrab. Hal itu bisa menjadi alasan dimas untuk bertemu robi. Padahal dulu dimas sudah bertekad untuk tidak akan bertemu lagi dengan pria semacam robi.
Skip
.
.
.
.
Cafe ParadiseDimas turun dari mobil nya. Dengam hanya menggunakan jeans hitam panjang dan kemeja putih polos tipis serta kacamata bulat dan membiarkan poni menutupi dahinya dimas terlihat cukup atau sangat tampan sekarang. Terlihat sekali dia keturunan orang berada
Langkahnya mulai terhenti saat ia membuka pintu cafe itu dan terdengar suara lonceng tanda ia membuka pintu nya
'Dia harusnya sudah disini kan?'
Robi : aku diatas, kemarilah.. disini sepi😊
Dimas menggenggam hp nya kuat saat membaca pesan itu. Kini ia menyesali kedatangannya kesini. Tapi tak berguna lagi untuk lari. Kaki-kaki nya membawa dimas menaiki satu persatu anak tangga. Cafe dengan dua lantai ini memiliki dekorasi yang berbeda antara diatas dan dibawah. Diatas lebih terkesan privacy dan beruang-ruang.
~Robi Calling~
Ia melihat panggilan di handphone nya. Benar-benar tak penting saat orang yang menelpon itu ada pada jarak beberapa meter didepannya tengah tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya
~Reject~
Dimas pergi menghampiri robi. Dengan makanan yang sudah robi pesan. Banyak sekali
"Gue lagi sibuk, jadi katakan apa mau mu" ucap dimas dengan nada yang jutek
"Wow wow wow.. santai saja dim. Nikmati hari libur mu"
Dimas membuang muka saat robi terus membuat eyecontact dengan nya
"Aku memesan kimchi dan apayah ini nama nya..."
"Ramen"
"Ya! Aku memesannya untukmu. Kau masih suka kan?"
Robi mengetahui dimas menyukai semua hal tentang korea untuk itu robi sudah menyiapkan makanan ini. Tapi dimas seperti nya tidak menyukai itu. Kini dimas sudah berani menatap tajam mata robi
"Bisa gak elo gak usah semenjijikan itu?"
Robi menghela napas dan.meminum air putih yang tersedia di meja nya
"Apa maksud mu menjijikan?"
"Berbicara 'aku-kamu', menyiapkan makanan..bisa gak elo gak usah so baik kayak gini?"
"Aku??baik?"
Robi tersenyum miring
"Bicara sama orang sebaik kamu kan emang harus pake 'aku-kamu', dim"
"Cih!"
Dimas menepis tangan robi yang mencoba menyentuhnya
"Apa mau lo?"
"Gue mau vian"
Dimas mengusap wajahnya kasar.. vian lagi vian lagi dari semalam vian aja yang terus robi omongin. Tapi itulah gunanya ia disini

KAMU SEDANG MEMBACA
WANTED
RandomBagaimana jadinya jika ayahmu menikah dengan seorang pria? Marah! Benci! Itulah yang dirasakan remaja 18thn, Dafa Saputra. FOLLOW ME TO READ THE PRIVATE CHAP IN THIS STORY Rank #3 hurtcomfort 170618 s.d 080718