19

3.9K 294 24
                                    

"Den dafa pulang nya malam.. papa udah ada didalam den" kata pak amir saat aku dan dafa baru saja memarkir mobil. Mas prabu sudah datang? Tumben pulang cepat.. ini masih jam 9malam. Katanya dia akan pulang seperti biasa. Itu artinya jam 11 atau jam 1 malam.

"Iyakah pak?yaudah dafa masuk dulu ya"

Dafa masuk lebih dulu kedalam rumah. Aku memberikan martabak yang aku beli dijalan untuk pak amir

"Aduh den vian, kenapa repot-repot"

"Vian tadi pengen martabak pak.. masa kita nanti makan martabak terus bapaknya enggak" kataku

Skip
.
.
.
.
Dafa langsung menuju ke kamarnya, setelah kejadian itu dafa sama sekali tidak berbicara. Dia terus saja diam dengan raut muka yang membuatku merasa bersalah. Entah merasa bersalah karena apa

Aku akan menemui dafa nanti. Aku menuju kamarku terlebih dahulu dan menemukan mas prabu diatas kasur tengah bergulat dengan laptopnya

"Mas kapan pulang?"

Aku mendudukan tubuhku disofa.

"Baru saja kok.. oh ya, kamu sama dafa habis dari mana?"

"Dafa ngajak aku ke pasar malem mas" kataku dengan senyuman tipis

"Syukurlah, kelihatannya kamu sudah makin akrab sama dafa"

Aku hanya tersenyum mendengar pernyataan mas prabu. Oh..aku melupakan sesuatu

"Mas, udah makan? Aku tadi sebelum pergi masak dulu. Mas makan dulu yah biar aku angetin"

"Gak usah sayang.. mas udah makan dikantor. Bareng sama karyawan-karyawan mas--"

Mas prabu menutup laptopnya

"Mas cape.. pengen tidur aja"

Aku mengambil laptopnya dan menyimpan laptop itu ketempat biasanya

"Mas tidur duluan yah.. aku belum ngantuk"

"Hmm, kamu jangan begadang yah"

"Iya"

.
.
.
.
.

Aku menuju kamar dafa setelah ku pastikan mas prabu sudah terlelap. Dafa sepertinya belum tidur, aku membuka pintu kamarnya yang tidak dikunci tanpa mengetuk terlebih dahulu. Benar saja.. disana dafa masih segar memainkan handphonenya

"Kamu belum tidur daf?"

"Gue bukan anak kecil yang kalo mau tidur harus di tengokin dulu sama emak nya"

Raut wajah dafa masih sama seperti tadi. Aku semakin merasa berasalah. Aku duduk diranjang didamping dafa. Ia tak menoleh kearahku tapi tak apa

"Daf.. maaf soal yang tadi. Aku tidak bermaksud untuk meninggalkanmu--"

"Bukan itu!"

"Ma--ksud kamu?"

Kini dafa menoleh padaku dengan tatapan nya yang tajam. Ada apa??

"Gue denger pembicaraan lo sama mantan lo itu"

Glek--rasanya temggorokanku kering sekarang

"Gue gak mau tahu soal masa lalu lo. Tapi jangam bawa-bawa keluarga ini"

Ucap dafa dengan tegas. Aku mengerti, lagi pula memang tidak seharusnya aku masih berhubungan dengan robi. Setidaknya aku harus melupakan dia agar dafa tidak terganggu. Apalagi aku sangat mengenal bagaimana sifat robi, setelah pertemuan tadi.. robi pasti akan mencariku terlebih tadi dia mengajakku untuk kembali lagi padanya

WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang