3. Jadi bagaimana?

9.7K 696 14
                                        

Kehidupan dafa mulai berubah semenjak perceraian kedua orang tuanya. Terlebih saat ayahnya membawa seorang pria kerumah dan menyebutnya sebagai istri. Ini perang batin baginya, ia dituntut untuk bisa memahami keadaan yang tidak masuk akal menurutnya

Hari ini, seperti biasa dafa bangun pagi. Tak lupa dia membuka laptop nya dan mengecek berita hari ini, dafa tersenyum hambar melihat foto prawedding seorang model terkenal yang tak lain adalah ibunya.

"Sudah ada foto prawedding"

Dafa mengambil handphone nya dan menelpon seseorang. Lama dafa menunggu dan akhirnya terdengar suara seorang wanita disebrang sana

"Hallo"

Dafa tak langsung menyaut. Ia terdiam sejenak dan matanya mulai berkaca-kaca

"Hallo-"
"Mama.."

Sudah lama sekali dafa tidak berbicara dengan ibunya. Ibunya sibuk dengan urusannya, dafa hanya bisa melihat kabar ibunya dari artikel yang dibuat oleh paparazi

"Dafa.. itu kamu?"

"Maaf, biar aku tutup telpon-nya"

"Tu--tunggu! Dafa.. maafkan mama. Dafa, mama kangen kamu tolong jangan tutup dulu telponnya"

Air mata itu berhasil lolos melewati sudut mata dafa. Dafa hanya anak remaja 18th

"Dafa maafkan mama yang tidak bisa merawat kamu dengan baik. Daf, mama akan menikah.. dia pria yang baik. Kamu jangan khawatir yah.. dia mencintai mama. Daf.. kamu masih disana?"

Dafa tak bergeming

"Dafa.  Kamu akan datang kan? .. daf.."

Pip~

Dafa memutuskan panggilan itu. Ada perasaan tersisihkan saat mendapat berita kalau ibunya akan menikah lagi. Dafa tahu calon suami ibu nya itu, ia melihatnya di internet. Karena dafa jauh dari ibunya, dafa belum pernah bertemu langsung bagaimana orang yang akan mcenjadi ayah tirinya itu.

Dafa turun kebawah. Ia melihat dua insan yang sedang menikmati sarapannya, dafa tak ada niat untuk bergabung. Ia berjalan cepat namun suara seseorang membuat langkahnya terhenti

"Dafa.. sarapan dulu"

Itu adalah suara vian. Jujur, dafa sangat tidak ingin melihat wajah orang itu. Dafa tidak menghiraukannya dan tak menoleh sama sekali.

"Duduk disini atau besok motormu akan papa jual"

Dafa geram dalam hati mendengar ancaman dari ayah nya itu. Apa boleh buat, duduk mungkin tidak masalah dari pada motor melayang. Akhirnya dafa mendekati kedua orang itu dan menarik kursi duduknya. Vian dengan sigap mengambil piring dan menuangkan nasi serta memberikan susu untuk dafa.

"Ada apa dengan wajahmu? Kau habis menangis hah?"

Vian melirik dafa, ada gurat khawatir diwajahnya. Sementara ayah dafa yang sangat mengetahui sikap anaknya itu nampak biasa saja

"Pa, mama akan menikah"

Ayah dafa menhela napas nya dan menoleh pada dafa

"Lalu, kamu ingin papa gimana?"

Dafa mengepalkan tangannya mendengar jawaban dingin itu. Vian yang melihatnya mengusap tangan dafa pelan agar dafa sedikit tenang

"Apa papa tidak ingin datang kesana?"

Ayah dafa menatap dafa intens

"Apa kamu tidak berani datang sendiri? Apa perlu papa mengantar kamu?"

WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang