Hurt

280 35 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian di Klinik beberapa hari lalu, Bona tampak sangat berbeda. Dia jadi datang terlambat ke sekolah, tetapi beruntungnya guru kelas tidak tahu kalau Bona sudah beberapa kali datang terlambat.

Dan hari ini pun Bona berjalan pelan di lorong sekolah yang sepi karena pelajaran sudah dimulai 20 menit yang lalu. Dia kini berdiri di depan pintu kelas yang tertutup, menandakan pelajaran sedanh berlangsung.

Setelah menghela nafas, dia perlahan mengetuk pintu itu dan kemudian mendorong pintu kelas hingga terbuka.

"M-maaf guru Yoon, aku terlambat" yeoja itu berkata gugup saat tahu kalau pelajaran yang sedang berlangsung adalah pelajaran sejarah  dan guru yang mengajarpun dikenal sebagai guru killer. Guru Yoon menatap tajam yeoja yang berdiri di depan pintu.

"Kau tahu ini sudah jam berapa? Kau akan ku hukum merangkum pelajaran sejarah di perpustakaan dan kumpulkan saat istirahat nanti" dan tanpa memberi Bona kesempatan untuk membela diri, guru killer itu memberi Bona hukuman.

"N-nde" Bona menunduk pelan lalu kembali menutup pintu kelas. Dia membalikkan badannya berniat untuk pergi ke perpustakaan.

Dalam perjalanan yeoja itu terus menunduk, pikirannya dipenuhi oleh berbagai hal. Sehingga, dia tidak menyadari seseorang yang juga sedang berjalan di lorong sekolah.

Hyungwon, namja itu nampak memperhatikan yeoja yang berjalan ke arahnya sambil menunduk. Sejak kemarin dia belum bertemu lagi dengan Bona. Yeoja itu seperti menghindar untuk bertemu dengannya. Dia juga teringat kejadian di klinik kemarin. Ada rasa bersalah di hatinya saat mengingat perkataan yang telah dia lontarkan kepada Bona.

Hyungwon terus menatap Bona yang semakin dekat dengannya. Dia pikir pasti yeoja itu menyadarinya, dan mungkin berhenti untuk menyapanya maka dari itu dia memelankan langkahnya. Namun, apa yang dia kira ternyata salah. Bona melewatinya begitu saja tanpa melihat ke arahnya. Yeoja itu seakan tidak menyadari kehadirannya.
Hyungwon menatap punggung yeoja itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

.

.

Bona memijit kepalanya pelan, setelah menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh guru Yoon, dia segera menyerahkan hasil rangkumannya kepada guru sejarah itu dan langsung kembali ke kelasnya.

Exy dan Xuanyi menatap khawatir sahabatnya itu. Mereka bingung apa yang terjadi pada Bona. Semenjak pertandingan basket berlalu, yeoja itu terlihat murung.

"Bona-ya. Ayo kita ke kantin" ajak Xuanyi sambil menepuk pelan pundak Bona. Tetapi, yeoja itu menggeleng pelan, dan menyuruh kedua sahabatnya untuk pergi saja ke kantin.

"Bona.. Ceritalah pada kami jika sedang ada masalah" setelah itu Exy dan Xuanyi pergi meninggalkan Bona.

Bona meletakkan kepalanya di atas meja sambil memejamkan matanya. Kepalanya memang pusing, tetapi dia tidak berniat untuk pergi ke UKS.

'Kau selalu membuatku susah'

'Kau! gara-gara kau hadir di keluargaku. Semua jadi kesusahan'

'Perbuatanmu selalu membuatku kena sial'

'Kau hanya pembawa sial!'

'Aku membencimu!'

Tanpa dia sadari, air matanya sudah menetes di pipinya. Otaknya terus terngiang-ngiang perkataan dari Hyungwon serta Ayahnya. Kata-kata itu sangat sama. Hatinya seakan hancur berkeping-keping saat dia semakin mengingat kata-kata itu.

'Hiks.. Maaf' yeoja itu menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangan miliknya. Dia terus seperti itu hingga jam istirahat berakhir.

.
.
.
.
.

"Kau yakin tidak apa-apa? Biar aku dan Xuanyi mengantarmu pulang" Exu tampak khawatir melihat keadaan Bona yang memprihatinkan. Wajah yeoja itu terlihat pucat. Dan badannya sedikit panas.

"Eum, aku baik-baik saja. Pergilah, pacar kalian pasti sudah menunggu. Ah, aku juga harus buru-buru. Byee!" Sebelum kedua sahabatnya itu berkata lagi. Bona buru-buru pergi.

Dia berlari kecil di pinggir jalan. Dia mulai merasakan nafasnya sesak, namun dia tidak berhenti dan terus saja melangkahkan kakinya. Sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Dia menoleh ke sekeliling dan di sana tidak ada siapa-siapa. Dengan sekuat tenaga, dia melanjutkan langkahnya menuju halte bus di depan sana.

.

.

Exy dan Xuanyi tiba di lapangan, mereka kesana untuk menemui pacar mereka.

"Tumben kalian hanya berdua, dimana Bona?" Minhyuk yang melihat Exy dan Xuanyi tiba di sana menanyakan keberadaan yeoja manis itu. Tidak biasanya dia absen untul pergi ke lapangan basket.

"Yahh.. Dia menolak untuk ikut. Dan lagi sepertinya dia sedang sakit, wajahnya nampak pucat. Tetapi saat aku menawarkan untuk mengantarnya pulang dia menolak" Exy menjawab pertanyaan Minhyuk.

"Aku khawatir sekali, bagaimana jika dia pingsan di jalan" Xuanyi tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Tentu saja, Bona adalah sahabat kesayangannya.

"Jadi dia pulang sendiri?" Tanya Minhyuk dan kedua yeoja itu mengangguk sebagai jawaban.

"Bahaya kalau dia pingsan saat perjalanan pulang" Jooheon yang sedari tadi hanya menyimak kini ikut berbicara. Dia melirik Hyungwon yang ternyata ikut mendengarkan obrolan mereka.

"Iya benar. Exy, bagaimana ini?" Xuanyi menatap exy yang sama-sama bingung. Dia tidak tahu harus bagaimana, dia sudah berjanji kepada Shownu untuk menemaninya.

"Ya, Hyungwon. Mau kemana kau?" Wonho berseru saat melihat Hyungwon meninggalkan lapangan dengan terburu-buru.

.

.

.

Namja tinggi itu melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat. Raut wajahnya menampakkan kalau pikirannya sedikit kacau.

'Kim Bona, dimana kau?'

Setelah berjalan cukup jauh dari gedung sekolah, dia menemukan sosok Bona yang berjalan gontai menuju halte Bus. Yeoja itu memegangi kepalanya. Tetapi, dia tidak berniat berhenti dan terus berjalan. Sampai dimana tubuhnya mulai limbung.

Hyungwon membelalakkan matanya dan hendak berlari ke arah Bona. Namun, langkahnya seketika terhenti saat melihat seseorang meraih tubuh Bona yang hampir terjatuh. Orang itu tampak berusaha menyadarkan Bona.

Hyungwon tetap berdiri di tempatnya dan terus melihat orang itu menggedong dan membawa Bona pergi. Tanpa sadar dia mengepalkan tangannya. Perasaannya tak menentu melihat Bona yang tak sadarkan diri diselamatkan oleh orang lain.

TBC

White Sugar (Sweetheart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang