One More Step

289 34 6
                                    

I will take one more step towards you

I will look only at you like this

I won't regret even If I come to lose everything

I only want to tell you I love you that's all

Hyungwon menyandarkan kepalanya sambil terus memandangi layar ponselnya. Di sampingnya ada Kihyun yang asik memainkan gitar sambil menyanyikan sebuah lagu. Entah kenapa lagu itu seakan pas dengan keadaan hati milik namja tinggi itu.

"Kihyun" Panggil Hyungwon membuat temannya itu berhenti bernyanyi namun tidak menghentikan jarinya yang terus memetik senar gitar.

"Wae?" Tanya Kihyun menunggu Hyungwon kembali bersuara.

"Apa kau tahu bagaimana rasanya jatuh cinta?" Pertanyaan itu membuat Kihyun menatapnya aneh. Apa yang baru saja dia tanyakan? 

"Kau bicara apa? aneh sekali" Cibir Kihyun namun Hyungwon tetap memasang ekspresi datar. 

"Lupakan" Ucap Hyungwon lalu bangkit dan berjalan pergi meninggalkan Kihyun yang sedari tadi memandangnya heran.

"Sepertinya dia baru menyadari perasaannya" Gumam Kihyun kembali memainkan gitarnya.

.

.

.

Bona berjalan riang menuju toko kue milik Ibunya. Hari ini dia berniat untuk membantu Ibunya bekerja. Sambil menunggu lampu lalu lintas berwarna merah, Bona memandang toko kue yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Tapi ada yang aneh, kenapa ada beberapa pria yang masuk ke dalam toko kue tersebut, penampilan ketiga pria itu sangat aneh. Tak lama terdengar teriakkan dari dalam toko tersebut. Bona yang mendengarnya seketika panik, apa yang terjadi? Dia melihat lampu lalu lintas masih berwarna hijau dan mobil-mobil masih melaju cukup kencang, Dia lalu melihat Ayahnya turun dari mobil dan masuk namun tertahan oleh seorang pria yang memegangi lengannya.

Tuan Kim berusaha melepaskan tangannya dan segera memukul salah satu dari ketiga pria tersebut. Bona semakin panik, dia langsung melangkahkan kakinya cepat menuju toko kue milik Ibunya. Dia melihat Ayahnya sedang berusaha merebut sebuah tas hitam yang digenggam oleh pria yang baru saja keluar dari toko kue.

"Dasar pencuri! cepat kembalikan uang tersebut!" Teriakkan Ayahnya membuat Bona berlari menuju toko kue itu. Dia sangat amat khawatir begitu tahu kalau pria-pria tersebut  adalah pencuri. Bona membelalakkan matanya saat melihat seorang pria berdiri di belakang Ayahnya dan mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.

"Ayah! Awas!" Bona berteriak kencang begitu pria itu mengarahkan pisau kepada ayahnya. Bona semakin mempercepat larinya dan begitu tiba tanpa pikir panjang Bona menahan pisau tersebut dengan kedua tangannya.

"Bona!" Ayahnya kaget melihat anak angkatnya itu melindunginya, Tuan Kim pun menjadi lengah dan pencuri tersebut langsung menarik tas hitam itu lalu berlari kabur di ikuti oleh kedua temannya.

"Aakhh" Bona meringis menahan perih karena kedua tangannya menggenggam pisau tersebut sehingga melukai kedua telapak tangannya. 

"K-kau tidak apa-apa?" Tanya Tuan KIm yang tampak cemas melihat kedua tangan Bona yang terluka.

"Aku itu apa-apa. Ayah cepat panggil polisi, pencuri itu tidak boleh lolos. Ibu bagaimana? Ibu!" Bona masuk ke dalam toko dan melihat karyawan toko membopong Ibunya tak tak sadarkan diri.

"Ibu! kenapa dia??" Bona seakan tidak peduli dengan luka di tangannya. Dia jauh lebih khawatir saat melihat Ibunya pingsan. Kata karyawan tersebut, salah satu pencuri membius Ibunya hingga tak sadarkan diri,

White Sugar (Sweetheart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang