Confession

349 30 4
                                    

.

.

.

Bona menghabiskan sarapannya dengan terburu-buru. Hari ini dia bangun terlambat karena semalam dia sibuk menenangkan hatinya.

"Pelan-pelan, Nak. Nanti kau bisa tersedak" Ujar Nyonya Kim.

"Aku sudah hampir terlambat, Bu. Aku berangkat! Sampai jumpa, Bu" Bona mengecup pipi Nyonya Kim sebelum melesat pergi keluar rumah, di sana sudah ada ayahnya yang menunggu di dalam mobil.

"Jalan berlari seperti itu, nanti kau tersandung" Tuan Kim menasehati putrinya itu dan di balas dengan cengiran saja.

"Sudah siap?" Tanya Tuan Kim dan Bona pun mengangguk.

.

.

.

"Noona!" Seseorang mencegat jalan Bona membuat yeoja itu mendecak pelan.

"Ck! Apa Kim Rowoon? Menyingkirlah, aku sudah hampir telat" Bona mendorong badan Rowoon agar menjauh namun namja itu tetap berdiri di depannya.

"Wae?" Tanya Bona jutek.

"Apa pulang sekolah kau sibuk? Aku ingin meminta bantuan" Rowoon bertanya dengan kikuk membuat Bona mengerutkan keningnya.

"Aku sibuk, ada seseorang yang ingin aku temui, minggir" Bona mendorong pundak Rowoon membuat namja itu bergeser.

"Yaa! Noona, ku mohon. Kali ini saja"

"Tidak"

"Ayolah, ini menyangkut soal asmaraku" namja itu tampak malu saat mengatakannya.

"Ayolah, ini menyangkut soal asmaraku" namja itu tampak malu saat mengatakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mwoya?" Bona memalingkan wajahnya ke arah Rowoon.

"Aku ingin membelikan sesuatu untuk Eunseo, dia sedang ulanh tahun. Dan aku butuh bantuan"

"Membelikan apa?" Keduanya menaiki tangga sambil berbicara. Bona melirik jam tangannya, sebentar lagi bel bunyi.

"Entah lah, sepatu mungkin, dia kan anak cheerleader, aku minta agar kau ikut lalu mencoba sepatunya, jika cocok aku akan beli" Jawab Rowoon santai.

"Pergi sendiri saja, dasar bodoh!" Bona mendengus pelan sambil berjalan agak cepat membuat Rowoon kebingungan.

"Kenapa, Noona?" Tanya Rowoon.

"Pikir saja sendiri, percuma badanmu tinggi tapi otakmu dangkal, sudah aku harus masuk kelas" Bona menjawab dengan sewot lalu melenggang pergi ke kelasnya, meninggalkan Rowoon yang tertegun dengan wajah bodohnya.

"Hoi, kelasmu bukan di sini" Zuho yanh entah muncul darimana menyadarkan Rowoon.

"Kau sedang apa di sini?" Tanya Zuho.

"Tadi aku menemui Bona Noona. Aku meminta bantuan tapi dia malah marah" Jawab Rowoon lalu mulai menuruni tangga disusul oleh Zuho.

"Bantuan apa?" Tanya Zuho. Rowoon diam sebentar dan akhirnya menceritakan semuanya.

White Sugar (Sweetheart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang