Part 7 - Tega!

7.3K 422 2
                                    

[Author POV]

Besoknya Prilly pergi ke cafe di Setiabudhi untuk menemui Mila. Disana terlihat Mila yang sudah menunggunya.
"Lo ngajak ketemuan, tapi malah lo yang telat, gimana sih!" Kesal Mila.
"Ya sorry, lo tau kan Bandung udah kaya Jakarta, macet pake BGT." Jawab Prilly.
"Ya udah lo mau cerita apa?" Tanya Mila.
Prilly terdiam. Dia bingung mau mulai cerita darimana. Tiba-tiba saja air mata Prilly tumpah lagi, Mila yang melihatnya pun kebingungan.
"Eh.. eh.. lo kenapa lagi sih? Cup cup.." Mila langsung meneluknya.
"Verrel Mil.. gue ga tahan lagi sama kelakuan dia.. dia... dia beneran selingkuh." Jawab Prilly berlinangan air mata.
"Lo yakin? Udah buktiin?" Tanya Mila.
"Yakin banget, kemarin tuh gue ngikutin mobil dia, gue liat dia ketemuan sama cewek.. terus diaaa.. diaa.. dia booking kamar Mil.. gue pastiin lagi, ngikutin mereka sampai akhirnya mereka jalan berpelukan dan masuk ke kamar itu Mil. Gue ga sanggup buat terima itu semua. Gue cinta banget Mil sama Verrel, dia tega banget ke gue Mil." Cerita Prilly panjang lebar.
Mila hanya bisa membelalakan matanya dan kembali memeluk Prilly.
"Lo yang sabar ya Pril, terus lo maunya gimana ke Verrel, lo mau putusin dia?" Tanya Mila.
"Gue gatau harus ngapain Mil.. gue cinta banget sama dia.. tapi gue juga kecewa baget Mil. Apa yang harus gue lakuin.." isak Prilly.

Tiba-tiba saja sesosok tangan kekar memeluk leher Prilly dari belakangnya membuat sang pemilik leher berjengit kaget. Prilly menhapus air matanya dan menengok ke belakang. Ia sangat shock dengan apa yang dilihatnya. Verrel datang dengan wajah innocent nya dan bertanya.
"Heyy.. kalian lagi pada ngapain disini? Kok aku ga diajak si sayang?" Tanya Verrel.
"Mil.. gue duluan ya.. makasih lo udah mau dengerin cerita gue." Prilly beranjak meninggalkan Verrel dan Mila.
"Prill.. Prillyyy... tunggu.." teriak Mila.
"Ada apa sih Mil? Prilly kenapa?" Tanya Verrel.
"Lo masih tanya ke gue Prilly kenapa? Lo harusnya tanya ya sama diri lo sendiri, apa yang bikin Prilly bersikap kaya tadi." Jawab Mila.
Verrel mengacuhkan Mila dan berlari mengejar Prilly.

"Prilly.. sayang.. heyy.. dengerin aku dulu.." teriak Verrel sambil mengejarnya. Prilly tak berhenti bahkan menoleh sesikitpun.
"Prilly.." Verrel memegang tangan Prilly dan menariknya.
"Kamu kenapa sayang? Bilang sama aku apa yang terjadi." Kata Verrel.
"LEPASIN GUE..!" berontak Prilly berusaha melepaskan tangannya.
"Ga akan Prill, bilang dulu sama aku, kamu kenapa? Kenapa mendadak kamu bersikap kaya gini sih?" Tanya Verrel.
"Lo masih tanya ke gue kenapa gue berubah hah? Lo TANYA sendiri ke selingkuhan lo rel." Tekan Prilly emosi.
"Apa sih sayang, selingkuhan apa.. siapa yang selingkuh?" Tanya Verrel.
Prilly tertawa sinis sambil menahan air matanya yang sebentar lagi runtuh.
"Lo masih tanya siapa? Hah? ELO! ELO YANG SELINGKUH REL.. ELO SELINGKUHIN GUE!" Jawab Prilly berapi-api.
"Sekarang lepasin tangan gue rel." Akhirnya tangan Prilly terlepas. Dia langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Pril, dengerin penjelasan aku dulu Pril. Prilll...." Verrel menggedor-gedor kaca mobil Prilly. Prilly hanya bisa menangis sedih dan menginjak pedal gasnya dalam-dalam meninggalkan Verrel.

"Lo tega sama gue rel. Gue cinta banget sama lo. Tapi gini balesan lo ke gue." Prilly bermonolog dibalik kemudinya.

Prilly berlalu dan mengarahkan mobilnya ke taman komplek di sekitar jalan Suci. Entah kenapa jika dia sedang dalam masalah, dia selalu mendatangi taman ini dan menenangkan hatinya. Dia merasa nyaman jika termenung di ayunan di taman ini, hingga hari mulai gelap, taman semakin sepi.

Tiba-tiba saja ada dua orang bertubuh tegap berpakaian hitam mendatangi Prilly.
"Hay cantik, sendirian aja nih." Ucap salah satu orang itu.
"Ma...mmau apa kalian?" Tanya Prilly tergagap ketakutan.
"Tenang manis. Kita bukan orang jahat kok. Kita cuma mau nemenin kamu aja cantik, biar ga kesepian." Ucap pria bertato.

Tangan pria itu menyentuh dagu Prilly, membuat Prilly berjengit dan ketakutan. Pria satunya sudah mencengkram lengan Prilly dan menarik-nariknya. Prilly memberontak dan berusaha kabur. Tapi pria satunya malah membelai pipi mulus Prilly dan mengarahkan tangan yang satunya lagi ke arah leher Prilly. Prilly memejamkan matanya ketakutan, berusaha kabur hingga ia jatuh terduduk di tanah yang basah karena habis hujan. Ia terus menerus memberontak karena dua pria bertubuh tegap itu berusaha menyentuhnya.. hingga sebuah suara terdengar berteriak.
"Hey.. lepaskan gadis itu." Ucap seorang pria berjas di pinggir taman.
"Ohhhh, jagoannya sudah datang hahaha." Kata salah satu pria itu.
"Jangan jadi sok pahlawan ya lo, pergi dari sini kalau lo mau selamat." Kata pria yang satunya lagi.
"Kita lihat saja, siapa yang tidak akan selamat disini." Kata pria berjas itu lagi.

Selanjutnya terjadilah baku hantam dua lawan satu di taman itu. Pria berjas itu dengan lihai meninju dan menangkis. Sepertinya dia sudah lihai dalam urusan perkelahian. Sampai akhirnya dua pria bertato itu lumpuh tak bisa melawan lagi dan melarikan diri.
Pria berjas itu mendekati Prilly dan membantunya berdiri.

"Hey, sudah aman, kau bisa bangun sekarang." Kata pria berjas itu.
Prilly masih bergetar hebat karena ketakutan. Dia tak bisa bergerak lagi. Kakinya lemas tak bertenaga setelah berusaha melawan dua pria bertato itu. Ketika tangan pria berjas itu menyentuh hendak membantu Prilly, tiba-tiba Prilly berteriak histeris,
"Tolong lepasin saya tolong. Pergi... pergii..." dia berteriak lirih dan seperti trauma.
Pria itu terdiam cukup lama, hingga Prilly tampaknya lelah dan dia pingsan. Pria berjas itu membuka jasnya, menutupi tubuh Prilly yang basah dan menggotong Prilly masuk ke dalam mobilnya.

Di dalam mobil, pria berjas itu mencoba menyadarkan Prilly. Lama kelamaan matanya mulai mengerjap dan sadar.
Tapi mata Prilly melihat-lihat ke sekeliling seperti orang yang trauma. Pria itu menepuk-nepuk pipinya dan menyadarkan kembali Prilly.
"Hey.. hey.. sadarlah.. ini aku.. kamu sudah aman sekarang."
Kata pria berjas itu.
Prilly menatapnya lekat dan berhambur memeluk pria berjas itu erat.
"Terima kasih. Kamu sudah menolongku lagi." Kata Prilly.
Ya. Dia adalah Ali. Orang yang menolong Prilly adalah Aliando Putra Perdana. Ali masih shock dengan perlakuan Prilly yang memeluknya barusan, tetapi karena rasa nyaman yang dia rasakan dalam pelukan itu membuatnya membalas pelukan Prilly. Prilly yang merasa pelukannya dibalas langsung melepaskan pelukannya kikuk.
"Maaf." Kata Prilly.
"It's oke." Jawab pria itu.
"Ku antar kau pulang." Kata Ali.
"Mobilku?" Kata Prilly.
"Berikan kuncinya, akan kusuruh anak buahku mengantarkan mobilmu." Jawab Ali.
"Terima kasih." Kata Prilly.

Dalam perjalanan tak ada obrolan diantara mereka. Sama sama terdiam menikmati kesunyian ini. Tapi kemudian Prilly mengeluarkan suaranya dan bertanya,
"Kau sudah menolongku dua kali, tapi aku belum tau namamu, sedangkan kau sudah tahu namaku. Boleh aku tahu juga?" Tanya Prilly.
"Ali. Aliando Putra Perdana." Jawab Ali singkat.

Prilly mengangguk, lalu suasana kembali sepi. Sesampainya di depan Pekarangan rumah Prilly, Prillypun melepaskan seat belt nya dan hendak turun dari mobil Ali.
"Terima kasih atas bantuannya Ali." Kata Prilly.
"Ya." Jawab Ali singkat.
"Tapi Prilly, kenapa kau berada di taman tadi? Sedangkan rumahmu cukup jauh dari taman itu?" Tanya Ali.
"Entahlah, aku sangat suka pergi ke taman itu kalau sedang banyak pikiran. Seperti taman itu turut menghiburku." Jawab Prilly.
"Lain kali jangan ke taman sendirian, apalagi ketika malam. Berbahaya." Kata Ali.
"Tadi memang aku terlalu asyik melamun, tak sadar hari telah malam." Jawab Prilly.
"Baiklah, tapi jangan sampai kalau kita bertemu kau sedang menangis lagi." Kata Ali.
"Benarkah? Seperrinya ya, tiap kali kita bertemu, keadaanku selalu seperti ini. Maafkan aku." Kata Prilly.
"Jika lain kali kau butuh teman, kau bisa menghubungiku." Kata Ali.
"Terima kasih Ali." Prilly tersenyum lalu turun dari mobil Ali. Prilly melambaikan tangannya dan dibalas dengan bunyi klakson. Lalu Ali pergi meninggalkan pekarangan rumah Prilly.

TBC..

My Perfect ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang