Part 17 - Deja Vu

5.6K 340 13
                                    

(Maaf jika beberapa part terakhir ini ada beberapa kata kasar)

[Prilly POV]

“tidak rel, JANGAN... TOLOOOONGGG!”

Verrel emang udah gila. Kenapa bisa-bisanya dia tega ngelakuin hal ini ke aku? Setelah semua kenangan aku sama dia yang pernah ada? Enggak. Dia bukan Verrel yang aku kenal dulu, dia udah beda, dia berubah. Aku tak akan pernah bisa memaafkan dia.

“please rel, jangan lakuin ini ke aku. INI GILA!”

“Ayo Pril, kita senang-senang, lupakan Ali buat aku Pril.” Verel terus berusaha menyentuhku, tapi aku berontak dan mennagis histeris.

Aku meraba-raba semua yang ada di dekatku, lalu aku melihat ada vas bunga, aku ambil vas itu, tanpa ragu kubenturkan vas itu sekuat tenaga ke kepala Verrel. Dia mengerang kesakitan. Dan kulihat darah mengalir di pelipisnya.

“AAARRGGHH. KURANGAJAR LO PRIL.”

Ini kesempatanku untuk kabur. Aku berlari secepat yang aku bisa menuju pintu kamar dan berhasil. Ternyata tidak dikunci. Aku berusaha lagi berlari mencari pintu keluar, dan kulihat pintu itu masih terbuka. Mungkin Verrel lupa menutupnya. Akupun keluar berlari dan terus berlari. Verrel ternyata menyadarinya. Dia terus mengejarku.

“AARRGGHH.. PRIL KEMBALI KAMU!”

Aku berlari ke arah jalanan yang sepi dan ku susuri jalanan itu. Nafasku sudah tersengal-sengal. Aku tak kuat lagi. Saat aku menoleh ke belakang, Verrel belum terlihat. Aku mencari tempat persembunyian. Aku melihat ada sebuah pohon besar, aku bersembunyi di baliknya.

“DIMANA KAMU PRIL?”

Aku menangis dan terus menangis tanpa suara. Tak henti-hentinya aku berteriak memnaggil nama Ali dalam hatiku. Aku harap dia segera menemukanku dan menolongku untuk pergi dari sini.
Deja vu. Aku seperti pernah mengalami ini. Ya. Aku ingat. Dulu sewaktu kecil aku pernah mengalami ini. Aku dikejar-kejar oleh orang yang menculikku. Dan aku bersembunyi. Mengingat hal itu, aku kembali diselimuti rasa takut yang menjalar di sekujur tubuhku.

“Aliii, tolong aku.” Lirihku.
Tiba-tiba saja..

.......

“Hay sayang?”

[Ali POV]

Perasaanku semakin tidak enak. Aku semakin mengkhawatirkan keadaan Prilly. Sialaann. Siapa yang berani-beraninya menculik Bie. Tak akan aku ampuni. Aku meraih ponselku dan menelepon seseorang.

“Bram?  Susul saya ke puncak, bawa anak buahmu.aku tak akan mengampuni siapapun yang menyakiti calon istriku.”

“..........”

Tuuuttt. Aku matikan panggilanku.

[Prilly POV]

“Hay sayang?”
Aku terlonjak mengetahui siapa yang memanggilku.

“Ve-Verrel?”

Aku mendorongnya sekuat tenaga dan aku kembali berlari menyusuri jalan. Berharap ada seseorang yang lewat dan aku bisa meminta tolong.

Lagi-lagi aku berlari dan berlari. Ingatan itu yang sudah lama menghilang di pikiranku kini terekam jelas di otakku.

Flashback [Author POV]

“Bi Imaaahhh, ii mau es krim yang itu.” Pinta Prilly pada pembantunya.

“iya non, bibi beliin dulu ya, non jangan kemana-mana.”

“iya bi..”

Prilly sedang bermain-main mengejar kupu-kupu warna kuning yang berterbangan sambil menunggu bi Imah dan es krimnya. Tanpa sadar Prilly bermain hingga menghampiri sebuah mobil di sisi jalan yang tempatnya cukup sepi. Hingga akhirnya Prilly dibawa oleh preman-preman yang ada di mobil itu dan langsung meninggalkan taman.

“lepasinnnn, lepasiiin ii... bi Imaaaahhhhh... mamaaa.. paapaaaaa.. huaaaaa” Prilly menangis di dalam mobil penjahat itu.

“diaaamm lu bocaahhh. Lu kalo masih nangis aja gue lempar ke jalan mau?” ancam penjahat itu.
Prilly langsung diam seketika mendengar ucapan penjahat itu.
Preman-preman itu membawa Prilly kecil ke sebuah gudang jelek. Di dalam gudang itu bos mereka sedang menunggu di dalam.

“hay gadis manis? Mau main sama om?” seringai menyeramkan muncul di bibir bis para penjahat itu.

“enggak mau, ii mau pulaaanggg... mamaaaaa.”

“cup... cup.. cup...jangan nangis sayang. Nanti om belikan es krim yaa.”

Prilly terus menangis histeris hingga si bos kehabisan kesabaran menghadapinya. Dia membentak prilly dan mengancam memukul Prilly dengan membawa tongkat yang ada di dekatnya. Tapi di urungkannya oleh penjahat itu. Lalu dia mengambil ponselnya dan menelepon keluarga Rizal untuk memberitahu bawa gadis kecil mereka kini berada di tangannya.

“Rizal.. apa kabar?” sambil tertawa mengejek.

“siapa kamu?”

“kamu lupa denganku? Aku temanmu Rizal. Hahaha. Dani Davidson.”

“mau apa kamu menghubungiku Dani?”

“sabar Rizal, aku hanya ingin memberitahumu bahwa putri kamu kini bersamaku. Ingin bicara dengannya?”

“brengsek kau Dani! Kau apakan putriku?”

“papaaaaaa... huuaaaaaa. Ii takuutttttt.”

“sayang, Prilly. Tenang nak papa akan selamatkan kamu.”

“gimana Rizal? Sudah percaya bahwa anakmu kini bersamaku? Tenang saja aku hanya bermain dengannya. Kamu mau anakmu kembali?”

“kembalikan Prilly Dani.”

“tenang saja aku akan mengembalikannya. Tetapi dengan syarat. Serahkan semua saham perusahaan atas namau kamu padaku. Maka putrimu akan ku kembalikan.”

“baiklah, tapi jangan kau sakiti Prilly seujung kukupun Dan.”

“kau tenang saja.”
Tiba-tiba Prilly menggigit tangan Dani dan pergi berlari keluar gudang. Prilly dikejar oleh anak buah Dani. Prilly berlari dan menangis. Terus berlari mencari pertolongan.

Flashback off

[Still Prilly POV]

Aku terus berlari hingga aku melihat ada cahaya mobil menyilaukan dari arah di depanku. Nyaris saja mobil itu menabrakku, untung saja sang sopir mobil itu sempat mengerem. Aku jatuh terduduk dan samar melihat siapa yang keluar dari mobil itu.

“ya Tuhan Prilly? Sayang? Kamu kenapa?”

“Ali... to-tolong aku. Aku takut.” Lalu aku pingsan tak sadarkan diri.

“Pril... Prilly?”

[Author POV]

“Pril... Prilly?” Ali mengguncang tubuh Prilly.

Tak lama Ali melihat ada pria yang mengejar Prilly.

“Bukankah itu Verrel? Mantan pacar Prilly yang telah menyakitinya?” Batin Ali.

Ali menggendong tubuh Prilly dan membawanya masuk ke mobil.

“hahahahaha....” Verrel mendekat dan tiba-tiba tertawa seperti orang gila.

“Verrel bukan? Jadi lo yang udah nyulik dan bawa Prilly kesini? Iya? JAWAB!” sentak Ali marah.

“Aliando Putra Perdana... CEO dari perusahaan RETRO CORP. Yang ngerebut Prilly dariku. Ciiihh,” Verrel memandang sinis dan meludah di depan Ali.

“lo udah apain CALON ISTRI GUE? JAWAB BRENGSEK.”

“hhhh, tentu saja kita bersenang-senang Ali. Mau apalagi jauh-jauh ke puncak kalo bukan buat liburan, dan aku sedikit bersenang-senang dengannya,” Jawab Verrel enteng.
Ali yang geram pun langsung menyerang Verrel dan perkelahian antara mereka berdua pun tak terelakkan lagi.

TBC...

My Perfect ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang