Part 10 - Prilly adalah Bie ku!

7.2K 418 0
                                    

[Still Ali POV]

Kami semuapun turun lagi ke bawah ke ruang tamu. Tante Ully mulai menjelaskan keadaan Prilly dan kenapa Prilly seperti tadi.
“Maafkan Prilly ya mba Resi, Ali. Sebenarnya dulu Prilly mengalami amnesia. Waktu itu umur Prilly masih 4 tahun. Dia lagi sama pembantu rumah tangga kami bi imah bermain di taman. Bi Imah ninggalin Prilly sebentar karena waktu itu Prilly minta es krim. Akhirnya Prilly sendirian. Gak lama bi Imah kembali ke tempat Prilly, Prilly udah ga da. Ternyata.....” Tante Ully mengehntikan ceritanya mengingat kejadian waktu itu, kemudian bulir air mata jatuh membasahi pipi tante Ully. Ku lihat om Rizal merangkul tante Ully dan mengelus punggungnya.
“Ternyata Prilly diculik oleh rekan bisnisku mba. Dia dibawa oleh preman-preman bertato dan disekap. Rekan bisnisku mengancam akan membunuh Prilly jika aku tidak memberikan semua sahamku di perusahaan aku sendiri. Makanya dulu aku sempat kehilangan perusahaanku demi mendapatkan Prilly kembali. Setelah mendapatkan Prilly, Prilly menjadi gadis yang sangat penakut mba. Dia tidak bisa beradaptasi lagi di lingkungan rumah kami yang lama. Tiap kali ada tamu yang datang ke rumah dia selalu bergetar hebat. Puncaknya dia ketakutan sampai pingsan. Kami khawatir lalu membawanya ke rumah sakit. Tapi anehnya, saat dia sadar dari pingsannya, dia seperti kembali pada Prilly yang sebelumnya, sebelum penculikan itu terjadi. Kembali menjadi Prilly yang ceria. Lalu kami mendatangkan psikiater. Katanya Prilly mengalami amnesia parsial, atau hilang ingatan sebagian memorinya. Termasuk tentang penculikan itu, dan mungkin tentang kamu juga Ali. Tapi dia masih sangat mengingat keluarganya.” Kata Om Rizal panjang lebar.
“Oleh karena itu psikiater mengatakan bahwa sebaiknya kami skeluarga pindah rumah untuk membantu Prilly melupakan kejadian buruknya. Dan ternyata sampai sekarang dia masih belum mengingat itu.” Tambah om Rizal.

Aku tercengang akan cerita dari Om Rizal dan Tante Ully. Ternyata Bie ku dulu mengalami hal yang tragis tanpa aku ketahui. Itu sebabnya taman di area jalan Suci itu menjadi kenangan yang sulit dilupakan bagiku dan juga bagi Prilly.
“Ya ampun mba, mas. Aku turut prihatin dengar kejadian yang menimpa Prilly waktu itu. Lalu perusahaan mas Rizal sampai sekarang masih di tangan rekan bisnis mas Rizal?” Tanya mamaku.
“iya mba Resi, saya ikhlaskan semuanya demi kembalinya Prilly. Oleh karena itu, sejak saat itu aku dan Ully membuka bisnis kue kecil-kecilan Really cake, buat memenuhi kebutuhan kami. Dan alhamdulilah bisnis kita lancar. Makanya kami bisa kembali seperti dulu, berkecukupan.” Jawab om Rizal lagi.
“memang sudah berbakat dengan bisnis, apapun usahanya pasti berhasil mas. Aku tahu Really cake, itu kue kesukaan aku banget mas. Cabangnya sudah dimana-mana, bahkan sampai ke luar negeri. Gak nyangka banget itu bisnis kuenya mas Rizal dan Mba Ully.” Kata mamaku.
Aku masih termenung memikirkan kejadian yang menimpa Prilly. Apa dia masih melupakanku? Bie kecilku yang manis, tumbuh menjadi sesosok yang cantik sempurna seperti Prilly. Sungguh aku tak menyangka. Aku memutuskan untuk menemui Prilly lagi di kamarnya.
“ma, om, tante.. Ali boleh jenguk Bie lagi? Ali pengen liat keadaanya.” Kataku.
“tentu boleh nak, silakan.” Kata tante Ully yang sudah berhenti menangis.
Aku beranjak dari kursi dan hendak menemui Bie. Aku membuka pintu kamarnya dan melihat ia sudah bangun dan melamun.
“hey Pril..” sapaku dengan sebutan Prilly. Takut-takut dia masih melupakanku dan aku tak mau membuatnya lebih sakit lagi.
“aiiiii....” kata Prilly dan membuatku sumringah. Sepertinya dia sudah mengingatku.
“kamu udah bisa ingat semuanya bie?” kataku lagi, dan dia mengangguk. Aku menghampirinya dan memeluknya.
“aku seneng kamu udah bisa ingat aku lagi bie.” Kataku tulus.
“aku juga seneng banget. Tapi aku jadi mengingat semua itu lagi li, aku takut. Orang itu, mereka mau menyiksaku li, aku takut.” Jawab Prilly.
“sssttt... tenang ya bie, semua udah baik-baik aja. Itu udah lama terjadi. Sekarang kamu udah punya kehidupan baru di rumah ini.” Kataku menenangkan.
Prilly pun mengangguk.

TBC...

My Perfect ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang