Part 4 - Ternyata Benar

7.8K 460 0
                                    

[Prilly POV]

Setibanya di rumah, aku merebahkan diriku di atas kasur king size favoritku. Aku masih memikirkan perkataan Mila di taman itu bahwa belum tentu Verrel berselingkuh, bisa saja dia sepupunya. Kuputuskan, mulai besok akan kucari tahu semuanya. Aku ingin tahu kebenarannya. Belum lama aku memikirkan Verrel, tiba-tiba saja Iphone ku berdering. Kulihat Verrel menelponku. Karena malas, kubiarkan saja Iphone ku berdering, hingga dering telponku berhenti, dilanjutkan dering tanda pesan masuk.

Sayang, tadi kamu kemana? Kok pulang dari kampus ga hubungin aku? Kan biar aku jemput.. kata Mila kamu udah pulang? Kamu udah makan kan?

Perhatian yang selalu Verrel berikan membuatku mengingat ketika dia merangkul manja wanita di mall itu. Air mataku luruh lagi. tanpa membalas pesan darinya, akupun memutuskan untuk tidur.

Keesokan harinya, aku memutuskan untuk pergi ke rumah Verrel. Begitu tiba di depan rumahnya, ku urungkan niatku untuk memasuki pelataran rumahnya, dan hanya diam menunggu di depan pagar rumahnya yang cukup besar. Kurang lebih 15 menit aku memantau rumah Verrel, tiba-tiba saja kulihat mobil Verrel keluar dari pekarangan rumah. Akupun mengikuti mobil Verrel.

Ternyata mobil Verrel berhenti di sebuah hotel berbintang. Ku parkirkan mobilku agak jauh dari mobil Verrel, lalu aku mengikutinya perlahan. Kulihat wanita yang waktu itu bermesraan dengan kekasihku datang lagi menemui Verrel di lobby. Aku menutup mulutku tak menyangka dengan semua ini. Mereka mendatangi resepsionis dan sepertinya.. mereka memesan sebuah kamar, karena ia menerima sebuah kunci keemasan yang diberikan resepsionis itu. Akupun mengikutinya hingga mereka berhenti di depan sebuah kamar dan masuk sambil berpelukan. Dadaku nyeri melihat kenyataan ini. Kubisa pastikan kalau Verrel benar-benar selingkuh dariku sekarang. Lagi-lagi aku berlari menjauhi hotel itu tanpa kuingat lagi mobil yang kubawa. Aku terus berlari ke depan hotel hingga aku mendengar sebuah klakson mobil yang berbunyi nyaring.

Tiiiiiinnnnn...

Mobil itu sempat mengerem hingga berdecit lalu berhenti. Aku yang merasa lelah menangis sekaligus shock akan kejadian ini, mendadak lututku lemas dan kepalaku pusing. Hingga tiba-tiba saja semua gelap.

Aku mengerjapkan mataku, kulihat samar-samar ke sekelilingku semua berwarna putih. Kuhirup bau obat-obatan yang menyeruak masuk ke indera penciumanku.
"Dimana aku?" Ucapku
"Kau sudah sadar? Kau berada di rumah sakit." Kata seorang pria berjas disebelahku.
"Apa yang terjadi?"
"Kau pingsan. Mengapa kau bodoh sekali berlarian di tengah jalan seperti itu?" Ucapnya dingin, akan tetapi kulihat ada sedikit sorot kehawatiran di matanya, ya, hanya sedikit dan mungkin aku salah lihat?.

Aku berusaha bangun. Dan "awww.." aku memegang kepalaku yang terasa nyeri. Pria berjas itu membantuku namun tetap bersikap dingin. Ku ingat-ingat kejadian yang tadi aku alami. Hotel. Ya, tadi aku berada di hotel karena mengikuti Verrel. Kulihat dia berselingkuh lalu aku berlari keluar hingga ada sebuah mobil yang nyaris menabrakku dan mendadak semua gelap. Aku pingsan.

"Baiklah, sepertinya kau sudah membaik. Apa ada keluargamu yang bisa menjemput?" Ucap pria itu.
"Tak perlu, aku bisa pulang sendiri. Terima kasih." Kataku.
"Baiklah, kuantar kau." Katanya.
Seperti tak ada penolakkan, ia menarikku keluar dari rumah sakit dan membawaku ke mobilnya. Kuberi tahu alamat rumahku lalu dia melajukan mobilnya.
"Siapa namamu?" Kata pria itu dingin.
"Prilly." Jawabku singkat.
"Baiklah Prilly, sudah sampai. Apa ini rumahmu?" Ucapnya lagi.
"Ya, terima kasih." Jawabku singkat lalu turun dari mobilnya. Iapun langsung pergi meninggalkan rumahku.
"Ya ampun, aku lupa menanyakan namanya."
Tak lagi ku ambil pusing, lalu aku masuk ke dalam rumahku.

TBC...

My Perfect ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang