Part 18 - Kenangan Buruk

6K 359 10
                                    

[Author POV]

Perkelahian antara Verrel dan Ali pun tidak dapat terelakkan lagi. Ali yang geram akan kelakuan Verrel pun tak segan-segan menonjok wajah Verrel dengan tangan kosong, kemudian Verrel langsung membalas pukulan yang dilayangkan oleh Ali dengan tendangan jitunya dan membuat Ali tersungkur. Alhasil Verrel mendapat luka robek di sudut bibirnya sedangkan Ali mengerang kesakitan karena tendangan Verrel mengenai perutnya. Mereka kembali saling melayangkan pukulan demi pukulan hingga Bram, orang suruhan Ali datang dan menangkap Verrel. Ali yang melihat hal itu pun memberikan perintahnya.

“Tangkap pria sialan ini dan KURUNG dia. Jangan biarkan dia lolos. Dia akan mendapatkan balasannya karena telah menculik Prilly.” Ucap Ali penuh penekanan dan nada dinginnya.

“Baik mas Ali. Laksanakan.” Jawab Bram dan mereka membawa Verrel di mobil yang dinaikki Bram.

Ali yang teringat akan gadisnya yang pingsan di mobil langsung bergegas menghampirinya.

“Pril, sayang. Hey... bangun sayaang.. jangan menakutiku seperti ini. Sadarlah.” Ucap Ali khawatir.

Prilly masih tak kunjung sadar. Ali yang panik segera melajukan mobilnya dan bergegas mencari rumah sakit terdekat.

“Bertahanlah sayang.” Ucap Ali lirih.

Mobil Ali sudah menempati area pekarangan rumah sakit. Alih-alih bingung mencari letak parkir, Ali menghentikan mobilnya tepat depan lobi rumah sakit dan berteriak memanggil para suster yang berjaga di depan.

“Suster, TOLONG... TOLONG DIA SUS. CEPAAT!!” panik Ali pada para suster yang berdatangan membawa brangkar.

Prilly pun dibawa ke UGD dan segera ditangani dengan cepat oleh dokter jaga. Ali yang khawatir akan Prilly pun mondar-mandir di depan UGD sambil mengumpat tidak jelas merutuki perbuatan Verrel pada Prilly. Tiba-tiba Ali mendengar suara Prilly berteriak histeris. Ali yang kaget pun semakin mengkhawatirkan keadaannya.

Tak lama kemudian, akhirnya pintu UGD terbuka. Dan dengan tidak sabar Ali bertanya pada dokter akan keadaan Prilly sekarang.

“dokter, bagaimana keadaan Prilly? Apa dia baik-baik saja? Mengapa dia berteriak barusan” tanya Ali.

“maaf, anda dengan siapanya pasien?” tanya sang dokter.

“saya calon suaminya dok.” Jawab Ali.

“baiklah, dengan..?” tanya dokter.

“Ali.” Jawab Ali.

“baik mas Ali, pasien tidak ada luka serius. Dia hanya shock dan kelelahan. Sepertinya tenaganya habis terkuras, dan juga kakinya mengalami lecet-lecet dan sedikit terluka. Sepertinya dia habis berlari tanpa mengenakan alas kaki. Tapi tenang saja semua sudah kami tangani. Tapi...” ucap dokter menggantung.

“tapi apa dok?” tanya Ali penasaran.

“sepertinya psikis calon istri anda sedikit terganggu. Dia memiliki trauma berat yang membuat dia merasa ketakutan. Tadi saat pemeriksaan, pasien tersadar dan dia berteriak histeris. Jadi tadi kami memberikan obat penenang, dan kini dia tertidur kembali.” Lanjut sang dokter.

“APA DOK?” tanya Ali berkaca-kaca.

“pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Pasien juga sudah bisa dijenguk, tetapi jangan dibangunkan dulu. Biarkan dia tertidur dulu. maaf saya permisi.” Pamit sang dokter.

Ali tidak menyangka. Perbuatan Verrel berakibat buruk seperti ini. Bagaimana dengan nasib Prilly nya? Dia tidak akan membiarkan Verrel kali ini.

Kemudian Ali melihat brangkar Prilly dibawa keluar dan dipindahkan ke ruang rawat inap.

My Perfect ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang