Sebuah tumpukan yang terdiri dari berlembar lembar kertas berisikan segala data pameran sekolah tengah ada dihadapan Yasmime, membuat Yasmine menghembuskan napas berat, dan memijat pelipisnya lembut.
"Capek?" Attara menepuk bahu Yasmine pelan yang sekarang tengah duduk di kursi paling belakang kelas 11 IPA 2 -kelasnya dan Attara.
"Eh?" karena refleks Yasmine mendongak menatap Attara, yang anehnya ternyata belum pulang, padahal bel pulang sudah berdering pada dua jam yang lalu, bahkan Alnard pun meninggalkannya, karena terlalu malas menunggu Yasmine mengurus beberapa pekerjaan menyangkut acara pameran sekolah, yang akan berlangsung tiga hari ke depan.
"Lo belum balik?" Yasmine bertanya seraya mengkodekan agar Attara duduk disampingnya, dibangku yang masih jomblo itu.
"Enggak, gue emang niatnya mau bantuin lo, tapi sorry, baru sempat sekarang, gue tadi soalnya, ngedata ulang acara imagination contest."
"Yaudah, sekarang lo pulang sono," Yasmine mengarahkan bola matanya ke arah pintu kelas, mengisyaratkan agar Attara segera pulang.
"Gue mau bantuin lo Yasmine, lagian'kan tadi lo yang suruh gue duduk," ucap Attara, dan segera menaruh laptop dan tasnya yang super duper tebal di atas meja yang sama, dimana tumpukan kertas dihadapan Yasmine berada.
"Tas lo isinya apaan aja? Kok kayaknya gede banget, gue aja kayaknya nggak pernah segede itu."
"Isinya cem-macem, mulai dari buku, buku, dan buku." jawab Attara sambil mengambil secarik kertas jomblo yang ada dihadapan Yasmine, sepertinya lembaran itu yang baru saja Yasmine nodai dengan tinta bolpoin
Yasmine menatap Attara sebal, bukankah itu adalah humor yang terlalu receh untuk diberikan pada seseorang yang sedang pusing memikul tanggung jawab?
"Nggak lucu!" Yasmine mendaratkan kepalan tangan kanannya di atas kepala Attara, membuay jitakan cukup keras disana.
"Aww! Sakit Yas," ringis Attara dengan menampilkan baby face, membuat Yasmine menaikkan satu alisnya disusul dengan tangannya yang mengambil kasar selembar kertas yang baru saja Attara ambil dari hadapannya dan menorehkan beberapa kata disana.
"Lo nggak usah bantuin, lo malah ngerepotin gue tahu nggak? Sono pergi! Hus." Yasmine mendorong tubuh Attara, dan sesuatu menyapa indra penciumannya, sebenarnya ia sudah mencium itu dari pertama kali Attara datang, apalagi sekarang. Angin yang ia hasilkan dari kibasan punggung tangannya membuat aroma itu semakin menguat.
"Mawar!" teriak Yasmine spontan, di kala ia mencium aroma mawar dari seragam yang melekat di tubuh Attara.
"Apa?"
"Lo pakai parfum mawar?" tanya Yasmine serius.
"Nggaklah! Ya kali gue pakai parfum begituan!" jawab Attara penuh keyakinan.
"Terus kenapa baju lo wangi mawar?" tanya Yasmine lagi.
"Oh, tadi itu Kak Reval numpahin di baju gue, lo lupa apa? Tadi'kan ada acara parfum contest, dimana setiap peserta harus menggunakan parfum buatan sendiri yang kualitasnya mampu menyaingi parfum kelas dunia, tadi Reval nggak sengaja numpahin parfum Kak Riska yang akhirnya kena baju gue, hehehe. Tapi nggak apa-apa lah, lagian juga gue udah bau keringat pas itu, apalagi ketiak gue, bah! Nauzubillah min zalik deh!" jelas Attara panjang kali lebar.
"Tapi nggak apa-apa Ta! Lo bantuin Bang Alnard ya? Dia itu harus ngelakuin searching mission," Attara sama sekali tidak bisa menangkap apa yang Yasmine coba katakan, seraching mission? Apa itu contoh misi yang dilakukan seperti seorang detektif?
"Iya! Mak gue emang rada aneh, jadi setiap hari hari tertentu, Mamah selalu buat acara searching mission gitu, dimana nanti salah satu dari gue dan Bang Alnard bakalan dikasih bunga sama Mamah, bunganya bisa beragam! Mengingat Mamah itu pencinta bunga, malah rafflesia arnoldi mau di beli pas minta kado sama Bang Alnard," kalimat Yasmine terpotong dengan tertawanya Attara yang super duper memggema di ruangan kelas itu, pasalnya hanya ada mereka disana.
"Diem!" Yasmine membungkam mulut Attara dengan menempelkan telapak tangan kanannya dimulut Attara.
"Gue belum selesai," Yasmine melepaskan bekapannya.
"Oh, oke, lanjut!" seru Attara yang masih menahan tawanya.
"Dan pagi tadi, bang Alnard dapet bunga mawar dari Mamah, sesuai peraturan yang sebenernya nggak ada dibuat ada sama Mamah, jadilah bang Alnard diwajibkan mencari seseorang yang pakai parfum mawar dihari yang sama saat bunga itu diberikan, ngerinya. Batas waktu diberikan sampai jam empat sore doang." Attara mengangguk anggukan kepalanya.
"Kalau ketemu orang yang pakai parfum sesuai dengan target, ada hadiahnya?" tanya Attara penasaran, karena ia tahu betul Alnarf tidak akan pernah melakukan sesuatu tanpa ada 'sesuatunya'
"Ada! Hadiahnya, jika bang Alnard berhasil, dia boleh minta apapun sama Mamah, sedangkan orang yang pakai parfum itu dianggap beruntung sama Mamah, dan akan diberi gelar. Kalau cewek jadi calon mantu," Attara lagi lagi memotong ucapan Yasmine.
"Hah? Calon mantu?!" tanya Attara kaget.
"Hush! Diem dulu napa, Ta!" Yasmine menampar pelan pipi kanan Attara, membuat Attara memajukan bibirnya sebal.
"Iya! Dan kalau cowok bakalan di jadiin saudara sama bang Alnard. Itu berlaku sebaliknya sama gue, dan kami nggak bisa berbuat apapun, karena gue sama bang Alnard sayang banget sama Mamah." jelas Yasmine mengingat jika Mamahnya adalah satu satunya orang tua mereka saat ini.
"Lo udah pernah dapet cowok?" tanya Attara cemas.
"Nggak akan pernah! Gue nggak mau di jodoh-jodohin! Gue emang udah ngelakuin searching mission dua kali, tapi itu gue selalu berusaha dapet cewek, sedangkan bang Alnard baru satu kali, tapi ngenestnya dia dapat cewek, namanya Rani." Attara merasa lega mendapati Yasmine tidak bernasip seperti Alnard, namun ada sesuatu yang masih melayang-layanh di pikirannya.
"Syukur deh! Tapi kalau emang bang Alnard udah ada calon, kalau misalnya dia dapat calon lagi gimana?"
"Endingnya diseleksi lagi sama Mamah sendiri, diusia 20 tahun nanti."
"YaAllah! Mamah lo bener-bener aneh!" ucapan Attara langsung disusul dengan cubitan cukup sakit dari Yasmine.
"Nggak ada yang boleh bilang Mamah aneh, selain gue!" omel Yasmine semakin mengeraskan cubitannya.
"Ampun dijeh," ucap Attara dengan menyatukan kedua tangannya, tanda minta maaf pada Yasmine.
"Bagus, sekarang gue mau pulang, lo mau bantuin gue'kan tadi? Yaudah, lanjutin gih kerjaan gue, gue mau balik!" Yasmine melihat jam yang ada diatas papan tulis kelas, matanya melebar seketika, bagaimana tidak? Jarum jam sudah menunjukan pulul tiga sore, lalu bagaimana ia menepati kata-katanya untuk membantu Alnard?
"Gara-gara kerjaan ini gue jadi lupa!" Attara yang kaget mendengar teriakan Yasmine mengerutkan dahinya, "Waras?" tanya Attara menatap Yasmine yang kini berekspresi cemas.
"Diem lo! Sekarang gue butuh lo! Mau ya? Jadi saudara bang Alnard?" Attara hampir tidak bisa bernapas rasanya, apakah ini adalah peluang emas baginya?
Bersaudara dengan Alnard? Apa mungkin itu akan menjadi jalan terbaik menuju hati Yasmine yang selama ini menjadi tujuannya?
Sayangnya, sahabat lawan jenis tidak akan bertahan lama, kata sahabat diantara Attara dan Yasmine telah berubah dari sudut pandang Attara, kini Attara membuat kata sahabat itu menjadi kata cinta.
§§§
Ily❤️
Follow Instagram:
@dyfz_r
@sajakcerita.idJakarta, Indonesia.
Dyfzr💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Goals
Teen Fiction"Apa enaknya sih Bang, jadi playboy?" - Yasmine Azkia. "Enaklah, lo aja nggak tau." - Alnardo Gillian. "Sadar ngapa sadar, yaelah!" - Yasmine Azkia "Lo yang harusnya sadar, betah aja ngejomblo bertahun tahun." -Alnardo Gillian. "Lo udah rela gue pa...