Yasmine melangkahkan kakinya dengan langkah normal, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat, menuju sebuah pintu dengan tulisan 'Jangan dibuka! Nanti diomelin Pak Ustadz!"
Sekilas membaca tulisan itu membuat Yasmine mengeleng-gelengkan kepala heran, bagaimana Alnard bisa seaneh itu?
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu yang tercipta karena benturan kayu pintu dengan tulang jari tengah kanan Yasmine terdengar menggema ke seluruh ruangan, di karenakan rumahnya yang begitu besar bak istana, namun hanya berisikan tiga orang penghuni. Yasmine, Alnard, dan Ibu mereka.
"Abang ganteng!!!" teriakan Yasmine kali ini jauh lebih berisik dari teriakan-teriakan sebelumnya, karena ia tahu, kamar Alnard bersifat kedap suara, oleh karena itu ia harus memaksimalkan suaranya.
"Abang keluar, gue bawa jus tomat kesukaan lo nih! Gue yang bikin sendiri loh!" masih tak ada jawaban, ataupun tanggapan.
"Abangggg!!!"
"Uhuk! Uhuk!" suara batuk itu timbul ketika Yasmine berhenti berteriak, kini tenggorokannya terasa sakit, anehnya Alnard keluar dari kamarnya dengan cepat hanya karena suara batuk Yasmine tadi.
Lalu teriakan-teriakan Yasmine yang tadi itu bukankah berkali-kali lipat lebih keras dari suara batuknya barusan?
"Lo kenapa?!" tanya Alnard panik.
Yasmine tak menjawab, ia hanya terus batuk, dan membuat Alnard bertambah panik.
"Makanya, jangan teriak-teriakan kayak tadi, kalau suara lo abis gimana?" Alnard langsung membawa Yasmine masuk kedalam kamar dengan memegang kedua bahu Yasmine dan menuntunnya untuk duduk diatas bibir kasurnya.
"Gimana dong? Gue nggak ngerti kalau masalah beginian! Lo bisa kasih tahu gue gimana ngeredain batuk lo?" tanya Alnard sambil mengusap-usapkan pucuk kepala Yasmine lembut.
"A--a--i-," ucap Yasmine ditengah batuknya.
"Apaan sih? Lo ngomong apa? Yang jelas Yasmine."
Yasmine tanpa menjawab pertanyaan Alnard langsung berdiri dan mengambil segelas air putih diatas nakas disamping tempat tidur Alnard, tepatnya disebelah kanan.
Yasmine meneguk air yang berisi penuh didalam gelas kaca transparan itu dengan tegukan cepat, sedangkan Alnard yang melihat itu tanpa sadar membuka sedikit mulutnya, sehingga membentuk huruf O yang tidak sempurna.
"Nggak peka sih jadi orang!" omel Yasmine dengan nada tinggi setelah meneguk habis segelas air putih tadi.
"Udah, simpen suara lo, pokoknya jangan teriak-teriak kayak tadi, gue nggak suka."
"Gue tadi, niatnya mau ngasih lo itu." Yasmine menunjuk segelas jus tomat yang ada diatas nakas kasur sebelah kiri Alnard, yang tadi sempat ia taruh, sebelum ia menduduki bibir kasur Alnard.
"Why?" tanya Alnard datar.
"Ya, karena gue nggak mau lo marah sama gue aja." jawab Yasmine sambil menggaruk-garukan tengkuk lehernya yang sama sekali tidak gatal.
"Kenapa lo nggak mau gue marah sama lo?" tanya Alnard lagi masih dengan wajah datar.
"Ih! Udah sih minum aja itu jusnya!"
"Jawab dulu," paksa Alnard sambil melipat kedua tangannya di dada bidangnya sambil tersenyum, seperti memberikan arti bahwa ia sudah tahu semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Goals
Teen Fiction"Apa enaknya sih Bang, jadi playboy?" - Yasmine Azkia. "Enaklah, lo aja nggak tau." - Alnardo Gillian. "Sadar ngapa sadar, yaelah!" - Yasmine Azkia "Lo yang harusnya sadar, betah aja ngejomblo bertahun tahun." -Alnardo Gillian. "Lo udah rela gue pa...