"Mahhhh!" teriak Yasmine yang terdengar sangat cukup menyakitkan ditelinga Alnard.
"Pelanin dikit ya, Yas." pinta Alnard.
"Gak! Gue lagi Seneng alias bahagia, dan lo gak bisa ngehentiin kebahagian gue!"
Alnard hanya merespon dengan helaan napas yang cukup panjang.
"Kenapa teriak-teriak kayak gitu, kesetanan kamu Yasmine?" tanya Erine yang baru saja keluar dari arah dapur dengan suara cempreng khas emak-emak.
"Astagfirullah, Mah. Kesetanan mamah bilang? Yasmine yang udah cantik-cantik begini dibilang setan?! Gak terima pokoknya!"
"Tuh Mah, Yasmine lebay 'kan? Makanya jangan terlalu dimanjain, suruh pacaran aja, Mah. Alnard kasihan liat dia jomblo mulu." dengan cepat Yasmine melemparkan tatapan mautnya pada Alnard.
"Apa lo bilang?! Ulangin coba!!!"
Wajah Alnard seperti tomat sekarang ini, ia sadar. Seharusnya ia tidak usah menambahkan kalimat jomblo tadi.
Sekarang ia menyesalinya.
"Udah udah! Sekarang kalian temuin tamu kita, katanya temen kalian."
Yasmine dan Alnard kini menatap Erine dengan serius, "siapa?" tanya Yasmine penasaran.
"Ini udah lumayan larut loh, Mah, jam sembilan tiga puluh." timpal Alnard menambahkan sambil melihat jam arloji di pergelangan tangan kirinya.
"Gak tahu, dia disini dari jam tujuh malam tadi, katanya dia gak mau pulang kalau belum ketemu kalian, dan oh ya! Dari mana aja kalian, menghilang dari jam empat sore tadi?"
"Emm... Buat Yasmine nyadar kalau dia itu sadis sama Alnard, Mah." jawab Alnard.
"Nyadar gimana?" tanya Erine tak mengerti.
"Bahasa kerennya sih flashback. tahu gak mah, masa tadi Yasmine na--" Yasmine dengan cepat menutup rapat mulut Alnard dengan bekapan tangan kanannya, ia benar-benar tidak ingin Alnard mengumbar-umbarkan aibnya karena menangis tadi.
Yasmine tersenyum lebar, sangat lebar ke arah Erine, berusaha tak menghiraukan suara Alnard yang samar-samar memintanya agar tidak membekapnya seperti itu.
"Gak, Mah! Gak ada apa-apa, eh.. Mamah lagi masak apa? Kompornya udah dimatiin belum itu?" Erine seketika menepuk dahinya.
"YaAllah! Mamah lupa, Mamah lagi masak nuget buat dek Rani tadi, yaudah Mamah ke dapur dulu ya?" Yasmine merespon dengan senang, "yaudah, Mah buruan! nanti kebakaran loh."
Erine berjalan cepat menuju dapur, melihat punggung Erine yang mulai hilang, kini Yasmine merasa lega, dan melepaskan bakapannya pada Alnard.
"Ih bau gila! Lo gak sikat gigi berapa hari sih?!" tanya ketus Yasmine sambil mengendus-endus tangan kanannya kini.
"Satu dasawarsa! Lo lagi ngapain nutup mulut gue, tangan lo bau juga!"
"Lo makanya jangan cepu elah, lo mau gue diledekin sama Mamah, Mamah kan orangnya gitu, kalau tahu tadi gue nangis pasti gue bakalan diledekin, malu tahu!"
"Okelah! Tapi lo tadi denger gak Mamah bilang apa? Nama Rani kesebut tadi."
"Oh iya, tadi Mamah bilang mau bikin nuget buat Rani, Rani pacar lo bang?" Alnard hanya menaikan kedua bahunya, mengartikan bahwa ia tidak yakin.
"Yaudah cek aja dulu," kata Yasmine kemudian mereka berdua berjalan cepat kearah ruang tamu.
"Hai." sapa Rani pada Alnard dan Yasmine yang baru saja menginjakkan kaki mereka diruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Goals
Teen Fiction"Apa enaknya sih Bang, jadi playboy?" - Yasmine Azkia. "Enaklah, lo aja nggak tau." - Alnardo Gillian. "Sadar ngapa sadar, yaelah!" - Yasmine Azkia "Lo yang harusnya sadar, betah aja ngejomblo bertahun tahun." -Alnardo Gillian. "Lo udah rela gue pa...