Bab 4

106 13 0
                                    

Author's note:
Cerita ini kurang menarik ya?
Aku aja yang keras kepala karena terus update meskipun minim pembaca.
😭😭😭

***

Acara ulang tahun sekolah semakin dekat. Persiapan acara sudah 60 % dan kini para panitia sedang membantu memasang hiasan yang mereka buat di beberapa tempat. Ada photobooth di dekat pintu masuk dan taman-taman sekolah. Ada banyak bendera panjang di kanan-kiri jalan utama. Beberapa stand outdoor juga mulai didirikan di lapangan. Memang tahun ini akan ada stand outdoor dan indoor yang disesuaikan dengan keinginan masing-masing kelas.

Tidak ingin ketinggalan Siska membantu divisi perlengkapan untuk membawa beberapa sekotak hiasan bendera kecil yang akan dipasang di depan panggung kecil di sisi lapangan. Karena terburu-buru, Siska tidak sadar jika di depannya ada dua orang siswa yang sedang memindahkan kursi. Akibatnya, Siska menabrak kedua siswa itu sampai barang-barang di dalam kotak itu tercecer ke lantai.

"Hei, hati-hati dong kalau jalan!" seru kedua siswa tersebut sambil terus berlalu tanpa ada niat untuk berhenti.

Dengan menahan malu, Siska merapikan barang-barang tersebut dan memasukkan kembali ke dalam kotak.

"Kamu tak apa-apa?" suara seseorang di depannya membuat Siska mengangkat kepalanya. Mendapati bahwa orang itu adalah ketua OSIS, Siska segera menyelesaikan pekerjaannya.

"Aku tidak apa-apa," Siska bahkan tidak sadar bahwa ia mengambil gunting dan lem dari Aoyama secara paksa. Gadis itu segera berdiri dan berlari meninggalkan Aoyama. Sepertinya Siska masih terbayang ancaman Ayuzawa satu bulan yang lalu.

"Ada apa dengannya?" gumam Aoyama entah pada siapa, "Kenapa dia lari begitu saja?"

***

Menuju acara puncak, malam semakin ramai. Para siswa sudah mulai berkumpul di lapangan. Di tengah lapangan yang luas itu sudah ada api unggun besar yang berkobar menghangatkan suasana. Seperti biasa, akan ada pertunjukkan kembang api sebagai penutup acara ulang tahun sekolah itu. Pertunjukkan kembang api dimulai pukul 9 dan itu artinya 45 menit lagi. Tetapi menjelang pertunjukkan kembang api, banyak panitia yang mulai menghilang. Mereka mungkin juga ingin melihat kembang api sehingga rela meninggalkan tugas mereka. Akibatnya panitia yang bertugas menyiapkan kembang api berkurang drastis. Hanya tersisa 10 orang yang sibuk menata posisi kembang api di lapangan kecil di belakang sekolah.

"Siska-chan! Tolong ambilkan kembang api yang ada di ruang OSIS. sepertinya ada satu kotak yang tertinggal."

Gadis berhijab abu-abu itu berseru, "Oke!" dengan semangat lalu berlari meninggalkan teman-temannya. Tak peduli seberapa lelahnya, Siska terus berlari menyusuri lorong dan menaiki tangga. Hingga sampailah ia di depan pintu ruang OSIS. Begitu Siska membuka pintu, ia terkejut mendapati ketua OSIS-nya ada di sana. Aoyama juga terkejut menyadari ada Siska yang terdiam kaku di ambang pintu.

"Siska-chan, kamu membuatku terkejut."

Siska tidak menjawab. Ia menundukkan kepalanya, menatap ubin putih yang terkotori jejak sepatu para siswa.

Karena tak kunjung mendapat respon, Aoyama kembali berbicara sambil beralih menuju sebuah kotak yang berada di bawah jendela, "Aku akan pergi membantu panitia yang sedang mempersiapkan kembang api. Sepertinya mereka kekurangan tenaga. Kamu mau ikut?"

Siska ingin mengatakan, "Sebenarnya aku ke sini untuk mengambil," tetapi karena isi otaknya sedang tidak sinkron dengan mulutnya, akhirnya yang terucap justru gumaman, "Hmm."

Tangan Aoyama terjulur mengambil kotak besar itu lalu dengan santai ia berjalan menuju Siska, lebih tepatnya menuju pintu di belakang Siska. Gadis dengan jumper abu-abu itu bergeser, memberi jalan bagi Aoyama untuk lewat. Begitu Aoyama keluar ruangan, Siska mengikuti dari belakang, tak lupa ia menutup pintu ruang OSIS. Sepanjang perjalanan, Siska berdiri menunduk di belakang Aoyama tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Ai no HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang