Bab 20

67 6 0
                                    

Cerita ini edisi 2016, sebenarnya bab ini merupakan bab terakhir. Tetapi karena seiring dengan berjalannya waktu, pemikiran aku pun berubah. Cerita ini juga berkembang tidak sama persis dengan edisi 2016. Meskipun secara garis besar sama tapi eksekusinya berbeda.

Jadi, bab ini dan sedikit bab selanjutnya adalah tambahan dari edisi 2016. Tapi hampir selesai kok.

Oh, tapi sepertinya aku nggak jadi posting cerita tambahan dulu. Setidaknya sampai cerita ini selesai. Mungkin kalau cerita ini sudah sampai epilog, baru aku kasih prolog satu atau dua ceritaku.

Oke. Sudah cuap-cuapku.

Selamat membaca \(^_^)/

***

Di akhir pekan, biasanya Aoyama menemani Siska di perpustakaan kota. Mengerjakan tugas sekolah atau sekedar mengajari Siska beberapa materi sulit. Akan tetapi, hari ini tidak. Bukan hanya hari ini tapi sejak beberapa hari yang lalu. Tepatnya sejak ia berpacaran dengan Meiko. Astaga! Aoyama tidak habis pikir bagaimana mungkin ia bisa terjebak oleh gadis itu.

Bunyi bel apartemen membuat Aoyama tersadar dari lamunannya. Orangtuanya tinggal di luar kota jadi Aoyama tinggal sendirian di apartemen. Menyadari bahwa tak akan ada orang yang membukakan pintu untuknya, Aoyama bergegas menuju pintu.

Ketika pintu itu terbuka, seorang gadis yang dikenalnya berdiri dengan kedua tangan di pinggang. Wajah gadis itu terlihat marah. Oh, sebenarnya ada apa?

"Hanna? Ada_"

Belum sempat Aoyama melanjutkan kalimatnya, gadis itu segera masuk ke apartemen Aoyama. Masih dengan melotot pada Aoyama. Membuat nyali Aoyama menciut dan memilih mundur pelan.

"Kamu tahu apa kesalahanmu?"

Aoyama menggeleng, "Tidak. Memangnya_"

"Kamu tahu mengapa Siska menjauhimu kemarin?"

Aoyama mengenyit bingung. 'Hei, sebenarnya ke arah mana pembicaraan ini?'

Hanna mengambil sesuatu dari tasnya. Beberapa lembar kertas. Ah, bukan. Itu foto. Kemudian gadis itu menyerahkan dengan kasar pada Aoyama. "Lihat dan pikirkan kesalahanmu!"

Aoyama membuka beberapa lembar foto itu. Matanya terbelalak untuk kedua kalinya. Setidaknya ia sudah pernah melihat foto ini sebelumnya yaitu saat Meiko menggunakan foto itu untuk memaksanya menjadi pacar gadis itu. Tapi mengapa foto itu ada di tangan Hanna?

"Dari mana kamu mendapatkannya?"

Hanna melipat tangan di depan dada sambil tetap menatap sengit pada Aoyama. "Siska. Aku menemukannya kemarin di kamarnya."

Aoyama kembali terkejut."Bagaimana mungkin?"

Hanna mengangkat kedua bahunya, "Mana kutahu. Kupikir kau tahu makanya aku kemari."

Aoyama terdiam. Memikirkan bagaimana foto itu bisa sampai pada Siska. Kemudian ia menyadari mengapa Siska kemarin terlihat menghindarinya. 'Jadi, karena foto ini.'

'Tapi siapa yang memberikan foto ini pada Siska?'

Aoyama mengerutkan kening. Memikirkan kemungkinan terbesar. 'Meiko? Bukankah dia sudah berjanji untuk tidak memberikan foto ini pada Siska jika aku menjadi pacarnya?'

Aoyama melirik Hanna yang juga tengah menatapnya bingung. Tiba-tiba sebuah ide melintas di otaknya. Aoyama tak yakin apakah idenya akan berhasil tapi ia tak akan tahu jika belum mencoba.

"Hanna."

"Apa?" jawab Hanna sengit.

"Aku butuh bantuanmu."

Ai no HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang