Waiting

16 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menunggu hakikatnya membosankan. Tapi lain cerita jika aku sedang bersamanya, menunggu menjadi cerita lain yang terdengar jauh dari kata bosan.

Sebungkus snack keripik kentang dan dua botol minuman dingin.

Dia masih sibuk mengunyah snack dengan antusias. Aku hanya diam menikmati pemandangan pria di hadapanku ini. Jarang-jarang kami bisa menghabiskan waktu berdua dan terlibat obrolan santai seperti sekarang.

"Kok engga makan juga?"

"Diet."

"Jangan diet, nanti makin kurus."

"Oke, snack-nya buat aku semua kalo maksa!!!"

"Hehehehe bagi dua dong. Kongsian."

Aku hanya tersenyum. Dia masih seperti biasanya, penuh basa-basi dan tak mau mengalah.

"Masih lama ya temen kamu nyampenya?"

Aku hanya mengangkat bahu sebagai jawaban karena mulutku masih asik mengunyah snack tadi.

Dia diam cukup lama setelah pertanyaan itu.

Aku menatapnya yang duduk agak kebawah dari tempat dudukku sekarang. Dia masih sibuk mengunyah snack yang aku suapkan sesekali.

"Kenapa?" Tanyaku karena dia tak juga bersuara.

Dia mendongak, menatapku lama. Seakan tengah memikirkan haruskah dia menjawab pertanyaanku atau tidak.

"Kenapa sih?" Desakku.

"Aku kebelet pipis."

Jawabannya sukses membuatku mau tak mau tertawa dengan kencang. Pantas dia hanya diam saja sedari tadi.

"Mau pipis dimana, disini kan engga ada toilet!"

"Gampang!!!! Jangan liat ya!!"

Dia bangun dari tempat duduknya menuju semak-semak yang tak jauh dari tempat kami duduk dan memarkirkan kendaraan. Dia yakin mau buang air kecil disitu?

Aku menatapnya agak tak percaya. Benar-benar usaha yang nekat.

"JANGAN LIAT KESINI!!!!!"

Aku segera membuang pandanganku dan tersenyum. Konyol, ditempat gelap seperti itu apa yang bisa kulihat?

-oOo-

愛 (AIKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang