5

1.5K 243 32
                                    

"Aduh ! Kenapa harus telat dihari kerja pertama, dasar jam waker sialan, apa gunanya jam itu saat waktunya berdering malah diam, bodoh ! " umpat Yoonji mengomel disepanjang jalan.

Seperti biasa, bukan Yoonji namanya jika datang tepat waktu, bahkan ini adalah hari pertamanya mulai berkerja di kediaman keluarga Park itu.



Yoonji sampai— membuka pintu utama dan mendapati nyonya Park yang tengah duduk di ruang tamu nya.

"Selamat pagi nyonya, um . . . mohon maaf aku telat nyonya," ucap Yoonji menunduk gugup— memelintir sweaternya.

Fyi,

Yoonji seorang wanita yang menyukai hal simple dalam hidupnya, bahkan dominan pakaian yang ia miliki adalah baju berbahan kaos, sweater, jeans, dan pakaian simple lainnya.

Dan kini, dihari pertama ia kerja pun hanya menggunakan sweater abu dipadukan celana jeans dan sepatu sneaker andalannya, satu lagi Yoonji menyukai sneakers.

Dalam perjanjian kemarin nyonya Park tak menginggung tentang gaya berpakaian untuk Yoonji, yang pasti ia hanya menekankan untuk mengenakan pakaian sopan .

Back to Yoonji—

Nyonya park hanya memandang dingin, dan hanya membalas anggukan kepala.

Yoonji yang mendapat anggukan itu pun langsung segera menuju ke ruangan dimana ia akan mulai berkerja mengurusi tuan nya itu.

Ceklek.

"Permisi."

Yoonji perlahan masuk, dan mendapati Jimin yang sedang terduduk di kursi roda nya itu.

Jimin menoleh keasal suara— mendapati Yoonji yang sedang mengatur nafasnya.

Ya, Yoonji sedikit berlari saat menuju ruangan Jimin barusan.

"Se- selamat pagi tuan . . . hehe," ucap Yoonji terkekeh.

Jimin hanya menatap Yoonji terdiam dan tak ada niatan untuk membalas sapaan itu, tanpa basa basi Jimin pun langsung memajukan kursi roda dan berlalu masuk ke dalam kamara pribadinya, tempat dimana ia menghabiskan waktunya sehari-hari.

Bruk.

Pintu yang terpasang otomatis menuju ruangan kamar Jimin pun tertutup.

Yoonji menghela nafas, "Astaga . . . bagaimana bisa aku berkerja dengan pria dingin seperti ini?—" lirih Yoonji— terduduk salah satu kursi meja makan.

"— Hm . . . lebih baik aku membuatkan tuan Jimin teh, siapa tau dia suka ya," segelintir ide mucul tiba-tiba dan segera ia berjalan kearah dapur.







Tok . . . Tok . . .

"Masuk."

Yoonji masuk dengan sebuah nampan ditangannya.

"Permisi tuan Jimin, aku membuatkan teh untuk tuan," ucapnya sambil menghampiri Jimin yang sedang duduk diatas kursi rodanya— menatap kearah luar jendela.

Yoonji dengan sopan menyodorkan cangkir teh buatannya itu ke arah jimin— Jimin hanya memandangnya diam.

"Kau meledek ku?" lontar Jimin membuka suara.

Yoonji tediam, "Kenapa tuan?—" berpikir apa salahnya, "— astaga, ma- maaf tuan Jimin maaf, aku lupa, sekali lagi aku minta maaf tuan, " kata Yoonji terbata— merasa bersalah dan tersenyum getir tidak enak hati.

Jimin mengangguk, "ku maafkan karena kau baru disini, suapi aku."

"I-iya tuan," Yoonji meletakan nampannya dekat sana— mengambil cangkir itu, mengambil sendok dan perlahan meniupi teh hangat itu.

Me Before You 'MinYoon/Gs' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang