13

1.1K 191 13
                                    

Yoonji dan Jimin pun sampai dikediaman Jimin saat matahari sudah sampai pada puncaknya.

Terlihat di pintu depan nyonya Park yang terduduk dengan majalah di tangannya.

Yoonji turun dan membantu Jimin menuruni mobil, terlihat raut muka nyonya Park yang sedikit mengerut dibagiab dahinya saat melihat penampilan Jimin yang sedikit berantakan- dengan rambut tak tersisir bersama kemeja putih dengan kancing terbuka menutupi badannya dan bergantian menatap Yoonji yang masih mengenakan bajunya semalam dengan rambut basah yang terikat.

"Siang nyonya," sapa Yoonji tersenyum sambil mendorong Jimin- Jimin seraya tersenyum kearah sang eomma.

"Kemana kalian semalam?" tanya nyonya Park ingin tahu.

Yoonji seketika terhenti dan menampilkan wajah paniknya.

Jimin terkekeh santai, "Eomma, tak ada masalah kan pria dewasa sepertiku tidak pulang dalam semalam saja?" candanya.

Yoonji hanya tersenyum kikuk, Jimin langsung memberikan kode agar Yoonji kembali mendorongnya.

Nyonya Park malah ikut terkekeh mendengar ucapan anaknya itu, "Dasar anak muda," lontar nyonya Pelan memandang sambil tersenyum kearah mereka.

Nyonya Park tak mempermasalahkan hal itu, bahkan ia mendukung jika Yoonji bisa mengambil hati Jimin, dan berharap Jimin bisa berubah pikiran tentang keputusannya.

.

.

.

Sesampainya dikamar Yoonji langsung menganti pakaian Jimin dan kini merebahkan tubuhnya di ranjang agar Jimin bisa langsung beristirahat.

"Jim, aku boleh aku pulang sekarang?" tanya Yoonji mengelus lembut surai Jimin- mencium kilas pipi itu.

Jimin memejamkan matanya saat Yoonji mengecup nya.

"baiklah, hati-hati dijalan, istirahat lah yang cukup karena besok aku menunggu mu disini. Menunggu teh hangat buatanmu, haha."

Mereka tertawa bersama.

"Baiklah tuan Jimin, besok aku akan kembali. Tunggu aku, ingat ! jangan pergi kemana pun tanpa aku. Karena apa? Karena kau sangat brutal saat mengendalikan kursimu itu. Jika kau jatuh dan sendirian siapa yang akan menolongmu, hah?" Yoonji berlagak kesal.

"Hei ! kau kira aku ini anak bocah?"

Yoonji terkekeh melihat ekspresi Jimin yang sangat berusaha terlihat marah, bagi Yoonji takut tapi ini terlihat sangat lucu.

"Kenapa tertawa? akting ku bagus kan?" candanya.

Yoonji tak bisa menahan tawanya.

"Aish . . . Sudahlah, aku pamit Jim, jangan merindukanku. Annyeong."

Yoonji berjalan dengan sisa tawanya.

Baru kakinya akan melangkah keluar pintu, tiba-tiba sebuah teriakan menghentikannya.

"Min Yoonji !"

Yoonji berbalik dan menatap asal. "Aku masih disini, tidak usah teriak wahai tuan."

Jimin terkekeh.

"Datanglah lebih awal besok, ada hal yang ingin ku bicaraka."

"Iya tuan Jimin."

Me Before You 'MinYoon/Gs' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang