Bab XII

2.3K 58 2
                                    

Driyan dan Ayuna kembali ke apartemen dengan suasana hening. Driyan lebih banyak diam. Ayuna hanya bersikap datar dengan Driyan. Ayuna sadar Driyan kembali ke mood yang paling tidak ia suka, Driyan menjadi pendiam dan mengacuhkan Ayuna, berbeda dengan sikapnya dalam satu jam yang lalu.

Sesampai di apartemen, Ayuna memasukkan semua belanjaan, Driyan berjalan gontai ke kamarnya. Bel pintu terdengar. Ayuna segera membukakan pintu. Sopir pribadinya Driyan mengantar kunci mobil Ayuna. 

" terimakasih pak", Ayuna berujar ramah. Ayuna kembali menutup pintunya. Ayuna tidak menyadari Driyan sudah berdiri di belakang Ayuna. Driyan terlihat  menatap Ayuna dalam. 

" Sejak kapan kamu mengenal Airlangga dan keluarganya, Ayuna?", Driyan menatap tajam Ayuna. 

"sejak aku sebelum berangkat ke Wina, mas", Ayuna menjawab datar. Ia segera meninggalkan Driyan tetapi Diyan menahannya.

"Kalian sama-sama sekolah di Wina, Apa hubunganmu dengan Airlangga ?", Driyan semakin memegang erat tangan Ayuna  meminta jawaban yang jelas. Driyan merasa ditipu oleh Ayuna dan Airlangga. Driyan merasa mereka menyembunyikan sesuatu darinya. 

" itu bukan urusan yang harus mas Driyan risaukan", Ayuna menjawab tajam. 

"Ini urusanku karena istriku telah menyembunyikan sesuatu dariku", Driyan menjawab ketus. Ia masih menatap Ayuna tajam. 

" Aku tidak pernah mengungkit masa lalumu mas, meskipun kamu dengan terang-terangan masih menghubungi perempuan di masa lalumu dan memintanya untuk berkunjung di apartemen ini, aku tidak pernah peduli dengan apa yang sudah kamu sembunyikan di  belakangku mas, kumohon jangan bersikap seperti ini", Ayuna melepaskan tangan Driyan dan berjalan menuju kamarnya. Ia kini sangat marah mengingat sikap Driyan dan perempuan yang datang di hari kemarin. 

Driyan tidak mengerti maksud ucapan Ayuna. Ia kini memilih pergi dari apartemnnya. Ia sangat kesal. Ia pergi menuju apartemen Arya

Driyan menghubungi Arya dan memintanya untuk mencari tahu kekasih-kekasih Airlangga. Driyan juga menjelaskan bahwa Ayuna sudah mengenal Airlangga sejak lama.  Di antara mereka bertiga memang Airlangga bak Arjuna di kalangan wanita. Catatan percintaan sejak kuliah memang banyak sekali, dia paling unggul dibanding Driyan dan Arya. Gaya percintaan Airlangga memang terlalu bebas. Driyan sama seperti Airlangga tetapi hanya ia lakukan pada Shana. Sedangkan Airlangga hampir semua wanita.

" Apa yang sebenarya terjadi?", Arya duduk didepan laptop mencari informasi dari berbagai temannya yang juga satu sekolah dengan Airlangga sewaktu di Wina.

" Ayuna sudah mengenal Airlangga sudah lama. Tetapi Ia membohongiku", Driyan menjelaskan. 

" Apa kamu sudah meminta penjelasan darinya?"

" Ayuna tidak mau menjelaskan, Ia malah menyinggung tentang mantan kekasihku dan aku masih menghubunginya, aku tidak paham ucapan Ayuna". Driyan tiduran di sofa

" Apa kamu masih menemui Shana?", Arya penasaran

" Aku tidak pernah menemuinya, terakhir waktu di apartemenku dulu. Aku sudah berjanji aku tidak akan menghubunginya lagi, aku sudah  memiliki istri".

" baiklah, aku kabari paling lambat besok siang", Ujar seorang rekan Arya.

" Kita harus menunggu besok pagi, Jika benar itu terjadi apa yang kamu lakukan?". Driyan hanya terdiam dengan pertanyaan itu. Tetapi jauh di dalam hatinya Ia merasa kecewa dengan fakta itu. 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah bertengkar dengan Driyan, Ayuna masih berada di kamar. Ia marah dengan sikap Driyan dan perempuan yang menemuinya kemarin. Entah kenapa hatinya sakit. Apa yang menyebabkan sakit, Ia sendiri tidak tahu. Entah karena ucapan curiga Driyan ataukah perempuan cantik  yang menemuinya kemarin. Dia tidak bisa memastikan penyebabnya. 

Setetes EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang