"vino"pekik seorang gadis yang sedang melayani pelanggan di sebuah kedai kopi sederhana.
"Heiiii gadis pendek"ucap pria yang di panggil gadis tersebut.
"Ya,aku memang pendek. Bolehkah kamu menyumbangkan kaki panjangmu itu untukku? "ucap gadis.
"Haha boleh saja. Asal nanti kamu mau tanggung jawab jika aku cacat"
Gadis itu mendengus kesal."Kenapa kamu telat?lihatlah aku kewalahan melayani pelanggan yang berdatangan hari ini"dengus gadis itu.
"Santai Prill,tadi ban motor aku bocor jadi aku harus bawa ke bengkel terlebih dahulu."
Ya gadis itu bernama Prilly. Ia bekerja di sebuah kedai kopi sederhana setelah lulus SMA. Niatnya ia ingin kuliah namun keadaan yang membuatnya harus bekerja.
"Tumben kamu tidak membawa pacarmu kemari? Biasanya seminggu sekali kamu selalu membawanya kemari."Tanya Prilly pada vino.
"Dia sedang sibuk hari ini karena ada acara dirumahnya."
"Acara apa? "
"Entahalah, Milla tidak memberitahuku"
"hmmm.. Padahal aku sudah rindu padanya"ucap Prilly.
Prilly sudah mengenal Milla semenjak pertama kali ia bekerja di kedai kopi. Vino yang selalu mengajak Milla bekerja seminggu sekali membuat Prilly menjadi akrab dengan Milla. Bahkan mereka sudah bersahabat.
"Sudahlahhh selesaikan pekerjaanmu itu. Jangan banyak bicara"Ucap vino.
"Iyaaa.. Dasar jangkung! "
------
"Bryan.Apakah apakah ada rapat hari ini?"Tanya seorang laki-laki pada sekretarisnya sekaligus sahabatnya.
"Santaii.. Hari ini tidak ada jadwal rapat"ucap Bryan.
"Baiklah kalau begitu saya pulang saja."
"Formal banget bahasanya Li"Bryan mengejek.
"Heii ini kantor.Bisakah kau sopan sedikit? "ucap Ali dengan sikap dinginnya.
"oke oke."
"Nanti kabari saya jika ada yang penting. Saya pulang dulu"
Bryan pun mengangguk. Kadang ia dibuat bingung dengan bosnya sekaligus sahabatnya (Ali) ia selalu bersikap dingin.
Muhammad Ali Syarief adalah seorang CEO muda di Syarief Company. Ia memegang saham perusahaan Alm. Ayahnya yang meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan.
-----
"Maaf mas,mau pesan apa? "tanya seorang karyawan pada salah seorang pelanggan yang bisa dibilang.... Tampan?"Coffee latte and cookies"ucap pria itu singkat.
"Tunggu sebentar ya mas. "
Pria itu mengangguk.Ya pria itu adalah Ali sebelum dia pulang kerumah ia memutuskan untuk menenangkan pikirannya dan akhirnya ia mampir di kedai kopi tempat Prilly bekerja.
"Ini mas pesenannya.. "
Ali pun menyesap sedikit demi sedikit kopi yang dipesannya. Ia pikir ia akan merasa lebih tenang.
Tiba-tiba pandangannya tertuju pada gadis mungil yang sedang berkutat membuatkan kopi.
'cantik'gumam Ali.
Ali pun menyadari perkataannya. Ia tersenyum melihat gadis di seberang sana yang dengan lihainya meracik kopi.Pipinya yang chubby, badannya yang mungil, arghh menggemaskan.. Pikir Ali.
Ali pun kembali menyesap kopinya.Prank
Ada sesuatu yang terjatuh dan tertumpah di jas nya. ."ma.. Maaf saya tidak sengaja"gadis itu menunduk. Lalu mengeluarkan sapu tangannya untuk membersihkan noda bekas kopi di jas Ali.
Ali memandangi gadis itu, ternyata gadis mungil tadi?Prilly.
Prilly terus saja mengusapkan sapu tangannya di jas Ali agar bersih. Prilly yang sedari tadi ditatap Ali pun tersadar dan menghentikan kegiatannya itu. Dan satu lagi. Pipinya merah entah kenapa.
"Maaf saya tidak bermaksud lancang."Ucap Prilly gugup lalu pergi begitu saja tanpa menunggu Ali menjawab.
Dan Sapu tangannya terjatuh.
Ali pun mengambil sapu tangan tersebut.Ia tersenyum. Ia ingin mengembalikannya namun ia harus pulang sekarang. Dan ia pikir mungkin besok ia akan mengembalikannya.
---
"Ada apa Prill, sepertinya tadi aku mendengar ada sesuatu yang pecah?"tanya Vino."hmm.. Tadi aku menjatuhkan segelas kopi dan kopinya tumpah mengenai seorang pria. "Ucap Prilly sesal.
"lalu?Apa pria itu memarahimu? "
"sepertinya dia tidak marah padaku. Karena aku tadi sempat membersihkan jasnya dengan sapu tanganku"
Vino pun mengangguk lega.
"Tunggu dulu! "ucap Prilly.
"Ada apa Prill? "tanya Vino
"Sapu tangankuuuuuuu???"pekik Prilly.
Prilly berlari menuju bangku pelanggan mencari sapu tangannya. Namun hasilnya? Nihil. Sapu tangannya tidak ada?
"Apa sudah ketemu Prill? "tanya Vino menghampiri Prilly yang masih kebingungan.
Prilly menggeleng.
"Sudahlah cari saja yang baru! "Prilly mencimbikkan bibirnya.
"Masalahnya itu buatan ibuku Vin! "ucap Prilly kesal.
Bersambung...
Hai Readers segini dulu yaa.. Maaf kalo cerita ini absurd. Haha maklum baru pemula.
Jangan lupa vote dan commentnnya ya teman-teman. See you-