Tok..tok..tokSuara ketukan pintu begitu nyaring,padahal sudah jam 10.00 malam.Ali yang baru saja ingin memejamkan matanya pun terusik. Ia berjalan gontai membukakan pintu tersebut. Bukan karena tidak ada pembantu dirumahnya. Namun Ali sangat maklum pasti pembantunya sudah beristirahat.
Betapa terkejutnya Ali setelah membukakan pintunya."Kau!!!!."Pekik Ali.
"Ali."Pekik seorang wanita hendak memeluk Ali. Namun Ali menahannya.
"Jangan dekat-dekat denganku. Aku tidak ingin penyakit gilamu itu menular!!."
"Aliii.. Dengerin Mama nak.."
"Tidak ada yang perlu dijelaskan! Semuanya sudah jelas! Kau memang gila, dasar JALANG!"
Plak
"Jaga bicaramu Ali!! Berani-beraninya ka-"
"Memang benar kan? Apa masih pantas jalang sepertimu dipanggil dengan sebutan mama?!!!"
"Dengerin mama dulu Li!! Mama menyesal telah melakukan itu"Ucap wanita itu menangis. Ali tersenyum miring.
"Haha, kau menyesal? Mengapa baru sekarang? Mengapa tidak dari dulu?? Ohh apa kau sudah dibuang lelaki itu, ha?".Ucap Ali marah. Wanita itu menggeleng menangis tersedu-sedu.
"Tidak seperti itu nak. Mama akan menjelaskannya."Lirih wanita itu menangis.
"Arghhh!!! Omong kosong! Pergi kau dari sini!!!!! "
"Tapi Li, mama-"
"PERGI!!!!!!!!! "Wanita itu pun pergi meninggalkan Ali dengan tangisnya.
Ali pun kembali ke kamarnya.Ia memecahkan barang-barang yang ada dikamarnya.
Prang...
Prang..
Prang.."ARGHHHH!!! "Pekik Ali terduduk dilantainya. Ia menangis.
"Kenapa dia harus datang?! "Ucap Ali disela-sela tangisnya.
----------
Sinar mentari tampak menyelinap disela-sela gorden.Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi.
Seseorang terbangun dari tidurnya. Tapi entah mengapa ia merasa tidak enak selama tidurnya. Dan itu Ali. Benar saja ia tertidur di lantai dengan posisi duduk. Kepalanya terasa sangat berat,mungkin akibat dari semalam. Ali yang terbangun pun beranjak berdiri."Argh.. "Pekik Ali. Ia merasa perih di tangannya. Dan benar saja telapak tangannya terluka karena pecahan barang-barang yang ia pecahkan semalam.
Ia pun beranjak berdiri, ia bersiap untuk mandi dan berangkat ke kantor.
Sesampainya dikantor ia segera memasuki ruangannya. Kali ini ia berbeda menyikapi para karyawan yang menyambutnya. Biasanya ia selalu tersenyum ramah dengan karyawannya ketika disapa. Namun kali ini tidak, ia masih dengan wajah datarnya.
Ia terduduk di kursi kebanggaannya. Ia menyilangkan tangannya di meja lalu menelusupkan kepalanya disana. Entahlah dia sangat tidak bersemangat hari ini.
"Li... "Ia yang merasa terpanggil pun mendongak malas.
"Kau kenapa bro? Apakah ada masalah?"
"Bryan. Bisakah kau mengetuk pintunya dahulu sebelum masuk?."
"Apakah itu harus? Kau kan sahabatku jadi-"
"Sadarlah ini di kantor Bryan!!!! "
"Oke oke sorry, kau kenapa? "Ali menghela nafasnya gusar.
"Dia datang lagi! "Ucap Ali.
"Maksudnya? "Tanya Bryan menautkan alisnya.
"Dia datang lagi. Penyebab papa meninggal! "Ucap Ali memijat pelipisnya."
Bryan yang mulai mengerti pun kembali bertanya pada Ali.
"Lalu apa sekarang dia tinggal bersamamu?"Tanya Bryan.