Chapter #1 ~ Lucky Girl

220 37 28
                                    


Tak tok tak tok tak tok tak tok~suara dari langkah kaki Lucy. Suara gema dari pertemuan tumit sepatunya dengan lantai keramik. Lalu disambut oleh beberapa orang yang hadir di setiap ruangan yang dia lewati. Semua orang yang berpapasan dengan Lucy menatapnya dengan penuh hormat dan menundukan kepalanya sesekali. Ada beberapa juga yang menyapa Lucy dengan sapaan "Pagi, bu." Lucy berjalan dengan penuh percaya diri sambil melambaikan tangan sesekali kepada mereka. Dan akhirnya Lucy sampai ke ruangan yang ia tuju dalam beberapa menit berjalan mengelilingi ruangan.

Sesampainya di ruangan itu, Lucy kemudian duduk di kursi kulit berwarna hitam. Inilah ruangan tempat Lucy bekerja, penuh dengan berkas-berkas laporan penjualan di atas meja dengan sebuah komputer bertengger di sana. Ada beberapa rak-rak buku dan arsip di sebelah kiri mejanya. Ada beberapa piala The Best Manager of Retail Book di sana. Di hadapan meja kerjanya penuh dengan kaca-kaca jendela besar. Kaca-kaca jendela ini merupakan pembatas antara ruangannya dan ruangan luar. Tidak ada tembok yang menghalangi di antara ruangan Lucy dan ruangan bawahannya. Bawahan Lucy bisa melihat semua pekerjaannya langsung dari ruangan luar, karena hanya kaca jendela sebagai penghalang mereka. Lucy melihat vas--tempat bunga mawar segar--yang menghiasi meja kerjanya. Ada seorang karyawannya yang selalu menukar bunga itu disetiapharinya. Dion namanya, dia merupakan Sales Supervisor terbaik yang membantu Lucy mendapatkan penghargaan The Best Manager of Retail Book.

Lucy selalu diliputi dengan keberuntungan, keberuntungan akan hidup, uang, karir, keluarga, teman, dan lain-lain. Dari awal permulaan karirnya, ia selalu mendapatkan hal yang baik, mulai dari penjualan terbaik, promosi, sampai dengan mendapatkan bawahan yang bekerja dengan baik. Dia memperoleh semua itu tanpa perlu berusaha sebanyak orang lain untuk mencapai posisinya. Di usianya yang ke-21 tahun itu, Lucy sudah menjadi Manager. Bukan hanya prestasi karirnya, prestasi kuliahnya, dan prestasi sekolahnya juga ia dapatkan dengan hasil yang sangat baik. Bahkan, dengan usaha yang tidak terlalu banyak. Saat kuliah Lucy mendapatkan nilai A+ untuk seluruh mata kuliah tanpa belajar sebelum ujian. Lucy hanya perlu memerhatikan dosen yang menerangkan saja, karena ia akan mengingat semua pelajaran yang diajarkan padanya. Dan ia tidak perlu mengerjakan tugas-tugasnya, karena selalu ada yang menawarkan mengerjakan tugas itu--teman yang naksir dengannya--dan semua itu ia dapatkan dengan cuma-cuma.

"Pagi bu !" Suara salah seorang karyawan yang mengagetkannya dan masuk ke dalam ruangan. Pria itu adalah orang yang selalu mengganti bunga dalam vas di meja kerja Lucy.
"Ada apa?" Kata Lucy padanya.
"Begini bu, saya sedang ada sesuatu yang mengganjal nih bu. Apa boleh saya tanya sesuatu itu?" Kata Dion sambil menggaruk kepalanya.
"Ada apa Dion?" Ulang Lucy lagi.
"Ibu ada waktu malam ini? Saya mau bertanya saat makan malam bersama ibu saja," jawabnya penuh percaya diri.
Lucy keheranan, dalam hatinya berkata, "Dia ingin apa sebenarnya? Membuat badmood saja.”
Kemudian Lucy menjawab dengan tegas, "Maaf ya Dion, saya malam ini ada rencana. Jadi, kalau mau tanya sesuatu mengenai kerjaan atau apa, tanyakan saja sekarang."
“Kalau begitu saya tunda saja pertanyaannya kalau ibu ada waktu, karena ini bukan tentang pekerjaan," jelasnya padaku sambil melihat mataku dalam-dalam. Kemudian dia pamit dan berlalu pergi.

Lucy kembali pada pekerjaannya, ia mulai membolak-balik berkas laporan penjualan. Lalu ia terhenti karena melihat amplop putih terjatuh dari selipan berkas-berkas yang dia bolak-balik. Lucy merogohkan badan untuk mengambil amplop tersebut dan kembali duduk sambil membukanya. Setelah membacanya dengan teliti, ternyata isi surat menyebutkan bahwa Lucy baru saja menjadi nasabah beruntung yang memenangkan rumah senilai 500 juta rupiah. Jika seseorang mendapatkan keberuntungan seperti ini, maka orang itu akan jungkir balik kegirangan karenanya. Tapi karena hal seperti ini sudah biasa Lucy alami, karenanya, ia hanya berkata "Oh baguslah."
Lucy mengambil kunci mobil dan tas miliknya di atas meja. Lalu dia pergi keluar dari ruangan. Salah satu karyawan di luar ruangan yang melihatnya berjalan tergesa-gesa kemudian memanggilnya.
"Mau kemana, Bu? Ada pertemuaan dengan kolega?" Katanya.
"Tidak, saya ada urusan sebentar. Kamu handle kerjaan saya kalau ada problem," kata Lucy dengan cepat sambil berlalu pergi sebelum sempat mendengar jawaban dari karyawannya yang memiliki rambut berwarna merah menyala bak darah.
Sesampainya di tempat parkir, Lucy segera menghampiri mobil HRV hitam yang terparkir di tempat khusus Manager. Dia menekan tombol alarm mobil di kunci lalu masuk dan menyalakan mesin. Mobil berjalan menyusuri tempat parkir kemudian keluar dari gedung kantornya yang bertuliskan Id Company. Lucy menatap langit yang mendung berubah cerah seketika, saat dia berada di jalanan. Lalu kendaraan Lucy melaju kencang menuju ke lokasi acara penyerahan hadiah rumah itu--yang akan diberikan padanya--yang dilaksanakan di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Bandung, Indonesia.

Setelah dua puluh menit berlalu di atas kendaraan, akhirnya Lucy sampai di tempat acara penyerahan hadiah diselenggarakan. Kendaraannya diserahkan kepada petugas vallet parkir kemudian ia masuk ke Lobby Mall yang ber-ac. Lucy tersadarkan bahwa penampilannya berantakan oleh pantulan kaca pintu Mall. Jari-jarinya menyisiri rambutnya yang halus sebelum merapikan blazer-nya. Lucy selalu mementingkan penampilannya dimana pun dan kapan pun. Baginya, penampilan mencerminkan kepribadian seseorang. Lucy selalu ingin segala sesuatu dalam hidupnya sempurna. Lalu ia berjalan beberapa waktu di dalam area Mall, namun dia kebingungan mencari lokasi penyerahan hadiah itu. Lucy merasa keroncongan akibat berputar-putar di dalam Mall lalu membayangkan brownies coklat dibenaknya. Tiba-tiba seseorang yang menggunakan setelan koki mendatanginya dan menyodorkan brownies coklat yang ia bayangkan.
“Silakan dicicipi, ini brownies coklat kreasi kami yang baru!!” Sebut koki itu sembari menyodorkan brownies sample ke hadapannya.
“Oh terima kasih!!!” jawab Lucy langsung mencicipi sample itu. Lucy selalu mendapatkan keberuntungan mulai dari hal terkecil sampai dengan hal besar disetiapharinya. Bahkan, untuk hal seperti ini, yaitu keinginannya untuk memakan sesuatu.
“Jangan lupa mampir ke toko kami!!!” seru koki itu sembari menunjuk ke toko rotinya yang berada tidak jauh dari sana.
“Baik, nanti ya!!” ucap Lucy sebelum akhirnya pergi dari sana untuk mencari lokasi penyerahan hadiah.
Lucy menoleh ke arah kanan dan kiri sesaat. Kemudian ia menangkap keramaian yang letaknya di pojok sebelah kiri. "Ketemu !!" Teriak Lucy dalam hati, lalu ia segera melangkah ke arah keramaian itu. Namun, saat Lucy baru saja memulai melangkahnya, Duuuuuuk~suara dari tubuhnya yang menabrak sesuatu terdengar sangat kencang. Lalu Lucy merasa kepalanya berputar-putar. Kemudian tubuhnya terasa melayang jatuh ke lantai.

"Mbak gak apa-apa?" Terngiang suara rendah seorang pria. Matanya terbuka perlahan, lalu ia melihat seseorang mengenakan jaket hitam dengan topi yang menutupi wajahnya mengulurkan tangan. Pria bertopi itu terlihat seperti tokoh-tokoh misterius yang jahat bila dalam adegan film. Namun, Lucy tetap meraih uluran tangannya. Berkat bantuannya pria itu akhirnya Lucy kembali berdiri. Kemudian Lucy mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih dan maaf karena aku tidak melihat jalan dengan baik," kata Lucy.
"….." Dia tetap terdiam dan hanya mengganggukkan kepalanya.
Lucy keheranan melihat tingkah pria itu. Namun, Lucy teringat akan terlambat mengikuti penyerahan hadiah. Lalu dia segera pamit pada pria yang menolongnya itu.
"Saya pergi dulu, terima kasih atas bantuannya," jelas gadis itu terburu-buru dan segera pergi.

Lucy sampai di keramaian yang dilihatnya tadi setelah berlari-lari kecil. "Akhirnya sampai," katanya dalam hati sembari masuk ke dalam keramaian. Lucy terkejut melihat acara yang sepertinya telah selesai. Lalu dia berjalan mendekat ke arah pria berjas yang rapi dan terlihat seperti seorang penyelenggara.
"Permisi Pak, saya adalah nasabah yang memenangkan rumah senilai 500 juta rupiah," ungkap Lucy padanya sembari menyerahkan surat dari pihak bank.
“Maaf Bu, penyerahan hadiah sudah selesai 10 menit lalu, jadi hadiah untuk Ibu dianggap gugur karena tidak hadir," katanya dengan penuh penyesalan.
Mendengar hal itu amarahku memuncak, "Saya kan sudah hadir di sini !! Dan bagaimana bisa dianggap gugur? Saya kan sudah menjadi pemenang hadiah tersebut!!” tegas Lucy tidak terima.
“Iya bu, tapi hal ini sudah dijelaskan dalam isi surat, jika tidak hadir, maka akan dianggap gugur. Hadiah untuk Ibu juga telah diberikan pada pemenang undian yang hadir dalam acara ini.” paparnya menjelaskan pada Lucy sembari menunjukkan isi surat.
Lucy melirik ke arah isi surat yang ditunjukkan pria itu. Lalu Lucy terdiam karena melihat isi surat yang menyatakan hal serupa seperti yang dijelaskan pria itu.
“Baiklah, kalau begitu seharusnya diinfokan juga melalu telepon, jadi saya bisa paham dan waktunya pengiriman suratnya terlalu mendadak dengan acara penyerahan hadiah!!” jawab Lucy masih tidak menerima.
“Maaf Bu, tapi surat dikirim sejak seminggu lalu. Dan untuk ke depannya kami akan menerima masukkan Ibu mengenai menghubungi nasabah lewat telepon.” jelasnya dengan nada menahan amarah.
Setelah Lucy yang melihat tanggal pengiriman surat, ia merasa bersalah pada pria dihadapannya. Karena bersalah, Lucy meminta maaf dan sekejap saja sudah menghilang dari sana karena malu. Lucy yang merasa sudah cukup mejauhi tempat itu, melangkah dengan lemas. Hal ini baru pertama kali terjadi dalam hidupnya, pikirnya. Dipermalukan dan bahkan, keberuntungan menjauhinya. Ia tidak habis pikir karena ia selalu mendapatkan keberuntungan tanpa ada kesulitan dan kegagalan sekali pun. Kesialan seperti ini baru sekali terjadi dalam hidupnya.
Lucy sampai di Lobby, entah sejak kapan, lalu ia menyadari tasnya tidak ada di tangannya. "Dimana tasku? Hilang sejak kapan?!!! Isinya ada dompet dan kunci mobil. YA AMPUUUUN !!!! sejak kapan aku jadi sial seperti ini?!!!!!" Umpatnya.

LUCK, LOVE, LIFE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang