Chapter #2 ~ Unlucky Boy

160 27 2
                                    


"Kamu dipecat!!" Teriak orang botak di hadapan Luffy dengan nada yang memekakkan telinga.
"Saya salah apa pak?" Kata Luffy dengan polosnya.
"Kerjaan kamu tidak ada yang beres!! Piring dan gelas banyak yang pecah. Kamu juga tidak bisa melayani customer dengan baik" Tegasnya.
"Maaf pak, tapi bisakah bapak memberikan saya kesempatan sekali lagi?" Luffy memohon dengan raut wajah memelas.
"TIDAK BISA, SAYA SUDAH MUAK DENGAN PEKERJAAN KAMU!! SILAHKAN PERGI!!" Teriak bapak botak berdasi dengan setelan jas rapi itu.
Luffy menunduk terdiam dan membuka celemek hitam dengan perlahan. Lalu berjalan keluar cafe itu dengan penuh penyesalan dan kesedihan.

Ini adalah akhir dari karirnya. Kemudian Luffy menyusuri jalanan yang ramai dengan orang-orang dan kendaraan berlalu lalang. Saat ini mentari baru terbit, tetapi ia berjalan berlawanan, sedangkan orang-orang lain baru akan beraktivitas. Luffy berhenti sejenak menunggu lampu tanda orang menyebrang berwarna hijau. Bunyi kemacetan lalu lintas dan klakson dari mobil mewah berterbangan di telinganya. Lalu ia teringat akan kejadian yang baru saja dilaluinya di cafe itu. Ini bukan pertama kalinya Luffy dipecat dari pekerjaannya. Jika dihitung, mungkin sudah tak terhingga jumlah pekerjaan yang sudah dia lewati. Sudah berkali-kali semangat dan keputus-asaan menghampirinya. "Aku hampir tidak dapat mengetahui lagi apa mimpiku sendiri. Bahkan, aku sudah tidak memiliki cita-cita." Ucap Luffy dalam hati.

Orang-orang yang berdiri di samping Luffy mulai bergerak maju, menandai lampu lalu lintas dengan gambar orang menyebrang sudah berwarna hijau. Luffy mengikuti mereka berjalan di belakang. Beginilah nasibnya, selalu berada di belakang meskipun sudah melakukan usaha sejuta kali lebih besar dari orang-orang lain.

Sembari menyebrang, lamunan Luffy kembali pada nasibnya yang buruk. Luffy tidak pernah dikaruniai dengan nasib yang baik. Ia tidak pernah mengenal keberuntungan apa pun dalam hidupnya. Ia selalu mengalami hal buruk untuk segala hal sejak ia lahir. Bahkan, kelahirannya sudah membuat bencana bagi keluarganya. Ibu Luffy meninggal saat melahirkannya. Ayah Luffy pergi meninggalkannya entah kemana setelah menitipkan Luffy pada pamannya. Luffy saat ini hidup sebatang kara setelah pergi dari rumah pamannya.

Luffy tersadar setelah sampai di depan pintu kamar kosannya. Tempat kosnya tidak jauh dari tempat kerjanya--yang baru saja memecatnya. Luffy sudah berpindah-pindah tempat kos lebih dari lima kali. Setiap kali pindah kerja, ia akan pindah kos agar bisa lebih dekat ke tempat kerja. Kosan yang Luffy tempati hanya berukuran 2x3 meter. Hanya cukup untuk satu orang penghuni bernapas. Untuk selonjoran saja tidak bisa ia lakukan. Luffy memasukan kunci ke bawah gagang pintu lalu membuka pintu perlahan. Ia menangkap pemandangan yang menyedihkan, kasur kapuk yang lapuk terlipat di lantai dan rak kayu kecil yang berisi baju-bajunya. Badannya terasa lemas, kemudian ia menghamparkan kasur lapuk itu dan berbaring di atasnya. Dia berbaring dengan cucian kotor sebagai bantalan untuk alas kepalanya. Ia menatap langit-langit kamar itu beberapa menit yang jaraknya hanya sekitar sepuluh jengkal tangan.

Tidak terasa waktu berlalu, Luffy terlelap karena kelelahan dan bangun setelah sekitar satu jam lewat. Aku menatap jam dinding yang menunjukan pukul 9.20 WIB. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. "Aku tidak bisa terus begini. Aku harus mencari pekerjaan baru." gumam Luffy segera berdiri. Ia mengambil jaket hitam yang tergantung di balik pintu dan mengenakan topi yang diambil dari atas rak. Luffy berpikir akan kemana tujuannya. Tetapi, ia tetap tidak menemukan arah tujuan. Kemudian ia terduduk lagi dan merenung. Lamunannya terpecah ketika ada suara ketukan dari luar kamar. Setelah membuka pintu, ia melihat ibu kos berdiri di sana.

"Kemana aja, saya tunggu-tunggu bayarannya kok belum ada," ucap ibu paruh baya yang mengenakan baju daster dan roll di rambutnya itu.
"Saya belakangan ini sibuk bu, saya selalu shift malam, jadi siang saya tidur. Ini juga saya baru pulang," jelas Luffy.
"Kalau gitu mana uang kos bulan ini?" Pungkasnya.
"Saya belum gajian bu, nanti saya kasihkan kalau sudah terima gaji." pembelaan Luffy.
"Masa belum gajian? Ini kan sudah tanggal satu, biasanya kamu gajian akhir bulan kan?" Ucap ibu chubby ini ngotot.
"Gaji bulan ini sedikit terlambat Bu, cafe tempat saya kerja sedang sepi."
"Ah, saya tidak mau tahu, pokoknya saya tunggu sampai lusa, kalau belum bayar juga, silakan Mas cari kosan baru." Teriaknya dan berlalu pergi.
Mengingat akan diusir dua hari lagi, Luffy bertekad pergi mencari pekerjaan. Ia mencoba mendatangi Mall besar yang tidak jauh dari kawasan tempat tinggalnya.
"Mungkin aku bisa mencari pekerjaan di sini. Semoga aku mendapatkan keberuntungan kali ini, aku mohon keberuntungan untukku Tuhan! Hanya untuk sekali ini!" bisik Luffy pelan saat sampai di depan gedung Mall itu.

Luffy melangkah penuh harap ke dalam Mall dan mulai berkeliling, sesaat melihat keramaian, ia mencoba mendekat. Ternyata di sana sedang berlangsung sebuah acara yang diselenggarakan oleh salah satu bank ternama. Lalu..
"Karena pemilik hadiah tidak hadir, kami akan mengundi hadiahnya di sini untuk tamu yang hadir di acara ini," teriak si pembawa acara yang mengenakan setelan jas rapi berdasi dengan rambut yang klimis. Luffy mendekat ke dalam pengunjung.
"Seluruh pengunjung memiliki kesempatan yang sama untuk memenangkan hadiah ini! Silakan mengambil nomer undian yang ada dalam box, jika ada tulisan L di dalamnya, maka anda lah yang beruntung!" Teriaknya lagi. Luffy melihat antrian panjang segera, setelah pria berdasi itu selesai berbicara. Ia tiba-tiba ingin mencoba ikut serta dalam undian itu, namun ia ragu akan memenangkan undiannya. "Tidak ada salahnya mencoba," gumamnya pelan.
Akhirnya ia ikut berbaris mengantri bersama orang-orang untuk mengambil nomer undian. Sembari mengantri, ia berdiri memegang topi untuk menutupi wajahnya.
Saat menuggu, entah mengapa banyak orang-orang yang pergi dari antrian. Entah mungkin karna tidak kuat mengantri atau mungkin bagi mereka itu membuang waktu. Karena, penampilan mereka yang berbaris terlihat seperti orang kalangan atas. Karena orang-orang berpergian keluar dari antrian, tidak membutuhkan waktu lama, Luffy telah sampai di depan dan mengambil kertas yang di gulung di dalam box. Lalu ia duduk di kursi kosong yang letaknya di depan si host acara itu. Ada seorang kakek di sebelahnya yang beranjak pergi dari kursinya. Fokus Luffy kembali kepada suara si pembawa acara.
"Silakan dibuka kertasnya untuk bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah mendapatkan undiannya!" Jelas si host itu.
"Jika ada tulisan huruf L di dalamnya, maka anda lah pemenangnya." Tegasnya. Luffy merasa tidak mungkin menang, kemudian dia membuka kertas itu dan benar saja, isinya kertas kosong. Luffy membolak balik dengan penuh harap, siapa tahu ada huruf L di posisi belakang. Tapi tetap tidak menemukan huruf L.
"Yasudah lah, aku tidak mungkin menang, apa sih yang kuharapkan?" Umpatnya dalam hati. Dia menaruh kertas itu ke kursi kosong di sebelahnya dan berencana akan beranjak pergi dari sana. Namun, ia menangkap sesuatu dalam pandangannya. Ada sebuah kertas gulung di atas kursi kosong di sebelahnya. "Sepertinya ini ditinggalkan oleh kakek tadi," Pikirnya. Tiba-tiba timbul rasa penasaran untuk membukanya.
"L" tertera di sana. "Apa aku sedang di alam lain? Bukan, itu benar huruf L yang aku lihat." pikirnya. Dengan cepat Luffy mengangkat tangan dan menyerahkan kertas itu kepada si host.
"Selamat anda pemenangnya! Anda memenangkan rumah senilai 500 juta rupiah!" Teriaknya.
Luffy terkejut sampai tidak sadar dengan apa pun lagi. Pria itu menyerahkan kunci pada Luffy dan meminta ia mengisi beberapa form.
Luffy tidak sadar apa yang ia tulis, karena keterkejutannya. Setelah mengisi form, si host hanya mengatakan bahwa ia akan dihubungi untuk kelanjutan penyerahan akte rumah dan sebagainya. Luffy berjalan tanpa arah keluar dari acara undian itu dan masih tidak paham dengan apa yang terjadi sampai menabrak dengan seseorang.

Duuuuuuk~bunyi kencang yang menyadarkannya.
Luffy melihat perempuan cantik hampir terjatuh, kemudian diraihnya secepat mungkin agar tubuhnya tidak menghantam lantai. Beberapa saat Luffy memandanginya sebelum gadis itu terbangun. "Mbak? Bangun!! Mbak tidak apa-apa?" Ucap Luffy sembari menutupi wajahnya. Kemudian mata gadis itu terbuka perlahan...

LUCK, LOVE, LIFE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang