Lingkungan yang hijau dan jalanan yang lengang di komplek perumahan Lucy, membuat lokasi itu cocok untuk digunakan oleh orang-orang yang ingin ber-jogging pagi-sore. Lucy dan Luffy telah sepakat untuk melakukan jogging sore bersama. Mereka sudah berlari pelan berdampingan selama 30 menit. Luffy berinisiatif mengajak Lucy jogging, karena ia melihat Lucy rutin berolah raga setiap akhir pekan sendirian. Luffy mengenakan pakaian serba hitamnya dan topi hitam-lagi. Lucy mengenakan t-shirt pink dan celana training hitam. "Maaf aku pakai baju hitam lagi," ucap Luffy dengan terengah-engah saat berlari.
"Tidak apa-apa,"balas Lucy dengan heran sambil berkata dalam hati, "Mengapa dia minta maaf?"
"Oh iya kenapa kamu pakai celana hitam?" Tanya pria bertopi itu.
"Lagi ingin saja, kenapa pertanyaan kamu aneh?" Jawab Lucy.
"Memangnya aneh ya? Maaf kalau begitu." Sesal Luffy.
Lucy terkekeh geli lalu berkata, "Kamu suka warna hitam ya?" Tanya gadis berambut coklat itu.
"Tidak," singkatnya.
"Kenapa pakai hitam kalau begitu?" Lucy penasaran.
"Biar tidak terlalu kelihatan orang," ungkapnya.
"Aku pikir, penampilan kamu malah semakin mencolok," kata Lucy.
"Ah maaf," sesalnya lagi.
"Kenapa minta maaf lagi?" Lucy semakin heran.
"Aku minta maaf karna pakai warna hitam." Jawabnya.
Lucy semakin keheranan.
"Memangnya ada apa dengan itu? Kenapa kamu minta maaf terus?"
"Kamu kan tidak suka hitam, tapi kenapa kamu pakai celana hitam juga?" Luffy tiba-tiba berhenti berlari.
Lucy yang berada sedikit di depan berjalan kembali mendekat ke arah Luffy.
"Aku tidak pernah bilang tidak suka warna hitam, kenapa kamu menyimpulkan begitu?" Ucap Lucy dengan nada sedikit naik.
"Kamu kan pernah melarang aku memakai pakaian serba hitam dan topi hitam ini. Aku pikir karna kamu tidak suka hitam," Jelas Luffy dengan nada sedikit naik juga.
"Oh itu aku cuma ingin penampilan kamu lebih terang saja," jawab Lucy. "Tidak mungkin aku bilang karna dia lebih tampan kalau tidak pakai topi itu," ucap Lucy dalam hati.
"Ehm, ada pasangan yang bertengkar di tengah jalan begini," suara lelaki yang tiba-tiba terdengar dari samping.
Lucy dan Luffy menoleh bersamaan. Mereka melihat Dion berdiri di sana sambil melambaikan tangan.
Dion mengenakan pakaian olah raganya.
"Tidak disangka kita bertiga bisa kebetulan bertemu di lingkungan rumah," ucap Dion.
"Kamu jogging juga?" Tanya Lucy setelah terkejut sesaat.
"Kamu ingat saya?" Tanya Dion kepada Luffy tanpa menjawab pertanyaan Lucy.
"Iya, yang bertemu beberapa minggu lalu di Pasar Baru kan?" Balas Luffy kepada Dion.
"Kamu tinggal di lingkungan sini juga? Kenapa bisa jogging bareng Lucy?" Tanya Dion.
"Iya saya tinggal dekat dengan rumah Lucy," jelas Luffy tanpa menjawab pertanyaan kedua dari Dion.
Mereka berbicara berdua tanpa memerdulikan Lucy yang berdiri di samping mereka. Seolah-olah Lucy sedang tidak ada di sana.
"Wah, kebetulan yang aneh. Kita bertiga tinggal di lingkungan yang sama." Kata Dion dengan nada sinis.
Luffy hanya terdiam.
"Lalu bagaimana kalian bisa berakhir melakukan jogging bersama? Tanya Dion ulang masih dengan nada sinis.
"Memangnya aku tidak boleh jogging dengannya? Kenapa kamu menginterogasi dia seperti itu?" Potong Lucy karena sudah tidak tahan mendengarkan.
"Kamu bebas milih teman untuk jogging kok cantik." Ucap Dion menjilat.
Lucy yang malas mendengarkan lalu mulai berlari sendiri. Melihat Lucy berlari lebih dulu meninggalkan mereka, Luffy dan Dion kemudian segera ikut berlari menyusul.
***"Huft..huft..huft," suara Luffy dan Dion yang kelelahan.
Mereka berdua berbaring di rumput taman yang berada di lingkungan kompleks. Wajah mereka berdua bercucuran keringat. Lucy hanya mengelap sedikit keringatnya ketika duduk di atas rumput hijau itu. Lucy memerhatikan mereka berdua yang menutup mata dan terengah-engah.
"Kalian tidak biasa lari ya?" Akhirnya Lucy menyimpulkan.
"Biasa kok," jawab mereka berdua cepat secara bersamaan.
Lucy yang terkejut mendengar itu kemudian tertawa cekikikan.
"Lalu mengapa kalian terlihat kelelahan?" Tanya Lucy.
Mereka hanya terdiam dengan nafas yang terengah-engah.
Lucy beranjak dari sana dan pergi beberapa saat. Ketika kembali Lucy membawakan tiga botol air mineral.
Namun, ketika kembali dia hanya melihat Dion yang sedang duduk di sana.
"Dimana Luffy?" Tanya Lucy.
"Tidak tahu, dia tiba-tiba pergi," ucap Dion.
"Dia enggak bilang apa-apa? Lucy heran.
"Tidak," jawab Dion dengan raut wajah yang mencurigakan.
Lucy masih tidak paham, namun ia memilih bertanya langsung pada Luffy.
"Kamu ada janji malam ini? Jalan yuk?" Ajak Dion sebelum mereka berpisah di persimpangan jalan.
"Aku sedang malas kemana-mana. Lain kali ya," Tolak Lucy.
"Besok aku ajak lagi deh," terang Dion tak menyerah.
Kemudian mereka berdua berpisah di persimpangan jalan itu ketika matahari mulai akan tenggelam.
***Lucy sedang berada di ruang tengah. Dia hanya duduk di atas sofa yang terletak persis di depan TV dengan raut wajah yang gusar. Lucy menekan tombol di remote sesekali tanpa mengetahui dengan jelas apa yang dia sedang lihat. Lucy menatap TV dengan tatapan kosong. "Mengapa dia pergi begitu saja tadi? Tanpa pamit atau menitipkan satu-dua patah kata pada Dion untukku?" Bisik Lucy pelan.
"Lagi nonton apa cy? Ibu mau nonton sinetron," tiba-tiba Ibu datang dan merebut remote dari tangan Lucy.
Lucy yang pikirannya sedang menjalar kemana-mana, tak perduli dengan hal yang dilakukan Ibunya. Lucy bangkit berdiri kemudian berjalan menuju kamarnya.
Sesampainya Lucy di kamar, dia merebahkan tubuhnya di atas kasur di sana. Lalu Lucy menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang melayang-layang.
"Apa dia marah? Apa mungkin marah karena pertengkaran kita tentang warna hitam itu? Kenapa tak ada sedikit pun penjelasan meskipun lewat pesan singkat? Apa aku harus tanya dia lebih dulu?" Pikir Lucy.
Akhirnya Lucy memutuskan menanyakan persoalan sore tadi kepada Luffy melalui pesan singkat. Lucy mengambil handphone-nya yang tergeletak di atas kasur lalu mengetik:
Luffy kenapa tadi tiba-tiba menghilang? Ada apa?
Lucy menunggu balasan. Sudah lewat 30 menit Lucy menatap layar handphone-nya, dan tidak juga mendapatkan balasan dari pria bertopi itu. Satu jam berlalu dengan Lucy yang bolak-balik menatap langit-langit lalu mengecek layar handphone-nya kembali. Akhirnya Lucy tertidur karena terus menunggu balasan yang tak kunjung datang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCK, LOVE, LIFE (COMPLETE)
ChickLitRank #1 in award category; rank #204 in Chicklit 10/12/17 Tentang gadis beruntung dan lelaki yang memiliki kesialan sejak lahir. Keduanya bertemu, dan segalanya berubah. About lucky girl and unlucky boy. Selesai pada Desember 2017 Notes : Please don...