Hari ini turun hujan yang lebat pada pagi hari. Setiap kali hujan, Luffy bingung akan berbuat apa. Dia hanya termenung di kamar kosnya. Saat ini dia sudah tidak mempunyai pekerjaan. Luffy mencoba mencari cara agar mendapatkan pekerjaan yang lain. Tapi, dia selalu saja tertimpa kesialan saat akan melamar pekerjaan. Dia memang selalu sial apa pun keadaannya. Kemudian dia teringat dengan hadiah rumah seharga 500 juta yang didapatkannya. Sampai saat ini belum ada kabar dari pihak pemberi hadiah dan Luffy lupa dimana ia meletakan kunci hadiah rumah itu. Tapi, dia masih berpikir apakah kejadian itu nyata? Karena, dia bahkan tak pernah mengalami satu kali kejadian beruntung pun dalam hidupnya. Hanya kejadian ini, keberuntungan pertama kali yang dia rasakan.
"Ah satu lagi keberuntunganku adalah memiliki satu teman baru," Ingatnya tiba-tiba dengan bergumam sambil membayangkan Lucy.Wajahnya tergambar jelas diingatan Luffy. Pria ini masih mengingat senyum Lucy dan muka kesal--saat menahan amarahnya--ketika berbincang dengan Luffy.
Mengingat itu semua, tiba-tiba segaris senyum simpul menghiasi wajah Luffy. Luffy masih tidak paham mengapa Lucy kesal saat itu, namun Luffy tetap merasa gadis itu tetap bersinar walaupun sedang dalam amarah meledak-ledak.
Luffy mengingat kembali hal aneh yang terjadi hanya pada gadis itu saja.
"Kenapa dia tidak mengalami kesialan yang biasanya dialami orang disekitarku ya? Kenapa kesialan tidak terjadi padanya?" Tanyanya kepada dirinya sendiri hampir berbisik.
***Luffy terlelap setelah termenung memikirkan nasibnya dan memikirkan seorang gadis--satu-satunya teman wanita Luffy--yang ditemuinya tempo hari. Luffy terbangun kasur lipat kapuknya. Lalu mengambil cucian kotor yang menjadi bantalan tidurnya dan mengambil pakaian basah di dalam plastik yang ditaruhnya di pojok ruangan. "Aku harus cuci ini," ucapnya. Kemudian Luffy berjalan ke kamar mandi umum yang dipakai para anak kos. Dia mencuci sebentar di dalam sana, lalu menggantung cuciannya. Di depan WC terdapat tanah kosong dan tali-tali rapia memanjang dari ujung pilar ke ujung pilar lainnya. Luffy menaruh dua pakaian alias satu stel bajunya di sana. Setelah itu dia kembali berjalan sedikit menuju kamarnya. Tiba-tiba seseorang yang dikenalnya membuka pintu kamar yang tepat berada di samping kamar kos miliknya.
"Kemana saja bro? Jarang lihat." Ucapnya.
"Saya ada setiap hari," jawab Luffy.
"Loh memang gak kerja bro?" Tanya pria kurus berambut merah itu.
"Saya baru saja dipecat Frans," balas Luffy.
"Hah? Lagi? Sejak kapan bro?" Penasarannya tiada henti.
Frans sudah mengetahui tentang kesialan Luffy. Saat pertama kali bertemu, Luffy sudah menjelaskan kesialannya karena Frans orang yang ramah. Luffy tidak ingin melukai atau merugikan orang yang baik padanya. Mengetahui hal yang menimpa Luffy, Frans mengikuti saran Luffy untuk menjaga jarak. Namun, Frans tetap sering beramah-tamah dan berbagi makanan walau menitipkannya pada ibu kos. Dan mereka terkadang bertukar cerita lewat pesan singkat.
Sebenarnya Frans bisa disebut sebagai teman Luffy, tetapi Luffy tidak enak bila terus menyusahkannya. Karena, setiap kali mereka bertukar cerita--meskipun lewat pesan singkat--ada saja hal buruk yang terjadi pada Frans.Luffy tidak banyak menjelaskan dari pertanyaan Frans mengenai pekerjaannya tadi. Dia hanya terdiam dan beberapa kali hanya menganggukkan kepalanya saja kepada pria kurus itu. Setelah mengatahui Luffy jobless, Frans memberikan kartu nama kenalannya yang memiliki toko klontong di sekitar kawasan Pasar Baru. Dia menyarankan Luffy untuk menawarkan bekerja di sana karena si pemilik sedang membutuhkan bantuan.
"Bilang kamu kenalanku ya," ucap Frans sebelum akhirnya berangkat kerja ke salah satu kantor retail terbesar di Bandung.
***Pada saat matahari sudah naik ke atas kepala, Luffy kemudian mengikuti petunjuk Frans untuk menemui kenalannya. Dia berharap diterima bekerja dan dapat bertahan lama kali ini.
"Aku harus dapat pekerjaan agar tidak perlu pindah kosan lagi." Doanya dalam hati.
Lokasi pekerjaan yang akan dilamarnya kali ini tidak berada jauh dari kos-kosannya. Ia sangat bersyukur karenanya. Tiba-tiba dia dicegah oleh wanita paruh baya yang mengenakan daster dan roll di rambutnya. "Mana uang kos?!!" Teriaknya.
"Saya belum ada bu, biasanya saya tidak pernah tidak bayar kan bu. Mohon beri perpanjang waktu bu." Papar Luffy dengan nada memelas.
"Iya tidak pernah tidak bayar, tapi kamu selalu saja TELAT BAYAR !!!!" Ketusnya pada pria menyedihkan itu.
"Saya mohon bu. Saya jamin akan bayar secepatnya. Tidak apa-apa walau ada tambahan denda." Mohonnya dengan sangat sambil menyatukan kedua telapak tangannya.
"Ok, bayar cepet ya!!" Teriaknya sambil berbalik dan berjalan pergi.
Luffy melanjutkan langkahnya lagi. Ia pergi mencari pekerjaan ke tempat kenalannya Frans.Luffy sudah sampai di kawasan Pasar Baru dalam 15 menit naik angkutan kota. Dia berjalan mencari lokasi setelah turun dari angkutan.
"Pak, numpang tanya, alamat ini dimana ya pak?" Tanya Luffy kepada seorang kakek berompi orange dan memegang peluit yang sedang berdiri di pinggir jalan.
"Masuk saja ke gang di sebrang itu dek," balasnya setelah itu meniupkan peluit sambil meluruskan tangannya ke kiri dan berkata, "Kiri-kiri..!! terus.. kiri dikit lagi..!!"
Karena sudah tak diacuhkan si kakek, pria bertopi ini mulai melangkahkan kakinya lagi. Dia menyebrangi jalan lalu memasuki gang yang dikatakan si kakek tadi. Luffy bersyukur sampai dengan siang ini, masih belum ada hal buruk apa pun yang terjadi. Lalu tibalah saat yang paling memalukan dalam hidupnya datang...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCK, LOVE, LIFE (COMPLETE)
ChickLitRank #1 in award category; rank #204 in Chicklit 10/12/17 Tentang gadis beruntung dan lelaki yang memiliki kesialan sejak lahir. Keduanya bertemu, dan segalanya berubah. About lucky girl and unlucky boy. Selesai pada Desember 2017 Notes : Please don...