TWELVE...

9.6K 600 15
                                    

Postingannya kemalaman, pemirsaahhh...

###

LANA...

            Aku tahu Donna mulai jatuh cinta pada pria yang ia temui di Bern. Ia begitu tertarik untuk memperkenalkan aku padanya. Aku awalnya merasa ragu, maksudku, bukankah untuk pendekatan lebih enak bertemu berdua saja? Aku hanya menganggu mereka. Namun Donna bersikeras dan aku khawatir ia malah merajuk. Alhasil, aku akan menemaninya sepulang bekerja nanti.

            Ketika aku keluar dari Allbooks dan merapatkan mantelku yang berwarna merah kusam, kudengar bunyi klakson dan aku menoleh dari mana datangnya. Aku tersenyum saat ku tahu itu Donna dan ia keluar mobil dan aku langsung menghambur ke pelukannya. Kami berpelukan cukup lama dan kami segera tertawa satu sama lain.

            "Ya Tuhan, Donna, kau tampak makin cantik."

            Ia terkekeh sebentar."Kau juga, Lana. Kau juga cantik. Apa kau masih makan roti selai, huh?"

            "Setidaknya, aku sudah makan salad sekarang."

            "Berita bagus. Aku senang mendengarnya." Kami berdua tertawa dan setelah itu Donna mempersilahkan aku untuk masuk ke mobilnya.

            Aku memperhatikan Donna yang semakin fashionable dan aku hanya seperti ini saja gayaku. Rambut Donna yang ikal tampak di blow dan membuatnya semakin menarik dan cantik.

Ia menekan tombol playlist dan lagu J.Lo terdengar di seluruh penjuru mobil.

            "Kita akan kemana?"

            "Ke Odeon di Limmatquai. Aku sudah berjanji dengannya untuk bertemu disana."

            "Aku yakin kau menyukai pria ini."

            Donna langsung tertawa dan mengerling ke arahku."Ah, kau tahu, Lana, dia laki-laki yang menarik. Aku menyukainya. Dan aku yakin, kedua orang tua kami memang sengaja mempertemukan kami. Dan aku tak menyesal."

            "Jadi, kalian di pertemukan oleh orang tua kalian?"

            Donna mengangguk."Yaaah, kau ingat kan aku bilang kalau aku akan kembali ke sini karena urusan dengan orang tuaku? Ternyata mereka hanya ingin aku menemani mereka makan malam dengan relasinya. Awalnya aku menolak, namun sekarang aku mensyukurinya."

            "Kalian dijodohkan?"

            "Astaga... ini abad 21, Lana. Kami tidak dijodohkan, hanya dipertemukan. Haha, tapi gagasan perjodohan dengannya juga menarik."

            Kami berdua tertawa dan tak lama Donna memarkirkan mobilnya di Odeon Café & Bar. Kami segera memasuki café dan beberapa lelaki memperhatikan Donna yang melenggang anggun mencari meja kosong. Kami akhirnya memutuskan untuk duduk di sayap kanan di dua dari belakang. Ia memegang Iphone-nya dan aku pikir, ia mengirim pesan untuk pria itu. pelayan segera mendekati kami dan menyerahkan buku menu. Donna memesan makanan vegetarian dan latte, sementara aku hanya mengikuti pesanannya. Kami menghabiskan waktu untuk mengobrol sebentar sembari menunggu dan tak lama, Donna melambai pada seseorang dibelakangku.

            "Lana, ia sudah datang, dia ada di belakangmu."

            Aku tersenyum dan segera menoleh ke belakang dan seperti ada ribuan pisau yang menohok dadaku. Itu Fablo. Apakah itu benar Fablo? Apa yang ia lakukan disini? senyumku langsung sirna seketika dan susah untukku menelan.

REMEMBER ME... ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang