TWENTY...

9.1K 563 10
                                    

LANA...

Aku tergamam membaca pesan dari Donna. Ya Tuhan, ia akan ada di Zurich lusa dan kami sedang berada di Paris? Bagaimana ini? Aku langsung menyelipkan rambutku di belakang telinga dan menggigit bibir bawahku. Begitu banyak pikiran yang melintas di otakku hingga aku tak sadar, Fablo sudah duduk kembali di sampingku. Ia membelikanku sebotol air mineral sementara ia membeli coke. Ia meneguknya disampingku sambil menekuk lututnya.

            "Hari ini begitu indah. Apa kau setuju denganku, Lana?"

        Aku tidak menjawabnya. Aku masih menunduk dan aku bahkan belum meminum minumanku.

            "Lana..are you okay?" tanyanya sambil menatapku.

            Aku langsung mengangkat daguku dan menatapnya."Aku...aku bisakah kita pulang besok ke Zurich?"

            Fablo mengernyit. Cuping hidungnya tampak memerah karena terlalu lama berada di bawah sinar matahari. Mungkin itu juga terjadi denganku.

            "Kenapa harus mendadak?"

            "Yaa, aku hanya ingin pulang. Aku sudah puas dengan Paris dan segala isinya. Apa kau bisa?"

            Ia langsung mengelus rambutku dan menyuruhku untuk menyandarkan kepala di bahunya. Aku hanya menurutinya meskipun otakku melintas begitu banyak pikiran tentang Donna.

            "Baiklah. Kita akan pulang besok. Penerbangan pertama. Aku jamin itu." Aku mengangguk di bahunya dan ia mencium rambutku."Sekarang kau harus minum. Bukankah kau haus?"

***

            FABLO...

            Kami baru saja landing di landasan bandara Zurich International Airport. Lana masih tidur disampingku dan aku membangunkannya dengan lembut. Ia segera terjaga dan kami segera turun dari pesawat. Setelah mengambil koper, kami keluar dari bandara dan tak lama supir kantorku menghampiri kami. Kami segera menuju penthouse dan begitu sampai, Lana segera menuju kamarnya. Aku yang masih mengeluarkan koper hanya terdiam melihatnya. Aku merasa aneh dengan sikap Lana dari kemarin saat kami bersantai di taman. Ia jadi agak pendiam setelah aku pergi dari beli minuman. Adakah sesuatu yang mengganggu pikirannya? Kenapa ia tak mau cerita denganku?

            Aku segera menuju kamarku meski sebelum aku masuk, aku masih memandang kamar Lana yang tertutup rapat. Aku segera mandi dan memikirkan sikap Lana. Ya Tuhan, semoga tidak terjadi apapun dengannya. Aku tidak ingin dia kenapa-napa.

***

LANA...

Aku sedang menyiram bunga ketika ponselku bergetar. Sekarang hari sudah sore. Tidak ada yang kulakukan lagi selain menyiram bunga. Fablo masih belum pulang dari kantornya. Aku meletakkan penyiram bunga di tanah dan meraih ponsel di hotpants ku.

Donna : hay, aku sudah sampai di Zurich. Namun aku sangat lelah, mungkin kita tidak akan bertemu hari ini. Mungkin besok ditaman. Setuju?

            Aku segera mengetik balasan bahwa aku setuju untuk bertemu dengannya besok. Ia tidak membalas lagi setelah itu dan aku menghela napas. Jika di Paris, aku sudah bersikap egois bisakah di Zurich aku bisa seperti itu dengan ada Donna disini? Aku merasa diriku begitu jahat jika aku harus bertindak seperti itu.

            Lalu apa yang harus aku lakukan? Kembali menjauh dari Fablo? Apa aku sanggup melakukannya? Apakah aku akan kembali menyakiti hatinya setelah momen romantis di Paris yang kami lewatkan bersama?

REMEMBER ME... ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang