Baca chapter ini siap - siap Baper dan Bimbang. Rey apa Farhan?? Rahasia akan diungkap dichapter ini.
Semoga terhibur😊.
___________________________________Roby terlihat mondar - mandir keluar masuk restoran. Keringatnya mulai bercucuran, sesekali ia melirik ke handphonenya.
Lama banget tuh anak. Mana si Dana udah ngambek lagi. Gelagap Roby dalam hati.
Terus mondar - mandir gelisah. Dan lagi - lagi Roby kembali keluar restoran, tapi kali ini keberuntung memihak kepadanya, Rey dan motor gedenya terlihat memasuki kawasan parkiran restoran. Memarkir rapi motornya lalu menaruh helmnya dipenitipan kemudian mendatangi Roby yang gelisahnya minta ampun. Sampe keringatan gitu.
"Maafin gue Rob, lagi - lagi lo kerepotan gara - gara gue" cetus Rey menepuk pundak sahabatnya. "Yuk masuk sebelum si nene lampir ngamuk!" Ajaknya. Dan kegelisahan Roby sekarang telah hilang, sekarang ia terlihat tersenyum bersama sahabatnya itu.
Suara tarikan kursi membuat fokus Dana yang semula ke handphone sekarang ke Rey yang baru saja tiba.
"Maaf telat!" Katanya dengan senyum khas lalu duduk dikursi tepat dihadapan Dana.Dana masih terlihat cemberut, sepertinya masih kecewa, karena bisa dibilang Rey ingkar janji kepadanya. Pertemuan yang dijadwalkan jam 19:00 dan berangkat bareng dengannya malah jam 20:00 dan Rey datangnya enggak samaan dengan Dana.
"Enggak usah ngambek gitu, nanti cantiknya ilang loh!" Gombalnya kemudian meneguk secangkir kopi yang telah dipesan bersamaan oleh Roby. Sedikit info, Rey adalah pecinta kopi. Ia lebih memilih minum kopi pahit ketimbang teh manis.
"Iya Dan, masa sih Putri marahnya berlebihan ama Pangeran" kali ini Roby ikut membela Rey. Yalah jelas Roby membela Rey secara ini adalah bagian dari rencana mereka.
"Yadeh!" Jawab Dana singkat. Kemudian ia sekarang tersenyum, seakan melupakan keterlambatan Rey.
"Gitu dong!" Tambah Rey datar tapi terkesan cool.
"Yaudah, gue deluan yah. Nanti princes gue ngambek, soalnya udah janji mau belajar bareng" Jelas Roby kemudian berdiri dari tempat duduknya. Mengambil kunci mobil diatas meja dan sedikit meneguk minuman yang sudah terlanjur ia pesan.
"Bye" menaikkan alisnya ke Rey dan kemudian berdadah ke Dana. Rey dan Dana meresponnya hanya dengan mengangguk kecil. Kemudian Roby berlalu meninggalkan mereka.
Sekarang dimeja itu tinggal mereka berdua.
"Lo enggak jadi di DO kan?" Tanya Dana sedikit was - was. "Maafin gue yah. Semua itukan gara - gara gue!" Tambahnya terlihat sedih.
"Enggak kok, santai aja" Terang Rey singkat sambil terus menerus meneguk kopinya.
"Ngomong - ngomong lo ajakin gue kesini ada apa?" Kembali Dana bertanya ia terlihat begitu penasaran Terpampang jelas dari raut wajah polosnya itu.
Rey kemudian menghentikan minumnya lalu membenarkan posisi duduknya, sekarang dia menatap langsung kearah mata kecil dana,
"Gue mau lo jadi pacar gue" jawab Rey enteng. Tanpa memikirkan terlebih dahulu sebab akibatnya."Hah??" Dan benar saja kali ini Dana terkaget kaget tidak menyangka. "Lo bilang apa barusan?" Tanyanya lagi belum percaya.
"Gue... mau.... lo... jadi... pacar.... gue. Jelas?" Dan kekagetan Dana berubah senyum kebahagiaan. Dana memejamkan matanya dan senyam senyum kayak orang keserupan.
"Jangan hanya senyam senyum. Gue butuh jawabannya" cetus Rey membuat rona wajah Dana memerah karena malu. "Gimana??" Lanjutnya.
"Ehhhh... gue mau kok" jawab Dana malu. Dan hari ini tepat tanggal 10 Oktober adalah hari jadi mereka berdua. Dana emang selama ini memendam rasa ke Rey. Namun kadang Rey membuat Dana kesal karena bertingkah kasar dengannya, membuat Dana khilaf dan melaporkan Rey keguru BP bahkan kadang langsung ke Kepala Sekolah karena Dana adalah anak kepala sekolah di SMA Chandra Utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELINCI SEKOLAH
Teen Fiction"Bagaimanapun itu adalah masa laluku yang hanya bisa kukenang dan tak bisa kurubah" Playboy adalah dia. Dia adalah playboy. Bermain dengan perasaan adalah sesuatu yang menyenangkan baginya. Namun seorang gadis benar - benar berhasil membuatnya men...