Ditengah sekolah, tepatnya dilapangan upacara SMA Chandra Utama ada tom and jerry sedang terkena hukuman bersama. Hukumannya sudah biasa buat Rey namun baru buat Jihan.
"ini gara-gara lo!" Jihan menyalahkan Rey, namun Rey bermasa bodo dia terlihat menikmati dihukum bersama Jihan.
"eh.. Cowok gila. Gue bicara ama lo!!" geram Jihan.
"iya gue dengar kok" jawab Rey santai, "lo selesaiin hukuman dulu baru marah-marah. Tangan ditelinga, kaki diangkat satu masih bisa marah. Heran gue ini gadis apa emak - emak"
"Apa? Coba lo ulangin sekali lagi! Mau dapat ini?" Jihan memperlihatkan kepalan tangannya dihadapan Rey.
Melirik sedikit lalu kembali menatap kedepan dengan tersenyum.
"mau, asal jangan salahkan gue kalau lo dapat ciuman" mencoba bercanda, Rey terlihat santai dengan menatap kearah Jihan dan memainkan alisnya "gimana?"
"iuhh" Jihan menepuk nepuk pipinya. "awas lo kalau berani macem - macem ama gue!" memperlihatkan kepalan tangannnya tepat didepan Rey.
Reypun tertawa.
***
"Rob, bolos yuk!!" Desy menarik manja tangan Roby yang terlihat cemberut.
"Gilalu yah!! Ketua kelas ngga masuk, Terus kita mau bolos? Mau jadi kriteria calon - calon koruptor?!" baantah Roby yang terdengar seperti sebuah pencerahan, bukan Roby banget.
"Wakil dan sekretaris kan manusia. Wajarlah sedikit - sedikit melanggar" kesal Desy penuh pembelaan.
Roby menjitak manja kepala Desy "Palalo sedikit - sedikit" jelasnya. "Ingat!! Kita itu pemuda penerus bangsa, asal lo tau yah, pencetus pendirian Negara adalah kaum pemuda, apa lo enggak mau jadi pemuda kayak pemuda - pemudi dulu?!". Jelas Roby menasehati Desy dengan sangat jelas dan rinci."iya deh ngerti kok om Roby" ledek Desy. "Mulai hari gue ngga akan bolos lagi" mengangkat dua jarinya berbentuk V sambil tersenyum lebar.
Roby pun ikut tersenyum dihadapan Desy, "gitu dong, baru sahabat gue" tandasnya mengacak - ngacak rambut Desy.
"apaan sih".
Tidak terasa pelajaran telah usai, semua kelas bergegas menyambut waktu istirahat.
"Rob, Des kekantin yuk" ajak Raka yang datang dari bangku belakang.
"gue mau nyari Rey dulu, lo bareng Desy aja" Robypun berdiri dari tempat duduknya lalu membenarkan pakaiannya, sebenarnya penampilan yang acak - acakan adalah ciri khasnya tapi karena dia berniat ke ruang BK makanya pakaiannya dibenerin takut kena masalah.
"ngga ah. Lo sendiri aja Rak, gue juga mau nyari Rey" seru Desy lalu menarik tangan Roby bergegas pergi "yuk Rob!!".
Roby yang belum selesai merapikan pakaiannya sudah ditarik aja sama Desy, "eh eh tunggu dulu dong Des" keluh Roby namun tak dihiraukan sama sekali oleh Desy.
"dasar kids jaman Now"
Roby dan Desy berjalan dengan santai melewati kelas demi kelas. Berbincang berdua sambil tertawa bersama, sekilas mereka terlihat seperti best couple.
Didepan mereka, terlihat kerumunan siswa yang berlari menuju arah gerbang sekolah.
"wah ada yang danger nih," ujar Roby.
Mereka berduapun ikut berlari kearah yang sama.
Hingga tibalah mereka digerbang sekokah yang dipenuhi kerumunan siswa.
"ehh ada apaan tuh disana", hardik Desy.
"yuk Rob gue udah kepo" Desy lalu menarik tangan Roby dan berlari kearah kerumunan.
"hobi banget lu yah tarik tarik gue" kesal Roby.
"ada apaan tuh"
"woi minggir lo semua, buka jalan!" Roby berteriak nyaring dan alhasil mereka membuka jalan buatnya.
Mereka melihat Jihan menangis dipelukan Farhan, sedangkan kondisi Farhan saat itu berdarah - darah disebagian tubuhnya termaksud mukanya.
"Woi! Lo apain Jihan hah?" bentak Roby.
Jihan masih terus menangis dipelukan Farhan.
"Woi bangsad!!" Roby menarik Farhan sehingga Jihan dan Farhan tidak saling memeluk lagi.
"Lo apain dia hah?" Roby kembali bertanya dengan raut wajah yang menyeramkan sambil jarinya menunjuk kearah Jihan.
Jihan sekarang ditangani Desy.
"Lo tanya sahabat lo kenapa Jihan menangis," jawab Farhan santai kepada Roby.
Mimik wajah Roby seketika berubah cemas bercampur bingung, cemas karena takut dia juga terlibat perkelahian dan bingung karena ngga percaya Rey bisa membuat Jihan menangis tersedu - sedu.
***
Bel pulang pun berbunyi, Roby dan Desy terlihat keluar dengan ekspresi penuh keheranan.
"Si Rey kemana yah," pikir Desy seperti menanyakan kepada dirinya sendiri.
"gue heran kenapa dia bisa nyuruh gerombolan si Riko untuk mukulin Farhan," Roby pun terus dibayangi pertanyaan itu.
Dijalan mereka terus berbincang mengenai kelakuan Rey hari ini, sangat aneh dan sangat membingungkan mereka.
"gue ngga mengenal Rey yang bisa balas dendam sampai segitunya,"
"sama, gue juga".
Roby dan Desy telah sampai dikelas Jihan, mereka memang sudah berjanji mau pulang bareng Jihan hari ini. Mereka takut sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi lagi kepada Jihan.
"yuk han," ajak Desy.
"Rey," belum sempat mereka meninggalkan kelas, Rey muncul dihadapan ketiga temannya itu. Mereka saling melempar tatapan sinis sebelum Rey meninggalkan temannya tanpa berkata, begitupun Roby, Desy dan Jihan.
***
Maaf hampir 3 bulan fakum dan tanpa kabar. Jujur kemarin - kemarin saya kehabisan ide dan semangat. Dan alhamdulillah sekarang sudah dapat pencerahan.
Makasih yang masih support 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
KELINCI SEKOLAH
Teen Fiction"Bagaimanapun itu adalah masa laluku yang hanya bisa kukenang dan tak bisa kurubah" Playboy adalah dia. Dia adalah playboy. Bermain dengan perasaan adalah sesuatu yang menyenangkan baginya. Namun seorang gadis benar - benar berhasil membuatnya men...