Tolong tekan tombol bintang yah, beri suara untuk tulisan saya ini. Biar saya punya semangat terus untuk menulis 😊.
Selamat menikmati.Pagi hari yang cerah dengan kilauan sinar matahari yang indah dan biru langit membuat hari ini semakin berwarna.
Tepat pukul 08:00.
Semua siswa telah berada dikelasnya masing - masing. Namun berbeda dengan kelas 11 ipa 6 yang terlihat sedang berada dilapangan sekolah ditengah - tengah kelas lainnya. Hari ini dijam pertama adalah jam pelajaran olahraga untuk kelas 11 ipa 6.Satu.. dua.. satu.. dua.. satu.. dua.
"Buset panas banget ihh" keluh Sarah siswi tergemuk dikelas Jihan. Ia emang enggak tahan dengan sinar matahari, maklum takut bedak setebal buku cetaknya luntur. Namun herannya dia malah dipilih sebagai ketua kelas 11 ipa 6. Emang dunia tak adil.
Semua siswa terlihat menikmati olahraga senam lantai yang diberikan pak maman. Namun tiba - tiba pak maman memberi kode yang mengisyaratkan untuk berhenti. Seketika semua siswa berhenti.
Kemudian pak Maman memungut buku absenya dilantai lalu kembali menghadap kedepan semua siswa,
"Sekarang kalian boleh istirahat dulu, tapi istirahatnya cuman 10 menit yah. Kemudian kembali kelapangan!!" Terang Pak Maman."iya pak" jawab siswa dengan serentak.
Kemudian pak Maman berjalan meninggalkan dan barisan begitu pula dengan siswanya.
"Han kekantin yuk. Alisya dan Desy juga lagi dikantin nih" ajak Sasa kemudian menarik tangan Jihan untuk segera kekantin.
Jihan menarik balik tangan Sasa sehingga langkah mereka terhenti,
"Tunggu, gue ajak Fany dulu" seru Jihan, Sasa hanya mengangguk kecil lalu Jihan segera berlari menghampiri Fany. Kemudian mereka bertiga pun memutuskan untuk kekantin bersama.
Diperjalanan Sasa memperhatikan ada yang aneh dengan Jihan, dari tadi saat olahraga dan sekarang dia kebanyakan bengong.
"Fan, si Jihan kok bengong mulu yah dari tadi?" Bisik halus Sasa ketelinga Fany. Dan Fany hanya menggeleng pelan dengan muka cemberut mengisyaratkan dia juga tidak tahu.
"Han, hari ini lo lagi dapetyah?" Tanya Sasa yang udah enggak tahan lagi untuk mengkepoi si Jihan. Namun tidak ada respon sama sekali dari Jihan, lalu Sasa kembali balik kearah Fany dan Fany hanya mengangkat pundaknya seolah berkata enggak tau. Antara kesel dan kepo atau keduanya kemudian Sasa memukul pundak Jihan. Sontak saja Jihan terkejut. "E-e-eh. Ke-napa Sa?" Jawab Jihan terbata.
"Dari tadi kita perhatiin lo bengong... mulu... Bengong mulu.. Lo lagi ada masalah yah? Atau jangan - jangan!! lo belum kerjain tugas lagi??" Terang Sasa menunjuk kearah wajah Jihan dengan ekspresi penuh rasa penasaran. "Tenang aja gue juga belum kerja kok" katanya dengan santai, polos tak berdosa. Namun lagi - lagi Jihan kembali masuk kedalam lamunannya dan Sasa terlihat kesal dengan Jihan yang hanya meresponnya sebentar kemudian kembali melamun.
Namun kali ini nasib sial menimpa Jihan. Dia yang terus menerus bengong tanpa sadar menabrak punggung cowok yang sedang asik ngobrol disamping tangga sekolah dan membuat dia sadar dari lamunannya. Lalu pria itu berbalik menoleh kearah ketiga gadis ABG itu, Ekspresinya sangat datar.
"Maaf kak!!" ucap Jihan dengan ekspresi ketakutan, pucat kayak mayat hidup.
Pria yang memakai seragam rapi itu hanya mengangguk namun tidak mengurangi ekspresi datarnya. Kemudian Sasa, Jihan dan Fany berjalan pelan menunduk.
"Lo sih han!!" Kesal Sasa kepada Jihan setelah mereka jauh dari pria tadi.
"Maap deh, gue enggak ngeliat kak Rangga tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
KELINCI SEKOLAH
Teen Fiction"Bagaimanapun itu adalah masa laluku yang hanya bisa kukenang dan tak bisa kurubah" Playboy adalah dia. Dia adalah playboy. Bermain dengan perasaan adalah sesuatu yang menyenangkan baginya. Namun seorang gadis benar - benar berhasil membuatnya men...