Part 3
Semangat Aira!Hari ini Aira sedang disuruh ibu penjaga perpus untuk mengawasi perpus sementara. Ibu Kima penjaga perpus itu sedang izin balik kerumahnya karena lupa sesuatu.
Aira duduk dikursi Bu Kima untuk menjaga dan mengawasi siswa lain yang datang. Entah itu yang meminjan buku, membaca atau sekedar datang mencari ketenangan semata. Lagian ia juga bisa menenangkan diri kan? Setidaknya dari jangkauan bisingnya para penghuni kelasnya. Membuatnya tambah pusing saja.
"Aira! Disini lo rupanya, dicariin juga," serogoh Intan dari ambang pintu perpus. Disampingnya Amira sedang menyatukan kedua telapak tangannya. Minta maaf dengan karena suara cempreng sahabatnya. Pasalnya semua mata penghuni perpus tertuju pada mereka.
Aira mendengus lalu memberi isyarat untuk mengurangi suaranya.
Intan tertawa kikuk lalu segera menarik Amira mendekati Aira. Amira hanya bisa mengikut sambil merutuki temannya yang satu itu. Sungguh ia menyesal kenapa dulu ia bisa berteman dekat dengan mahluk satu itu.
"Kenapa?" Tanya Aira pelan sambil menatap buku daftar pengunjung.
"Kantin yuk Ra." Ajak Amira pelan, sambil melihat sekeliling. Mata Amira langsung melotot saat melihat sosok Arya yang sedang tertidur dimeja paling belakang. Amira hampir saja tidak lagi bisa mempercayai ini. Tuh bocah aneh satu bukannya belajar tadi malah nyangkut tidur di perpus. Kampret emang!
"Gak ahh lagi nunggu Bu Kima, kalian duluan aja."
"Dasar kampret!" Sembur Amira sepontan. Aira kaget dan langsung menatap Amira. Ia tidak menyangka Amira akan marah karena Ia menolak ajakannya. Tapi kenapa marah? Biasanya juga jika ia menolak Amira santai saja. Tapi ini?
"Lo marah sama Aira Mir?" Tanya Intan kaget. Aira mengangguk pelan.
"Maaf Mir,"
Amira menoleh dan sedikit terkejut. Detik kemudian ia tersenyum malu dan menggaruk tengkuknya, "Ehh maaf, maksudku bukan kamu Aira, tapi yang sono noh," ucapnya yang diakhiri dengan menunjuk ke arah Arya. "kampret satu itu ternyata ada disini."
"Ohhh kalian pacaran yah?" Tanya Aira sepontan.
"ciiee yang nyariin tablematenya, kesel bu ditinggal tidur keperpus?" ejek Intan sambil menahan tawa.
Amira langsung melotot dan menggeleng keras, "Kagaklah... yakali," hello! Pacaran? Sama Arya? Mending Amira pacaran sama monyet aja kali lebih baik
Intan terkekeh, "Bukan pacar, tapi pasangan tom and jerry, nanti juga kena karma." ledeknya sambil menahan tawa.
"Au ahh yuk ahh ke kantin, jangan ganggu Aira," Amira menyeret lengan Intan. Lama-lama mulut Intan bisa membuatnya makin malu.
Intan mengangguk lalu segera keluar bersama dengan Amira. Aira tersenyum kecil lalu melanjutkan kegiatannya. Ia bersyukur punya teman baru yang menyenangkan dan selalu membuatnya tersenyum.
****
Aira menghela nafas lelah setelah keluar dari perpus. Pasalnya Bu Kima telah kembali dan akhirnya ia lepas juga. Ia juga bosen dengan keheningan perpus yang seakan mencekam. Hanya suara gfesekan lembaran buku yang terdengar oleh indranya. Sungguh membosankan.
Aira melanjutkan langkahnya menuju kelas, setelah singgah sebentar ditoilet. Tiba-tiba saja tadi panggilan alam menghampirinya. Namun, matanya menangkap sosok yang tak asing.
"Rayhan?" Sapanya saat melihat sosok Rayhan menuju kearahnya.
Rayhan tidak menggubrisnya dan tetap berjalan menuju toilet. Pria itu melewati Aira begitu saja seolah gadis itu tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGHSCHOOL
Teen Fictionkehidupan remaja sma yang penuh suka dan duka. mulai dari cinta, konflik, persahabatan, bullying, persaingan dan sebagainya. Aira, gadis manis inilah yang akan melalui kisahnya disekolah barunya. mampukah ia mengatasi semua masalah sekolah, persahab...